3 Aspek yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membangun Rumah Ramah Bencana
02 October 2023 |
16:50 WIB
2
Likes
Like
Likes
Ingatkah kalian dengan peristiwa gempa Palu yang terjadi pada 2018? Menurut sumber dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pusat (BNPB), bencana tersebut merenggut nyawa sebanyak 4.340 orang. Bencana serupa juga melanda beberapa wilayah di Indonesia.
Dampak dari kejadian alam ini mencakup kerugian materiil yang signifikan dan kerusakan beberapa bangunan rumah. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera mengambil langkah-langkah penanggulangan, salah satunya adalah dengan merancang rumah yang tahan terhadap bencana.
Rumah ramah bencana adalah desain bangunan yang disusun dengan tujuan utama mengurangi risiko kerusakan saat terjadi bencana alam seperti gempa bumi. Desain rumah ini bertujuan untuk mengantisipasi berbagai bentuk kerusakan dan, yang lebih penting, melindungi nyawa manusia.
Baca juga: 7 Manfaat Rumah Panggung, Hindari Risiko Gempa Salah Satunya!
Yohanes Pieter Pedor Parera, seorang dosen Arsitek di Universitas Nusa Nipa Indonesia, kepada Hypeabis.id menjelaskan bahwa sebelum memulai pembangunan rumah, sangat penting untuk mempertimbangkan berbagai aspek yang berhubungan dengan keselamatan.
"Sebelum membangun rumah, perlu disusun rencana rumah yang aman untuk ditempati. Dengan cara ini, jika terjadi gempa bumi, rumah akan tetap aman. Beberapa aspek yang harus diperhatikan termasuk aspek lingkungan, pemilihan bahan bangunan, fungsi bangunan, dan faktor-faktor lainnya," jelas Pieter.
Berikut ini adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan sebelum membangun rumah yang tahan terhadap gempa.
Karena itu, sebelum membangun rumah, sebaiknya kalian memperhatikan kondisi tanah. Jenis tanah yang memiliki sifat lembek atau lunak akan menghasilkan efek gempa secara lebih besar.
Sehingga bagi kalian yang ingin membangun rumah atau gedung lainnya dapat menghindari pembangunan di atas jenis tanah lunak yang memiliki kandungan air yang tinggi. Hindari membangun di daerah rawan bencana seperti daerah pesisir, lereng gunung, atau daerah dengan potensi banjir.
“Secara arsitektural bangunan harus sesuai dengan lingkungannya, sesuai disini bukan hanya secara visual atau tampak dari bangunan tersebut tetapi sesuai juga dalam hal kontekstual seperti struktur yang erat kaitannya dengan aspek keamanan misal terhadap gempa, hujan maupun angin rebut,” jelas Pieter.
Pembangunan berdasarkan level prioritas akan berfungsi untuk proses penyiapan bahan bangunan yang ramah bencana agar meminimalisir kerugian. Pastikan juga ada akses keluar yang aman dan jalur evakuasi yang jelas.
Dalam membangun rumah, sebaiknya meminimalisir bahan bangunan yang bermassa berat, hal ini dikarenakan bangunan akan lebih kaku dan memiliki frekuensi getar alami sehingga mudah mengalami gema pada saat terjadi gempa jarak dekat.
Namun, berbanding terbalik dengan bahan bangunan bermassa berat, bangunan dengan massa yang lebih rendah terkesan lebih aman karena memiliki sifat lebih fleksibel yang menghasilkan frekuensi getaran yang lebih sedikit.
Oleh karena itu, bahan bangunan yang disarankan adalah yang menggunakan material kayu atau baja, dan bahan lain yang memiliki sifat elastis untuk menyerap getaran gempa, dibandingkan menggunakan beton.
Itulah beberapa aspek yang perlu diperhatikan sebelum membangun rumah yang aman dan ramah terhadap bencana gempa bumi. Dengan memperhatikan beberapa aspek di atas, kalian telah membuat suatu upaya mengantisipasi kerugian baik korban jiwa maupun material saat bencana melanda.
Baca juga: Konsep Rumah Tradisional Indonesia Tahan Bencana
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Dampak dari kejadian alam ini mencakup kerugian materiil yang signifikan dan kerusakan beberapa bangunan rumah. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera mengambil langkah-langkah penanggulangan, salah satunya adalah dengan merancang rumah yang tahan terhadap bencana.
Rumah ramah bencana adalah desain bangunan yang disusun dengan tujuan utama mengurangi risiko kerusakan saat terjadi bencana alam seperti gempa bumi. Desain rumah ini bertujuan untuk mengantisipasi berbagai bentuk kerusakan dan, yang lebih penting, melindungi nyawa manusia.
Baca juga: 7 Manfaat Rumah Panggung, Hindari Risiko Gempa Salah Satunya!
Yohanes Pieter Pedor Parera, seorang dosen Arsitek di Universitas Nusa Nipa Indonesia, kepada Hypeabis.id menjelaskan bahwa sebelum memulai pembangunan rumah, sangat penting untuk mempertimbangkan berbagai aspek yang berhubungan dengan keselamatan.
"Sebelum membangun rumah, perlu disusun rencana rumah yang aman untuk ditempati. Dengan cara ini, jika terjadi gempa bumi, rumah akan tetap aman. Beberapa aspek yang harus diperhatikan termasuk aspek lingkungan, pemilihan bahan bangunan, fungsi bangunan, dan faktor-faktor lainnya," jelas Pieter.
Berikut ini adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan sebelum membangun rumah yang tahan terhadap gempa.
1. Aspek Lingkungan
Sebagian wilayah Nusantara merupakan wilayah yang masuk dalam daerah ring of fire atau atau wilayah cincin api pasifik. Tidak heran jika dalam kurun waktu satu tahun kita dapat merasakan bencana seperti gempa bumi yang terjadi secara terus menerus dan menelan korban jiwa serta kerusakan material.Karena itu, sebelum membangun rumah, sebaiknya kalian memperhatikan kondisi tanah. Jenis tanah yang memiliki sifat lembek atau lunak akan menghasilkan efek gempa secara lebih besar.
Sehingga bagi kalian yang ingin membangun rumah atau gedung lainnya dapat menghindari pembangunan di atas jenis tanah lunak yang memiliki kandungan air yang tinggi. Hindari membangun di daerah rawan bencana seperti daerah pesisir, lereng gunung, atau daerah dengan potensi banjir.
“Secara arsitektural bangunan harus sesuai dengan lingkungannya, sesuai disini bukan hanya secara visual atau tampak dari bangunan tersebut tetapi sesuai juga dalam hal kontekstual seperti struktur yang erat kaitannya dengan aspek keamanan misal terhadap gempa, hujan maupun angin rebut,” jelas Pieter.
2. Aspek Fungsi Bangunan dan Ruang
Semua bangunan tentu diharuskan mempunyai sifat aman terhadap gempa, namun digolongkan secara prioritas berdasarkan jenis bangunan. Level utama dalam prioritas yaitu bangunan yang mempunyai sifat gawat darurat atau pertahanan, misalnya pada pembangunan gedung rumah sakit, bangunan pertemuan atau peribadatan , dan bangunan dengan fungsi hunian.Pembangunan berdasarkan level prioritas akan berfungsi untuk proses penyiapan bahan bangunan yang ramah bencana agar meminimalisir kerugian. Pastikan juga ada akses keluar yang aman dan jalur evakuasi yang jelas.
3. Aspek Bahan Bangunan
Sebelum membuat sebuah bangunan tentu saja Genhype wajib menyediakan bahan yang dibutuhkan, misalnya pasir, semen, besi, dan lainnya. Pemilihan bahan bangunan juga ternyata menjadi aspek yang harus diperhatikan bagi kalian yang ingin membangun rumah. Salah satu hal yang diperhatikan adalah material bangunan yang bermassa berat dan bermassa rendah.Dalam membangun rumah, sebaiknya meminimalisir bahan bangunan yang bermassa berat, hal ini dikarenakan bangunan akan lebih kaku dan memiliki frekuensi getar alami sehingga mudah mengalami gema pada saat terjadi gempa jarak dekat.
Namun, berbanding terbalik dengan bahan bangunan bermassa berat, bangunan dengan massa yang lebih rendah terkesan lebih aman karena memiliki sifat lebih fleksibel yang menghasilkan frekuensi getaran yang lebih sedikit.
Oleh karena itu, bahan bangunan yang disarankan adalah yang menggunakan material kayu atau baja, dan bahan lain yang memiliki sifat elastis untuk menyerap getaran gempa, dibandingkan menggunakan beton.
Itulah beberapa aspek yang perlu diperhatikan sebelum membangun rumah yang aman dan ramah terhadap bencana gempa bumi. Dengan memperhatikan beberapa aspek di atas, kalian telah membuat suatu upaya mengantisipasi kerugian baik korban jiwa maupun material saat bencana melanda.
Baca juga: Konsep Rumah Tradisional Indonesia Tahan Bencana
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.