Cek Rangkaian Cara Merawat Kulit di Tengah Cuaca Ekstrem
24 September 2023 |
12:30 WIB
Cuaca ekstrem cukup membahayakan kesehatan kulit. Sebab organ tubuh manusia ini merupakan bagian terluar tubuh manusia dan paling sering terpapar sinar ultraviolet dan penyebab cuaca ekstrem lainnya. Apalagi, sinar ultraviolet tersebut dapat bercampur dengan polutan sehingga membahayakan kesehatan kulit.
Dokter Spesialis Kulit & Kelamin di Bamed Amanda Wardani mengatakan, campuran polutan dan sinar UV ini dapat berpenetrasi secara langsung dan tidak langsung ke dalam kulit. Adapun penetrasi secara tidak langsung terjadi melewati pembuluh darah hingga ke kulit, lalu mempengaruhi kesehatan kulit dari dalam tubuh.
Baca juga: Ini Lima Jenis Perawatan Kulit yang Cocok bagi Pria
ementara penetrasi langsung terjadi akibat paparan polusi dan sinar matahari yang menyentuh kulit dari aktivitas luar ruangan yang dilakukan manusia. Akibatnya, terjadi peningkatan radikal bebas yang dapat menurunkan tingkat antioksidan yang berperan krusial dalam kesehatan kulit.
“Jika terus terjadi, proliferasi sel akan menurun dan beresiko menyebabkan penyakit pada kulit seperti iritasi, jerawat, peradangan kulit, sehingga bisa berefek panjang pada risiko kanker kulit,” jelas Amanda.
Amanda mengatakan, masalah kulit yang paling sering muncul saat cuaca ekstrem adalah luka bakar, jerawat, hingga iritasi kulit. Masalah kulit tersebut terjadi akibat paparan sinar ultraviolet yang terlalu kuat atau terlalu lama. Bercampurnya polutan ozon dan partikel polutan berukuran sangat kecil juga bisa masuk ke dalam lapisan kulit yang menyebabkan iritasi. Dengan demikian, penderitanya kerap merasakan kulit kemerahan, gatal, hingga bersisik dan perih.
Oleh sebab itu, diperlukan langkah preventif untuk mencegah kemungkinan kerusakan kulit dalam kondisi cuaca ekstrem akibat paparan sinar ultraviolet. Salah satu hal sederhana yang dapat dilakukan adalah menggunakan sunscreen atau sunblock, memakai topi dan pakaian panjang, serta merawat kelembaban dan kesehatan kulit dengan penggunaan lotion berkandungan menenangkan. Misalnya calendula, niacinamide, centella asiatica, atau ceramide.
Untuk penggunaan sunscreen atau sunblock, pengguna dengan kulit sensitif bisa mencoba jenis chemical sunscreen yang lebih aman. Sebab chemical sunscreen bekerja dengan cara menyerap sinar UV hingga tidak sampai menyentuh bagian dalam kulit. Sementara jika kebutuhannya hanya sekedar menangkal sinar ultraviolet saja, physical sunscreen dapat menjadi opsi sebagai perisai dari sinar matahari yang menyengat.
Dokter Spesialis Kulit & Kelamin di Bamed Rizky Lendl mengatakan, pengguna pun wajib melakukan reaplikasi sunscreen setiap 2 jam untuk membentengi kulit dari paparan ultraviolet. Rizky menyarankan agar pengguna menggunakan jenis sunscreen minimal 30 SPF dan direkomendasikan menggunakan sunscreen dengan tingkat penangkal 50 SPF ke atas. “Sinar UV A bisa menyebabkan pigmen kulit menggelap, sementara UV B membuat kulit terbakar atau sunburn," jelas Rizky.
Perlu diketahui, secara umum lapisan kulit manusia terdiri atas epidermis dan dermis. Seiring dengan faktor usia, cuaca ekstrem, hingga paparan sinar ultraviolet secara terus menerus, kuat akan mengalami masalah serius dalam hal penuaan dan jerawat. Langkah medis melalui rejuvenasi kulit dapat menjawab kekhawatiran bagi pria atau wanita yang lebih banyak menghabiskan waktu di luar ruangan.
Rejuvenasi kulit bisa dilakukan dari mulai kelompok usia remaja dan dapat berperan optimal dari usia 25 tahun. Penuaan pada kulit yang terjadi karena faktor eksternal juga melibatkan banyak faktor internal dari dalam tubuh. Rizky menjelaskan, rangkaian proses penuaan juga berkaitan dengan struktur jaringan lemak, otot, dan tulang.
Teknik meremajakan kulit kian dikembangkan dalam dunia medis. Kini, rejuvenasi kulit menargetkan meminimalisir tanda penuaan pada lapisan kulit sehingga memberikan hasil yang sealami mungkin. Beberapa tindakan rejuvenasi kulit yang dapat dilakukan antara lain penggunaan skincare yang bersifat anti-aging, chemical peeling, mesotherapy, microneedling, hingga injectables.
Selain itu, terdapat pula tindakan rejuvenasi kulit yang sedang tren yakni penggunaan energy-based devices dengan menggunakan alat yang mampu menghasilkan energi khusus melalui Radiofrekuensi dan Focused Ultrasound. Radiofrekuensi akan bekerja dengan cara mentransmisikan energi panas ke lapisan dermis kulit untuk merangsang pembentukan kolagen dan elastin agar kulit terlihat lebih muda.
Sementara Focused Ultrasound bekerja dengan cara memanaskan jaringan melalui getaran dan gesekan. Tindakan ini bisa berpenetrasi mencapai lapisan terdalam hingga struktur dibawah kulit sehingga lebih efektif untuk meremajakan kulit dari akarnya.
Baca juga: Genhype, Kenali Efek Negatif Terlalu Banyak Konsumsi Gula Bagi Kesehatan Kulit
Editor: Dika Irawan
Dokter Spesialis Kulit & Kelamin di Bamed Amanda Wardani mengatakan, campuran polutan dan sinar UV ini dapat berpenetrasi secara langsung dan tidak langsung ke dalam kulit. Adapun penetrasi secara tidak langsung terjadi melewati pembuluh darah hingga ke kulit, lalu mempengaruhi kesehatan kulit dari dalam tubuh.
Baca juga: Ini Lima Jenis Perawatan Kulit yang Cocok bagi Pria
ementara penetrasi langsung terjadi akibat paparan polusi dan sinar matahari yang menyentuh kulit dari aktivitas luar ruangan yang dilakukan manusia. Akibatnya, terjadi peningkatan radikal bebas yang dapat menurunkan tingkat antioksidan yang berperan krusial dalam kesehatan kulit.
“Jika terus terjadi, proliferasi sel akan menurun dan beresiko menyebabkan penyakit pada kulit seperti iritasi, jerawat, peradangan kulit, sehingga bisa berefek panjang pada risiko kanker kulit,” jelas Amanda.
Amanda mengatakan, masalah kulit yang paling sering muncul saat cuaca ekstrem adalah luka bakar, jerawat, hingga iritasi kulit. Masalah kulit tersebut terjadi akibat paparan sinar ultraviolet yang terlalu kuat atau terlalu lama. Bercampurnya polutan ozon dan partikel polutan berukuran sangat kecil juga bisa masuk ke dalam lapisan kulit yang menyebabkan iritasi. Dengan demikian, penderitanya kerap merasakan kulit kemerahan, gatal, hingga bersisik dan perih.
Oleh sebab itu, diperlukan langkah preventif untuk mencegah kemungkinan kerusakan kulit dalam kondisi cuaca ekstrem akibat paparan sinar ultraviolet. Salah satu hal sederhana yang dapat dilakukan adalah menggunakan sunscreen atau sunblock, memakai topi dan pakaian panjang, serta merawat kelembaban dan kesehatan kulit dengan penggunaan lotion berkandungan menenangkan. Misalnya calendula, niacinamide, centella asiatica, atau ceramide.
Untuk penggunaan sunscreen atau sunblock, pengguna dengan kulit sensitif bisa mencoba jenis chemical sunscreen yang lebih aman. Sebab chemical sunscreen bekerja dengan cara menyerap sinar UV hingga tidak sampai menyentuh bagian dalam kulit. Sementara jika kebutuhannya hanya sekedar menangkal sinar ultraviolet saja, physical sunscreen dapat menjadi opsi sebagai perisai dari sinar matahari yang menyengat.
Dokter Spesialis Kulit & Kelamin di Bamed Rizky Lendl mengatakan, pengguna pun wajib melakukan reaplikasi sunscreen setiap 2 jam untuk membentengi kulit dari paparan ultraviolet. Rizky menyarankan agar pengguna menggunakan jenis sunscreen minimal 30 SPF dan direkomendasikan menggunakan sunscreen dengan tingkat penangkal 50 SPF ke atas. “Sinar UV A bisa menyebabkan pigmen kulit menggelap, sementara UV B membuat kulit terbakar atau sunburn," jelas Rizky.
Pentingnya Rejuvenasi Kulit
Ilustrasi kulit (Sumber gambar: Karelyz Ruiz/Unsplash)
Rejuvenasi kulit bisa dilakukan dari mulai kelompok usia remaja dan dapat berperan optimal dari usia 25 tahun. Penuaan pada kulit yang terjadi karena faktor eksternal juga melibatkan banyak faktor internal dari dalam tubuh. Rizky menjelaskan, rangkaian proses penuaan juga berkaitan dengan struktur jaringan lemak, otot, dan tulang.
Teknik meremajakan kulit kian dikembangkan dalam dunia medis. Kini, rejuvenasi kulit menargetkan meminimalisir tanda penuaan pada lapisan kulit sehingga memberikan hasil yang sealami mungkin. Beberapa tindakan rejuvenasi kulit yang dapat dilakukan antara lain penggunaan skincare yang bersifat anti-aging, chemical peeling, mesotherapy, microneedling, hingga injectables.
Selain itu, terdapat pula tindakan rejuvenasi kulit yang sedang tren yakni penggunaan energy-based devices dengan menggunakan alat yang mampu menghasilkan energi khusus melalui Radiofrekuensi dan Focused Ultrasound. Radiofrekuensi akan bekerja dengan cara mentransmisikan energi panas ke lapisan dermis kulit untuk merangsang pembentukan kolagen dan elastin agar kulit terlihat lebih muda.
Sementara Focused Ultrasound bekerja dengan cara memanaskan jaringan melalui getaran dan gesekan. Tindakan ini bisa berpenetrasi mencapai lapisan terdalam hingga struktur dibawah kulit sehingga lebih efektif untuk meremajakan kulit dari akarnya.
Baca juga: Genhype, Kenali Efek Negatif Terlalu Banyak Konsumsi Gula Bagi Kesehatan Kulit
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.