Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) Kereta Api Cepat Relasi Jakarta-Bandung berada di Stasiun Tegalluar, Bandung, Jawa Barat, Jumat (15/9/2023). (Sumber foto: Hypeabis.id/Fanny Kusumawardhani)

Ternyata 6 Faktor Ini yang Bikin Kereta Cepat Whoosh Bisa Melesat Hingga 350 Km/ Jam

02 October 2023   |   19:00 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Tonggak bersejarah perkeretaapian Indonesia dimulai pada hari ini, Senin, 2 Oktober 2023. Setelah melalui proses yang panjang, Merah Putih memiliki kereta yang mampu melesat hingga kilometer / jam. Moda transportasi ini menjadi yang pertama di dalam negeri, bahkan Asia Tenggara.

Emir Monti, Corporate Communication Manager PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), mengatakan bahwa kereta hasil kerja sama antara Indonesia dan China itu bisa melesat di atas 300 kilometer / jam lantaran beberapa faktor pembentuknya, baik dari sisi prasarana maupun sarana.

Baca juga: Cek Syarat Ikut Uji Coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Pendaftaran Sudah Dibuka & Gratis


1. Tipe Rel Berbeda

Dari sisi prasarana, rel yang terpasang sebagai tempat kereta melaju memiliki ukuran yang berbeda dengan kereta konvensional yang ada di Indoensia. Rel Kereta Cepat Whoosh menggunakan tipe R60 yang memiliki berat 60 kilogram (kg) per meter dan ukuran 1.435 milimeter (mm).

Berat dan ukuran rel itu membuat kereta cepat yang beroprasi di atasnya mampu melesat dengan kecepatan hingga 350 km/ jam. Rel ini berbeda dengan yang digunakan oleh kereta konvensional, yakni hanya memiliki ukuran 1.067 mm.


2. Jalur Kereta Mulus

Selain itu, jalur kereta cepat ini juga memiliki bantalan tanpa balas atau batu kerikil, sehingga sangat stabil ketika dipacu dengan sangat cepat. Koin yang letakkan di atas meja tidak jatuh ketika berada di dalam kereta ini.

Pendukung lainnya yang membuat kereta ini mampu berjalan hingga 350 km/jam adalah desain belokan rel yang lebih lebar jika dibandingkan dengan rel kereta biasa. Radius belokan jalur kereta yang lebih lebar memungkinkan masinis dapat tetap dipacu oleh masinis dengan kecepatan tinggi.


3. Tak Ada Pelintasan Sebidang

Kondisi lainnya adalah tidak ada pelintasan sebidang. Semua jalur kereta cepat tidak memiliki pelintasan sebidang seperti kereta konvensional yang ada pada saat ini. Dengan begitu, masinis dapat fokus terhadap kecepatan kereta.

Pada saat ini, pelintasan sebidang membuat masinis yang mengoperasikan kereta biasa harus peduli dengannya. “Bayangkan semua streril [Jalur kerta cepat], dia fokus dengan kecepatan,” katanya.


4. Dukungan Listrik Besar

Kereta cepat yang beroperasi dari Jakarta sampai Bandung itu juga mendapatkan dukungan listrik aliran atas (LAA) sebesar 27,5 kV untuk prasarana dan sarana. Dengan begitu, power besar yang masuk ke dalam dinamo kereta juga membuatnya mampu melesat dengan cepat.


5. Sistem Persinyalan Canggih

Sistem persinyalan canggih yang terpasang juga membuat kereta ini mampu melesat dengan sangat cepat lantaran tidak lagi manual. “Sudah terkendali semua dari pusat kontrol,” ujarnya.


6. Tipe Kereta Termutakhir

Setelah prasarana yang terpasang mumpuni, sarana kereta cepat yang digunakan di lintas Jakarta – Bandung ini juga merupakan varian paling tinggi dari produksi CRRC Qingdao Sifang Co., Ltd, yakni tipe KCIC400AF.  

Kereta ini secara desain bisa mencapai kecepatan 420 kilometer per jam. Namun, moda transportasi berbasis rel itu memiliki kecepatan teknis 385 kilometer per jam.  “Adapun, kecepatan maksimum saat operasional, adalah 350 km/ jam,” ujarnya.


Modernisasi Transportasi Masal Tanah Air

Sementara itu, Presiden Joko Widodo dalam pidato peresmian Kereta Cepat Whoosh mengatakan bahwa moda transportasi berbasis rel itu menandai modernisasi transportasi masal Indonesia yang efisien. “Ramah lingkungan, dan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya, maupun terintegrasi dengan TOD [transit oriented development],” ujarnya.

Menurutnya, proyek kereta cepat merupakan salah satu dari sejumlah proyek baru yang ada di dalam negeri, seperti MRT dan LRT. Kebaruan itu menyangkut teknologi, kecepatan, konstruksi, dan juga model pembiayaannya. “Semuanya serba baru. Dan kita tidak boleh takut belajar dan mencoba hal-hal yang baru,” paparnya dalam laman Sekretariat Kabinet.

Baca juga: Yuk Intip Teknologi Simulator Kereta Cepat Jakarta Bandung

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Printing Itu Bukan Batik, Tetapi Hanya Baju Bermotif

BERIKUTNYA

10 Destinasi Wisata Asia Ramah Kantong untuk Liburan Akhir Tahun, Dalat sampai Hat Yai

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: