Review Spy Ops, Kisah-Kisah Spionase dalam Film Dokumenter
02 October 2023 |
18:02 WIB
Cerita para agen rahasia dalam membongkar sindikat kartel narkoba yang didasarkan dari kisah nyata tentu sudah banyak dibuat dalam film. Para protagonis dari film tersebut biasanya adalah polisi, detektif, atau sosok yang membalas dendam karena keluarganya terbunuh.
Kisah balas dendam berbungkus cerita heroik tersebut tentu kerap menjadi premis film-film laga yang dibintangi aktor terkenal. Namun, jarang para sineas atau rumah produksi film yang justru memvisualisasikannya dalam bentuk dokumenter, khususnya docuseries.
Baca juga: 5 Fakta Film Dokumenter Catharina Leimena: Show Must Go On
Kini, narasi tersebut diolah oleh BIG Media dalam menggambarkan sederet keberhasilan operasi spionase di dunia bawah tanah. Melibatkan CIA hingga Mossad, serial ini mencoba mengupas lebih dalam mengenai berbagai operasi agen rahasia dalam 5 dekade terakhir.
Adapun dokumenter ini berkisah tentang delapan operasi intelijen yang jarang diketahui publik. Yakni Operation Jawbreaker, Operation Just Cause, Operation Pimlico, The Plot to Kill the Pope, Operation Wrath of God Part I-II, Taliban Spies, dan Project Azorian.
Adapun beberapa operasi tersebut berkisah tentang penggulingan diktator Panama Manuel Noriega hingga operasi pencarian pelaku pembunuh peserta Olimpiade Munich 1972. Ada juga misi agen rahasia yang pergi ke Afganistan untuk memburu Al Qaeda, dalang di balik peristiwa 9/11.
Secara umum, docuseries ini membahas mengenai berbagai strategi taktis dari para intelijen saat turun ke lapangan. Kelindan cerita dinarasikan langsung oleh pelaku, keluarga, atau orang yang memiliki keterlibatan dalam operasi yang dijalankan hingga sudut pandang orang ketiga.
Dalam episode pertama misalnya, film dibuka dengan narasi dari Gary Schroen, mantan pemimpin Operasi Jawbreaker yang bercerita tentang peristiwa Selasa Kelabu yang terjadi di AS hingga dia yang hendak pensiun didapuk untuk memimpin kembali operasi intelijen ke Afghanistan.
Bersama 10 anggota rahasia lain, operasi tersebut dijalankan selang beberapa hari setelah 9/11. Bermodal uang tunai US$3 juta, dan senjata lengkap dari pemerintah AS mereka berangkat menuju Dushanbe, Tajikistan, tepatnya di lembah Panjshir untuk memetakan kelimun Al Qaeda.
Di tempat itulah mereka bekerja sama dengan Aliansi Utara untuk mengusir Taliban keluar dari Kabul dan wilayah lain yang mereka kuasai. Beberapa tokoh penting Afghanistan yang juga terlibat adalah duta besar Masood Khalili, dan Ahmad Shah Massoud atau Singa dari Panjshir.
Operation Jawbreaker dinarasikan secara kronologis dengan berbagi kilasan peristiwa yang terjadi di global dan personal. Sorotan kamera yang mengarah pada pidato George W Bush, Masood Khalili saat berbicara di forum internasional Prancis, hingga sudut pandang istri para agen rahasia.
Khusus episode pertama, kekurangan dari film ini adalah tidak menjelaskan secara rinci mengenai apa yang sebenarnya terjadi di Afghanistan. Terutama mengenai ihwal kepergian gerombolan Al Qaeda yang tiba-tiba keluar dari Kabul setelah dua bulan misi dijalankan hingga berganti pemimpin, yakni Gary Berntsen.
Selain itu, dalam film juga ada nuansa seolah AS dinarasikan sebagai sosok juru selamat atas kepergian Taliban. Namun, apakah benar kenyataannya seperti itu? Pasalnya kita tidak tahu mengenai apa yang terjadi di Afghanistan selama dua dekade terakhir hingga akhirnya AS menarik pasukannya pada 2021.
Kendati begitu, menyimak rentetan docuseries ini setidaknya memberi pengetahuan lebih terhadap berbagai persoalan dalam lanskap global. Alih-alih membaca buku sejarah berbalut konspirasi, tentu mata penonton dapat dimanjakan dengan teknik sinematografi yang ciamik meski membutuhkan konsentrasi khusus karena banyaknya narator di dalamnya.
Data Film
Editor: Fajar Sidik
Kisah balas dendam berbungkus cerita heroik tersebut tentu kerap menjadi premis film-film laga yang dibintangi aktor terkenal. Namun, jarang para sineas atau rumah produksi film yang justru memvisualisasikannya dalam bentuk dokumenter, khususnya docuseries.
Baca juga: 5 Fakta Film Dokumenter Catharina Leimena: Show Must Go On
Kini, narasi tersebut diolah oleh BIG Media dalam menggambarkan sederet keberhasilan operasi spionase di dunia bawah tanah. Melibatkan CIA hingga Mossad, serial ini mencoba mengupas lebih dalam mengenai berbagai operasi agen rahasia dalam 5 dekade terakhir.
Adapun dokumenter ini berkisah tentang delapan operasi intelijen yang jarang diketahui publik. Yakni Operation Jawbreaker, Operation Just Cause, Operation Pimlico, The Plot to Kill the Pope, Operation Wrath of God Part I-II, Taliban Spies, dan Project Azorian.
Adapun beberapa operasi tersebut berkisah tentang penggulingan diktator Panama Manuel Noriega hingga operasi pencarian pelaku pembunuh peserta Olimpiade Munich 1972. Ada juga misi agen rahasia yang pergi ke Afganistan untuk memburu Al Qaeda, dalang di balik peristiwa 9/11.
Secara umum, docuseries ini membahas mengenai berbagai strategi taktis dari para intelijen saat turun ke lapangan. Kelindan cerita dinarasikan langsung oleh pelaku, keluarga, atau orang yang memiliki keterlibatan dalam operasi yang dijalankan hingga sudut pandang orang ketiga.
On this day in 2001, just 15 days after September 11, a team of CIA operatives and a flight crew landed in Panjshir Valley, Afghanistan ().
— Aerospace Intelligence (@space_osint) September 26, 2023
The Mi-17 helicopter they used was the first one that flew into Afghanistan as part of the response to the 9/11 terrorist attacks. pic.twitter.com/IU3yrhWSsJ
Dalam episode pertama misalnya, film dibuka dengan narasi dari Gary Schroen, mantan pemimpin Operasi Jawbreaker yang bercerita tentang peristiwa Selasa Kelabu yang terjadi di AS hingga dia yang hendak pensiun didapuk untuk memimpin kembali operasi intelijen ke Afghanistan.
Bersama 10 anggota rahasia lain, operasi tersebut dijalankan selang beberapa hari setelah 9/11. Bermodal uang tunai US$3 juta, dan senjata lengkap dari pemerintah AS mereka berangkat menuju Dushanbe, Tajikistan, tepatnya di lembah Panjshir untuk memetakan kelimun Al Qaeda.
Di tempat itulah mereka bekerja sama dengan Aliansi Utara untuk mengusir Taliban keluar dari Kabul dan wilayah lain yang mereka kuasai. Beberapa tokoh penting Afghanistan yang juga terlibat adalah duta besar Masood Khalili, dan Ahmad Shah Massoud atau Singa dari Panjshir.
Operation Jawbreaker dinarasikan secara kronologis dengan berbagi kilasan peristiwa yang terjadi di global dan personal. Sorotan kamera yang mengarah pada pidato George W Bush, Masood Khalili saat berbicara di forum internasional Prancis, hingga sudut pandang istri para agen rahasia.
Khusus episode pertama, kekurangan dari film ini adalah tidak menjelaskan secara rinci mengenai apa yang sebenarnya terjadi di Afghanistan. Terutama mengenai ihwal kepergian gerombolan Al Qaeda yang tiba-tiba keluar dari Kabul setelah dua bulan misi dijalankan hingga berganti pemimpin, yakni Gary Berntsen.
Selain itu, dalam film juga ada nuansa seolah AS dinarasikan sebagai sosok juru selamat atas kepergian Taliban. Namun, apakah benar kenyataannya seperti itu? Pasalnya kita tidak tahu mengenai apa yang terjadi di Afghanistan selama dua dekade terakhir hingga akhirnya AS menarik pasukannya pada 2021.
Kendati begitu, menyimak rentetan docuseries ini setidaknya memberi pengetahuan lebih terhadap berbagai persoalan dalam lanskap global. Alih-alih membaca buku sejarah berbalut konspirasi, tentu mata penonton dapat dimanjakan dengan teknik sinematografi yang ciamik meski membutuhkan konsentrasi khusus karena banyaknya narator di dalamnya.
Data Film
- Judul: Spy Ops
- Sutradara: Unknown
- Genre: Dokumenter
- Pemeran: Gary Schroen, JR Seeger, John Mulholland, David L.Phillips, Masood Khalili, Phil Reilly, Ashmat Froz, Yusuf Jan Nesar, Sue Philipps.
- Rumah Produksi: BIG Media
- Tanggal Rilis: 8 September 2023
- Stasiun Tayang: Netflix
- Durasi: 45 menit
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.