Jangan Sepelekan Merawat Gigi & Gusi, Berbagai Penyakit Serius Mengintai
20 September 2023 |
21:02 WIB
Kondisi gigi dan mulut yang buruk ternyata dapat menyebabkan ragam penyakit serius loh, Genhype. Seringkali saluran akar gigi yang terinfeksi dan tidak dirawat dengan baik dapat menjadi gudang bakteri atau patogen. Alhasil bakteri mulai memasuki aliran darah, dan mempengaruhi organ dalam tubuh.
Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara jantung dengan kesehatan mulut yang buruk. Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi di RS Pondok Indah Rina Permatasari menyampaikan, bakteri dari saluran akar gigi yang terinfeksi maupun penyakit gusi (periodontitis), dapat menyebar ke katup dan selaput jantung melalui aliran darah, sehingga menyebabkan endokarditis atau perikarditis.
Baca juga: 9 Bahan Dapur Ini Dipercaya Dapat Meredakan Sakit Gigi Secara Alami
“Para ahli juga menyatakan bahwa risiko penyumbatan arteri, penyakit jantung koroner, dan stroke meningkat dengan adanya bakteri berbahaya di mulut kita,” ujarnya dikutip Hypeabis.id, Rabu (20/9/2023).
Selain jantung, kondisi gigi dan gusi yang buruk juga bisa menyebabkan diabetes melitus. Pasalnya, penyakit periodontal dapat mengganggu kadar gula darah dan membuat diabetes lebih sulit dikendalikan.
Tidak hanya itu, mulut yang menjadi tempat bersarangnya bakteri bisa menyebabkan infeksi paru-paru dan pneumonia, atau penyakit pernapasan lainnya. Indah menyebut beberapa penelitian menyatakan bahwa tindakan intubasi endotrakeal dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri rongga mulut masuk ke daerah pernafasan bagian atas.
“Pasien dengan perawatan menggunakan ventilator akan meningkat risiko kematiannya, jika memiliki kondisi kebersihan rongga mulut yang buruk,” sebutnya.
Penyakit berikutnya yakni infeksi ginjal karena bakteri yang berasal dari abses akibat infeksi gigi dan infeksi kronis jaringan penyangga gigi (periodontitis). Infeksi ginjal juga dapat terjadi karena hasil produk antibodi yang berlebihan yang berasal dari sistem imun akibat abses kronis tersebut.
“Antibodi berlebih tersebut masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah dan selanjutnya dapat merusak fungsi ginjal,” jelas Indah.
Dia menerangkan rongga mulut merupakan jalur pertama proses penghancuran makanan di dalam tubuh sebelum masuk ke dalam sistem pencernaan. Bakteri penyebab penyakit saluran pencernaan seperti gastritis kronis, peptic ulcer, duodenal ulcer, tumor lambung, dan limfoma, merupakan bakteri yang dapat ditemukan juga di plak gigi dan air liur (saliva).
“Penyakit pencernaan juga kadang dikaitkan dengan infeksi yang berasal dari rongga mulut,” tambahnya.
Sementara itu, ada penyakit gigi yang bisa ditularkan ibu kepada anaknya, yakni karies. Infeksi menular ini membuat anak lebih rentan mengalami kerusakan gigi di kemudian hari. “Ada juga hubungan antara penyakit gusi pada wanita hamil dan kelahiran prematur, serta bayi dengan berat badan lahir rendah,” tuturnya.
Penyebaran infeksi bakteri rongga mulut ke berbagai macam organ di dalam tubuh melalui pembuluh darah (bakterimia), merupakan hal yang tidak boleh diremehkan. Adapun beberapa penyakit lainnya yang dicurigai berasal dari gigi dan mulut, antara lain alopecia (rambut, alis, janggut), reaksi alergi pada kulit berupa pengelupasan, ruam dan gatal-gatal.
Kemudian tiroiditis hashimoto, ensefalitis, meningitis, beberapa penyakit neurologis dan autoimun. Perubahan gambaran darah tanpa adanya penyakit serius dan/atau kronis. Lalu, gejala sinusitis, arthritis dan rheumatoid, aritmia ekstrasistolik dan radang telinga yang tidak diketahui asalnya.
Nah, untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, Indah menyarankan untuk menyikat gigi setidaknya dua sampai tiga kali sehari selama dua menit. Gunakan sikat dengan bulu lembut sampai sedang. Sikatlah gigi secara teratur, tepat waktu dan dengan teknik yang benar.
“Pembersihan berlebihan (agresif) atau penggunaan sikat gigi berbulu keras dapat merusak email gigi dan gusi. Ganti sikat gigi setiap 2 hingga 3 bulan sekali,” imbaunya.
Sebaiknya gunakan pasta gigi berfluor dan tanpa fluor secara bergantian untuk mencapai keseimbangan yang baik. Indah menerangkan fluor merupakan bahan umum yang terkandung pada pasta gigi dan obat kumur, yang dapat membantu mencegah kerusakan gigi.
Fluoride bekerja dengan melawan bakteri yang dapat menyebabkan karies atau lubang gigi, serta memberikan perlindungan bagi gigi. Namun faktanya, fluoride adalah unsur kimia yang dapat ditemukan di air minum dan industri makanan.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pasta gigi berfluor tidak membahayakan tubuh manusia sehingga dapat digunakan baik untuk gigi asli maupun untuk crown gigi dan implan, tetapi jumlahnya harus disesuaikan.
Penggunaan benang gigi setiap hari juga disarankan. Meskipun tidak terlalu populer di Indonesia, benang gigi dapat menghilangkan plak dan bakteri di sela-sela gigi yang tidak dapat dijangkau oleh sikat gigi, sehingga mencegah munculnya karang gigi.
Flossing juga dapat membantu mencegah bau mulut dengan menghilangkan sisa makanan yang menumpuk di ruang antara gigi sehingga dapat mencegah terjadinya lubang gigi.
Untuk obat kumur, dapat digunakan untuk menghilangkan partikel makanan yang tersisa setelah menyikat gigi dan menggunakan benang gigi. Indah menuturkan obat kumur bisa sangat membantu mengurangi jumlah asam di mulut, membersihkan daerah yang sulit dijangkau di dalam dan sekitar gusi, dan membantu melakukan remineralisasi gigi.
Selain itu, sikat lidah dengan lembut setiap kali menyikat gigi. “Plak yang menumpuk di lidah dapat menyebabkan bau mulut dan masalah kesehatan mulut lainnya,” tegas Indah.
Baca juga: Jangan Asal, Begini Cara Memilih Obat Kumur yang Bikin Gigi Putih & Sehat
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara jantung dengan kesehatan mulut yang buruk. Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi di RS Pondok Indah Rina Permatasari menyampaikan, bakteri dari saluran akar gigi yang terinfeksi maupun penyakit gusi (periodontitis), dapat menyebar ke katup dan selaput jantung melalui aliran darah, sehingga menyebabkan endokarditis atau perikarditis.
Baca juga: 9 Bahan Dapur Ini Dipercaya Dapat Meredakan Sakit Gigi Secara Alami
“Para ahli juga menyatakan bahwa risiko penyumbatan arteri, penyakit jantung koroner, dan stroke meningkat dengan adanya bakteri berbahaya di mulut kita,” ujarnya dikutip Hypeabis.id, Rabu (20/9/2023).
Selain jantung, kondisi gigi dan gusi yang buruk juga bisa menyebabkan diabetes melitus. Pasalnya, penyakit periodontal dapat mengganggu kadar gula darah dan membuat diabetes lebih sulit dikendalikan.
Tidak hanya itu, mulut yang menjadi tempat bersarangnya bakteri bisa menyebabkan infeksi paru-paru dan pneumonia, atau penyakit pernapasan lainnya. Indah menyebut beberapa penelitian menyatakan bahwa tindakan intubasi endotrakeal dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri rongga mulut masuk ke daerah pernafasan bagian atas.
“Pasien dengan perawatan menggunakan ventilator akan meningkat risiko kematiannya, jika memiliki kondisi kebersihan rongga mulut yang buruk,” sebutnya.
Penyakit berikutnya yakni infeksi ginjal karena bakteri yang berasal dari abses akibat infeksi gigi dan infeksi kronis jaringan penyangga gigi (periodontitis). Infeksi ginjal juga dapat terjadi karena hasil produk antibodi yang berlebihan yang berasal dari sistem imun akibat abses kronis tersebut.
“Antibodi berlebih tersebut masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah dan selanjutnya dapat merusak fungsi ginjal,” jelas Indah.
Dia menerangkan rongga mulut merupakan jalur pertama proses penghancuran makanan di dalam tubuh sebelum masuk ke dalam sistem pencernaan. Bakteri penyebab penyakit saluran pencernaan seperti gastritis kronis, peptic ulcer, duodenal ulcer, tumor lambung, dan limfoma, merupakan bakteri yang dapat ditemukan juga di plak gigi dan air liur (saliva).
“Penyakit pencernaan juga kadang dikaitkan dengan infeksi yang berasal dari rongga mulut,” tambahnya.
Sementara itu, ada penyakit gigi yang bisa ditularkan ibu kepada anaknya, yakni karies. Infeksi menular ini membuat anak lebih rentan mengalami kerusakan gigi di kemudian hari. “Ada juga hubungan antara penyakit gusi pada wanita hamil dan kelahiran prematur, serta bayi dengan berat badan lahir rendah,” tuturnya.
Penyebaran infeksi bakteri rongga mulut ke berbagai macam organ di dalam tubuh melalui pembuluh darah (bakterimia), merupakan hal yang tidak boleh diremehkan. Adapun beberapa penyakit lainnya yang dicurigai berasal dari gigi dan mulut, antara lain alopecia (rambut, alis, janggut), reaksi alergi pada kulit berupa pengelupasan, ruam dan gatal-gatal.
Kemudian tiroiditis hashimoto, ensefalitis, meningitis, beberapa penyakit neurologis dan autoimun. Perubahan gambaran darah tanpa adanya penyakit serius dan/atau kronis. Lalu, gejala sinusitis, arthritis dan rheumatoid, aritmia ekstrasistolik dan radang telinga yang tidak diketahui asalnya.
Ilustrasi flossing. (Sumber foto: Pexels/Sora Shimazaki)
Nah, untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, Indah menyarankan untuk menyikat gigi setidaknya dua sampai tiga kali sehari selama dua menit. Gunakan sikat dengan bulu lembut sampai sedang. Sikatlah gigi secara teratur, tepat waktu dan dengan teknik yang benar.
“Pembersihan berlebihan (agresif) atau penggunaan sikat gigi berbulu keras dapat merusak email gigi dan gusi. Ganti sikat gigi setiap 2 hingga 3 bulan sekali,” imbaunya.
Sebaiknya gunakan pasta gigi berfluor dan tanpa fluor secara bergantian untuk mencapai keseimbangan yang baik. Indah menerangkan fluor merupakan bahan umum yang terkandung pada pasta gigi dan obat kumur, yang dapat membantu mencegah kerusakan gigi.
Fluoride bekerja dengan melawan bakteri yang dapat menyebabkan karies atau lubang gigi, serta memberikan perlindungan bagi gigi. Namun faktanya, fluoride adalah unsur kimia yang dapat ditemukan di air minum dan industri makanan.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pasta gigi berfluor tidak membahayakan tubuh manusia sehingga dapat digunakan baik untuk gigi asli maupun untuk crown gigi dan implan, tetapi jumlahnya harus disesuaikan.
Penggunaan benang gigi setiap hari juga disarankan. Meskipun tidak terlalu populer di Indonesia, benang gigi dapat menghilangkan plak dan bakteri di sela-sela gigi yang tidak dapat dijangkau oleh sikat gigi, sehingga mencegah munculnya karang gigi.
Flossing juga dapat membantu mencegah bau mulut dengan menghilangkan sisa makanan yang menumpuk di ruang antara gigi sehingga dapat mencegah terjadinya lubang gigi.
Untuk obat kumur, dapat digunakan untuk menghilangkan partikel makanan yang tersisa setelah menyikat gigi dan menggunakan benang gigi. Indah menuturkan obat kumur bisa sangat membantu mengurangi jumlah asam di mulut, membersihkan daerah yang sulit dijangkau di dalam dan sekitar gusi, dan membantu melakukan remineralisasi gigi.
Selain itu, sikat lidah dengan lembut setiap kali menyikat gigi. “Plak yang menumpuk di lidah dapat menyebabkan bau mulut dan masalah kesehatan mulut lainnya,” tegas Indah.
Baca juga: Jangan Asal, Begini Cara Memilih Obat Kumur yang Bikin Gigi Putih & Sehat
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.