5 Kota Batik Paling Populer & Besar di Indonesia
02 October 2023 |
12:11 WIB
1
Like
Like
Like
Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah mendunia. Pasalnya, batik sudah ditetapkan sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) atau Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009. Oleh karena itu, setiap 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional, dimana kita merayakan dan bangga akan kekayaan budaya batik Nusantara.
Melansir dari laman Kemdikbud, UNESCO menilai batik Indonesia memiliki banyak simbol yang bertautan erat dengan status sosial, kebudayaan lokal, alam dan sejarah itu sendiri. Batik bahkan memainkan peran sentral dalam ritual tertentu. Batik dicelup oleh para pengrajinnya sehingga menciptakan desain menarik dengan menggunakan titik-titik dan garis lilin panas.
Baca juga: Melihat Potensi Batik di Pasar Ekspor Mancanegara
Di samping itu, keanekaragaman pola batik mencerminkan berbagai pengaruh budaya, mulai dari kaligrafi Arab, karangan bunga Eropa dan phoenix Cina, hingga bunga sakura Jepang dan merak India atau Persia. UNESCO juga menyebutkan, kerajinan batik berkaitan dengan identitas budaya rakyat Indonesia, serta melalui arti simbolik dari warna dan desain, mengungkapkan kreativitas dan spiritualitas bangsa Indonesia.
Di Indonesia, beberapa kota dikenal sebagai Kota Batik lantaran merupakan sentra batik serta mempunyai batik yang khas dan populer. Selain menawarkan beragam koleksi batik, masyarakat juga bisa belajar proses membatik menggunakan canting saat berkunjung ke Kota Batik. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah 5 kota batik yang populer di Indonesia.
Keunggulan batik Pekalongan terletak pada penggunaan warna yang bisa menggunakan delapan warna pada sehelai kain batik. Warna-warna yang digunakan antara lain gradasi merah muda, merah tua, kuning terang, jingga, cokelat, biru muda, hijau muda, hijau tua, dan ungu.
Motif batik Pekalongan umumnya mengambil inspirasi dari flora dan fauna. Tapi sebagai wilayah pesisir, Pekalongan juga menjalin kontak dengan banyak pedagang dari beragam bangsa yang mewarnai motif dan tata batik Pekalongan. Motif jlamprang yang menjadi ciri khas batik Pekalongan misalnya, mendapat pengaruh dari India dan Arab, sedangkan batik encim dan klengenan dipengaruhi oleh peranakan Cina.
Hingga kini, Pekalongan adalah penghasil batik terbesar di Indonesia. Hal ini didukung salah satunya dengan keberadaan Pasar Grosir Setono yang didirikan sejak 1941, sebagai pusat penjualan batik terbesar dan terlengkap. Dari Pekalongan, batik dipasarkan ke sejumlah daerah lain dan diekspor ke Malaysia, Thailand, dan beberapa negara di Timur Tengah.
Melansir dari laman Pemerintah Kota Surakarta, perjalanan industri kriya di Laweyan sudah dimulai sejak abad ke-19, dan hingga saat ini telah memproduksi sekitar 250 motif batik khas dan telah dipatenkan dengan corak dan motif terang yang lebih modern. Umumnya motif batik yang hampir selalu tersedia di kampung ini yaitu motif parang, kawung, sidomukti, dan sawat.
Selain itu, ada pula Batik Banar Hadi yang saat ini tengah memegang rekor MURI sebagai museum dengan koleksi kain batik terbanyak di Indonesia yaitu sebanyak 10.000 koleksi batik. Berdiri sejak 1967, Batik Danar Hadi dikenal karena produknya yang selalu kekinian mengikuti dengan tren yang sedang berkembang.
Beberapa sentra batik lainnya yang turut mengembangkan industri ini di Solo yakni Kampung Batik Kauman, Pasar Klewer, dan Lumbung Batik. Selain bergerak dalam industri kriya, masyarakat setempat juga mengembangkan bisnis pariwisata, yakni dengan menyediakan paket wisata lokakarya membatik.
Lokasi sentra batik ini berada di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Di samping mengembangkan ekonomi kreatif pada subsektor kriya, kampung batik Giriloyo juga menyediakan paket pendidikan pariwisata batik. Paket ini menawarkan perjalanan wisata ke rumah-rumah tradisional dan makam raja-raja Mataram di puncak Bukit Imogiri.
Selain kampung batik tulis Giriloyo, Yogyakarta juga memiliki sejumlah sentra batik lainnya yang menarik untuk dikunjungi seperti Kampung Batik Ngasem, Batik Pajangan, Batik Desa Sembungan, termasuk Kawasan Pasar Beringharjo. Termasuk, kalian juga bisa mengunjungi Museum Batik Yogyakarta untuk mempelajari aneka kain batik dengan beragam motif, lengkap dengan peralatan membatiknya.
Salah satu yang populer adalah sentra Batik Trusmi yang terletak di kawasan Plered, atau sekitar 4 kilometer sebelah barat Kota Cirebon. Terletak tak jauh dari jalur utama Pantura, membuat sentra batik ini mudah diakses oleh wisatawan.
Sentra batik Trusmi sendiri merupakan sebuah desa yang dihuni oleh para pengrajin batik di Cirebon. Para pembatik di Trusmi tidak hanya berasal dari Desa Trusmi saja, namun desa-desa di sekililingnya seperti Desa Gamel, Kaliwulu, Wotgali, dan Kalitengah. Hingga saat ini, terdapat lebih dari 3.000 pelaku industri kreatif di sentra batik Trusmi.
Motif batik yang terkenal di kawasan ini adalah motif batik megamendung dan paksi naga liman. Megamendung sebagai motif yang menjadi ikon batik Cirebon melambangkan awan pembawa hujan sebagai lambang kesuburan dan pemberi kehidupan.
Sejarah motif ini berkaitan dengan histori kedatangan bangsa Tiongkok di Cirebon, yaitu Sunan Gunung Jati yang menikah dengan wanita Tionghoa bernama Ong Tie. Motif ini memiliki gradasi warna yang sangat bagus dengan proses pewarnaan yang dilakukan sebanyak lebih dari tiga kali.
Dari sentra Trusmi, batik dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia termasuk telah diekspor ke sejumlah negara seperti Belanda, Jepang, Malaysia, dan Thailand. Selain bergerak di industri kriya, wisatawan juga dapat memasuki daerah sentra batik Trusmi dan belajar membatik langsung dari para pengrajin batik.
Berdasarkan informasi dari situs Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, setiap motif batik asal Rembang, merupakan hasil akulturasi budaya China-Jawa. Tak heran, sebab dulunya para pengusaha batik Lasem adalah keturunan China.
Dalam perkembangannya, muncul berbagai motif batik Lasem, seperti motif latohan, Sekar Jagad Tiga Negeri, dan Gunung Ringgit. Berbeda dengan batik lainnya, batik Lasem didominasi warna merah yang merupakan pengaruh dari budaya Tionghoa. Proses pembuatan batik lasem pun tergolong rumit, sehingga mebutuhkan waktu minimal sebulan.
Namanya yang kesohor mengantarkan batik Lasem sebagai salah satu komoditi ekspor Indonesia. Wisatawan dapat mengunjungi sentra batik ini untuk sekadar belajar membatik atau membeli batik langsung dari pengrajin.
Baca juga: 30 Twibbon Unik & Kreatif untuk Memeriahkan Hari Batik Nasional & Cara Memasangnya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Melansir dari laman Kemdikbud, UNESCO menilai batik Indonesia memiliki banyak simbol yang bertautan erat dengan status sosial, kebudayaan lokal, alam dan sejarah itu sendiri. Batik bahkan memainkan peran sentral dalam ritual tertentu. Batik dicelup oleh para pengrajinnya sehingga menciptakan desain menarik dengan menggunakan titik-titik dan garis lilin panas.
Baca juga: Melihat Potensi Batik di Pasar Ekspor Mancanegara
Di samping itu, keanekaragaman pola batik mencerminkan berbagai pengaruh budaya, mulai dari kaligrafi Arab, karangan bunga Eropa dan phoenix Cina, hingga bunga sakura Jepang dan merak India atau Persia. UNESCO juga menyebutkan, kerajinan batik berkaitan dengan identitas budaya rakyat Indonesia, serta melalui arti simbolik dari warna dan desain, mengungkapkan kreativitas dan spiritualitas bangsa Indonesia.
Di Indonesia, beberapa kota dikenal sebagai Kota Batik lantaran merupakan sentra batik serta mempunyai batik yang khas dan populer. Selain menawarkan beragam koleksi batik, masyarakat juga bisa belajar proses membatik menggunakan canting saat berkunjung ke Kota Batik. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah 5 kota batik yang populer di Indonesia.
1. Pekalongan
Pekalongan merupakan salah satu kota yang tersohor akan kualitas batiknya. Pekalongan telah diresmikan sebagai sentra batik sejak 2007. Meski demikian, batik telah mengalami perkembangan di Pekalongan sejak 1800-an. Melansir dari Indonesia Karya, industri batik rumahan tumbuh dan berkembang pesat sekitar daerah pantai, seperti daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.Keunggulan batik Pekalongan terletak pada penggunaan warna yang bisa menggunakan delapan warna pada sehelai kain batik. Warna-warna yang digunakan antara lain gradasi merah muda, merah tua, kuning terang, jingga, cokelat, biru muda, hijau muda, hijau tua, dan ungu.
Salah satu motif batik Pekalongan. (Sumber gambar: Indonesia Kaya)
Hingga kini, Pekalongan adalah penghasil batik terbesar di Indonesia. Hal ini didukung salah satunya dengan keberadaan Pasar Grosir Setono yang didirikan sejak 1941, sebagai pusat penjualan batik terbesar dan terlengkap. Dari Pekalongan, batik dipasarkan ke sejumlah daerah lain dan diekspor ke Malaysia, Thailand, dan beberapa negara di Timur Tengah.
2. Solo
Batik merupakan salah satu sektor industri penting hasil manifestasi seni dan budaya di Kota Solo sehingga tak heran apabila batik menjadi identitas yang melekat dari kota ini. Salah satu sentra batik yang populer di Solo ialah kampung batik LaweyanMelansir dari laman Pemerintah Kota Surakarta, perjalanan industri kriya di Laweyan sudah dimulai sejak abad ke-19, dan hingga saat ini telah memproduksi sekitar 250 motif batik khas dan telah dipatenkan dengan corak dan motif terang yang lebih modern. Umumnya motif batik yang hampir selalu tersedia di kampung ini yaitu motif parang, kawung, sidomukti, dan sawat.
Ilustrasi proses pembuatan batik. (Sumber gambar: Mahmur Marganti/Unsplash)
Beberapa sentra batik lainnya yang turut mengembangkan industri ini di Solo yakni Kampung Batik Kauman, Pasar Klewer, dan Lumbung Batik. Selain bergerak dalam industri kriya, masyarakat setempat juga mengembangkan bisnis pariwisata, yakni dengan menyediakan paket wisata lokakarya membatik.
3. Yogyakarta
Yogyakarta merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang juga sangat identik dengan budaya membatik. Melansir dari laman Kemenparekraf, sentra batik tulis khas Keraton Yogyakarta berada di kampung batik tulis Giriloyo. Suasana industri kreatif kriya di daerah ini sangat kental terasa, karena hampir 90 persen penduduknya berprofesi sebagai pengrajin batik.Lokasi sentra batik ini berada di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Di samping mengembangkan ekonomi kreatif pada subsektor kriya, kampung batik Giriloyo juga menyediakan paket pendidikan pariwisata batik. Paket ini menawarkan perjalanan wisata ke rumah-rumah tradisional dan makam raja-raja Mataram di puncak Bukit Imogiri.
Ilustrasi kain batik. (Sumber gambar: iniizah/Unsplash)
4. Cirebon
Sejak dulu, Cirebon juga dikenal sebagai salah satu pusat pengrajin batik terbaik di Indonesia. Bahkan, Cirebon juga merupakan sentra batik tertua yang memberikan pengaruh terhadap ragam pola batik di sentra-sentra industri batik lain di Jawa BaratSalah satu yang populer adalah sentra Batik Trusmi yang terletak di kawasan Plered, atau sekitar 4 kilometer sebelah barat Kota Cirebon. Terletak tak jauh dari jalur utama Pantura, membuat sentra batik ini mudah diakses oleh wisatawan.
Sentra batik Trusmi sendiri merupakan sebuah desa yang dihuni oleh para pengrajin batik di Cirebon. Para pembatik di Trusmi tidak hanya berasal dari Desa Trusmi saja, namun desa-desa di sekililingnya seperti Desa Gamel, Kaliwulu, Wotgali, dan Kalitengah. Hingga saat ini, terdapat lebih dari 3.000 pelaku industri kreatif di sentra batik Trusmi.
Kain batik Trusmi. (Sumber gambar: Indonesia Kaya)
Sejarah motif ini berkaitan dengan histori kedatangan bangsa Tiongkok di Cirebon, yaitu Sunan Gunung Jati yang menikah dengan wanita Tionghoa bernama Ong Tie. Motif ini memiliki gradasi warna yang sangat bagus dengan proses pewarnaan yang dilakukan sebanyak lebih dari tiga kali.
Dari sentra Trusmi, batik dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia termasuk telah diekspor ke sejumlah negara seperti Belanda, Jepang, Malaysia, dan Thailand. Selain bergerak di industri kriya, wisatawan juga dapat memasuki daerah sentra batik Trusmi dan belajar membatik langsung dari para pengrajin batik.
5. Rembang
Memiliki ragam motif batik yang khas, membuat sentra batik Lasem di Rembang juga sangat populer. Batik Lasem memiliki ciri khas warna merah, biru, dan hijau tua yang menunjukkan kesan berani. Sedangkan motifnya tergolong sangat kompleks dibandingkan jenis batik lainnya.Berdasarkan informasi dari situs Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, setiap motif batik asal Rembang, merupakan hasil akulturasi budaya China-Jawa. Tak heran, sebab dulunya para pengusaha batik Lasem adalah keturunan China.
Ilustrasi proses pembuatan batik. (Sumber gambar: Mahmur Marganti/Unsplash)
Namanya yang kesohor mengantarkan batik Lasem sebagai salah satu komoditi ekspor Indonesia. Wisatawan dapat mengunjungi sentra batik ini untuk sekadar belajar membatik atau membeli batik langsung dari pengrajin.
Baca juga: 30 Twibbon Unik & Kreatif untuk Memeriahkan Hari Batik Nasional & Cara Memasangnya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.