Ilustrasi kain batik. (Sumber gambar: Adrian Hartanto/Unsplash)

Mengenali 4 Perbedaan Batik Klasik & Pesisir, Lain Motif hingga Warna

02 October 2023   |   15:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Batik adalah kain tradisional yang sarat akan histori dan budaya Indonesia. Banyaknya perajin batik yang tersebar di berbagai daerah di Nusantara, membuat batik hadir dengan beragam motif dan warna. Namun, sejatinya batik dapat dikategorikan menjadi dua jenis yakni batik klasik dan pesisir.
 
Batik klasik atau yang dikenal juga dengan sebutan batik pedalaman adalah batik yang dibuat oleh para perajin dari pedalaman pulau Jawa seperti Yogyakarta dan Solo. Pada awalnya, batik klasik hanya dikenakan oleh kaum bangsawan yang ada di lingkungan keraton, sehingga batik satu ini juga sering disebut sebagai batik keraton. 

Kala itu, batik klasik digunakan sebagai simbol keagungan kerajaan sekaligus status sosial dan religi. Kondisi itulah yang membuat akhirnya para perajin memproduksi kain batik khusus untuk kalangan keluarga raja dan bangsawan. Namun, tak sembarang orang bisa membuat batik klasik, mengingat prosesnya yang terbilang rumit.

Baca juga: 5 Kota Batik Paling Populer & Besar di Indonesia
 
Sementara batik pesisir sederhananya adalah batik yang berasal dari luar Yogyakarta dan Solo atau daerah-daerah pesisir seperti Cirebon, Indramayu, Pekalongan, Pemalang, Rembang, dan sebagainya. 
 
Berbeda dari batik klasik, perajin batik pesisir tergolong lebih fleksibel dalam menjangkau pasar konsumen. Lantaran tidak memiliki patokan motif seperti batik klasik, justru membuat para perajin batik pesisir makin kreatif dalam menciptakan ragam corak.
 
Hal ini juga yang membuat gaya pesisiran tidak terbatas bagi satu kalangan tertentu. Seluruh lapisan masyarakat bebas menggunakannya, terutama sebagai pakaian resmi upacara adat. Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah sejumlah perbedaan batik klasik dan pesisiran seperti yang telah dirangkum oleh Hypeabis.id.
 

1. Motif

Dilansir dari laman Surakrafta, batik klasik umumnya mempunyai pola atau motif yang sangat rumit dan terperinci. Motif-motif pada batik klasik seringkali terinspirasi dari alam, sejarah, mitos, dan kepercayaan masyarakat Indonesia. 
 
Beberapa contoh motif yang sering ditemukan pada batik klasik adalah motif parang, kawung, truntum, dan sekar jagad. Motif-motif tersebut dihasilkan melalui proses melukis dengan lilin pada kain yang sudah diwarnai terlebih dahulu.
 
Meski sama-sama menjadi dua daerah penghasil batik klasik, ada beberapa perbedaan antara batik klasik Yogyakarta dan Solo. Dari segi warna, batik Solo cenderung gelap sedangkan batik Yogyakarta biasanya berwarna putih kecoklatan. Sedangkan dari segi corak, batik Yogyakarta cenderung memiliki garis yang tebal, sedangkan batik Solo menampilkan garis yang lebih tipis.
 
Lain halnya dengan batik pesisir yang bermotif lebih dinamis dan luwes tanpa ada pakem-pakem khusus. Hal ini membuat batik pesisir biasanya mengusung corak yang terinspirasi dari alam termasuk gambar flora dan fauna. Selain itu, motifnya juga tak jarang dipengaruhi oleh budaya dari negara lain seperti China, Arab, Islam, dan India yang menyebar ke daerah-daerah pinggir Jawa.
 

Ilustrasi kain batik. (Sumber gambar: Adrian Hartanto/Unsplash)

Ilustrasi kain batik. (Sumber gambar: Wafieq Akmal/Unsplash)

2. Warna

Batik klasik umumnya memakai warna-warna yang lebih terbatas dibandingkan dengan batik pesisir. Warna-warna yang digunakan pada batik klasik biasanya terdiri dari warna alami dan berasal dari tumbuhan, seperti cokelat, hitam, dan merah. Disamping itu, batik klasik juga memakai teknik pewarnaan yang sangat khas yaitu pewarnaan dengan memakai bahan alam semisal daun indigo atau kacang nila.
 
Sementara motif batik pesisir biasanya mempunyai warna yang lebih cerah dan terang. Hal ini terkait dengan pengaruh dari kebudayaan Tionghoa dan Eropa yang memperkenalkan teknik pewarnaan yang lebih beragam dan berani. Warna yang cerah dan terang juga mencerminkan keceriaan dan kehangatan, yang selalu melekat pada kehidupan di daerah pesisir.
 
Warna-warna yang sering muncul pada batik pesisir di antaranya merah, hijau, biru, oranye, ungu, hingga merah muda. Seringkali kebanyakan kain batik ini hadir dalam kombinasi warna yang cukup kaya. Boleh jadi, dalam satu lembar kain batik pesisir, kalian akan menemukan 3 atau 4 warna berbeda yang memeriahkan seluruh ornamen hiasnya.
 

3. Bahan

Batik klasik umumnya dibuat dengan bahan katun yang berkualitas tinggi dan dicelup memakai pewarna alami. Pewarna alami yang digunakan berasal dari tanaman seperti indigo, secang, dan soga. Sementara batik pesisir umumnya terbuat dari bahan-bahan yang lebih ringan seperti katun, rayon, atau sutra dengan pewarna sintetis yang lebih cerah. 
 

4. Penggunaan

Batik klasik seringkali dipakai dalam acara-acara resmi atau formal seperti upacara kenegaraan, pernikahan, dan acara keagamaan. Hal ini dikarenakan batik klasik mempunyai kesan yang anggun, elegan, dan klasik sehingga cocok dipakai dalam acara yang bersifat resmi atau formal.
 
Batik klasik juga seringkali dipakai sebagai bahan dasar pembuatan busana seperti kebaya, baju kurung, dan kemeja. Seiring waktu, batik klasik juga diolah menjadi berbagai bentuk busana yang lebih modern dan sesuai dengan perkembangan zaman. Namun, tetap mempertahankan ciri khas dan karakteristik dari batik klasik itu sendiri.
 
Di samping sebagai busana, batik klasik seringkali digunakan sebagai bahan hiasan atau dekorasi pada berbagai macam barang seperti taplak meja, bantal, hingga tas. Batik klasik menjadi pilihan yang tepat untuk memberikan sentuhan tradisional dan artistik pada ruangan atau barang yang dipakai sehari-hari. Dengan memasukkan unsur batik klasik, maka akan tercipta suasana yang khas, indah, dan berkesan dalam kehidupan sehari-hari.
 
Sementara itu, desain-desain busana pada batik pesisir terbilang lebih fleksibel untuk dikenakan pada berbagai kebutuhan outfit. Mulai dari pakaian sehari-hari, semi formal, hingga pakaian resmi cocok menggunakan batik jenis ini.
 
Berkat paduan corak dan warnanya yang dinamis, batik pesisir juga akan menciptakan kesan yang ceria. Meski tak menggunakan aksesoris, penampilan kalian menggunakan batik pesisir akan tetap maksimal selama dipadukan dengan busana lain yang harmonis. 

Baca juga: Melihat Potensi Batik di Pasar Ekspor Mancanegara

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

3 Aspek yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membangun Rumah Ramah Bencana

BERIKUTNYA

Arti Penting Program Renaissance of Indonesia Cinema di BIFF 2023 bagi Sineas Tanah Air

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: