Begini Cara Tepat Menjaga Kebersihan Gigi & Mulut Anak
13 September 2021 |
13:33 WIB
Periode 1.000 hari pertama kehidupan menjadi masa emas bagi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam berbagai aspek. Periode ini terhitung bukan hanya saat anak lahir, namun juga sejak ada tanda-tanda kehidupan di dalam rahim ibu.
Nah, masa emas ini harus diperhatikan oleh para orangtua agar proses pertumbuhan dan perkembangan tidak terganggu, termasuk pertumbuhan dan pembentukan gigi dimulai saat memasuki kehamilan trimester pertama.
Spesialis Kedokteran Gigi Anak dari RS Universitas Indonesia drg. Annisa Khairani menerangkan proses pembentukan gigi dimulai sebelum gigi tersebut muncul. Bahkan gigi permanen mulai dibentuk saat usia kehamilan 4 bulan, walaupun gigi ini baru keluar saat seorang anak rata-rata berusia 7 tahun.
Oleh karena itu, kesehatan gigi susu penting untuk dijaga agar menyediakan ruang yang baik untuk gigi penggantinya.
Tidak hanya kesehatan gigi saja, jaringan lunak seperti gusi dan lidah anak juga penting untuk diperhatikan orang tua agar tidak terjadi masalah ke depannya.
Dia mengatakan masalah pada mulut dapat menganggu proses mengunyah dan menelan, yang nantinya dapat mempengaruhi jumlah asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh anak. “Stimulasi yang tepat di usia yang tepat, salah satunya dengan penyesuaian tekstur MPASI juga penting untuk dilakukan,” jelas Annisa dikutip dari keterangan resmi, Senin (13/9/2021).
Sementara itu, infeksi rongga mulut dapat terjadi akibat berbagai faktor, utamanya kualitas gigi anak. Oleh karenanya, penting bagi ibu untuk menyediakan makanan yang sehat dan bergizi seimbang agar kualitas gigi anak baik. “Faktor lainnya yang dapat menyebabkan infeksi yaitu akibat bakteri dan substrat sisa makanan,” imbuhnya.
Annisa menjelaskan substrat sisa makanan terutama dari makanan dengan kandungan gula tinggi. Jika menempel pada gigi dalam waktu yang lama, sisa makanan ini ndapat menjadi sumber energi bagi bakteri untuk melakukan metabolisme.
Produk metabolisme tersebut dapat menghasilkan suasana asam pada mulut, pH turun pada rongga mulut, sehingga struktur mineral gigi akan tertarik keluar, yang akhirnya jika dibiarkan menyebabkan kerusakan atau karies gigi.
“Apabila terjadi karies gigi, anak akan menjadi picky eater karena tidak bisa mengonsumsi makanan bertekstur keras, dan hanya bisa mengemut makanan, akhirnya asupan gizinya menjadi kurang dari kebutuhan,” tuturnya.
Buat para bunda, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Mulai dari pembersihan yang optimal, bukan hanya dilakukan saat gigi muncul.
Orang tua harus memberikan stimulasi agar jika nanti anak sudah bisa memulai sikat gigi, mereka tidak kaget atau mual saat ada sesuatu yang masuk ke mulutnya.
“Jangan sampai menyepelekan karies pada gigi anak, segera konsultasi ke dokter, jika mengalami masalah agar tidak mempengaruhi asupan makanan, kurangi makanan manis, jangan sampai anak kecanduan” tambah Annisa.
Tidak hanya bebas infeksi, orang tua juga perlu memperhatikan gigi anak agar memiliki bentuk, ukuran dan posisi yang tepat pada tempatnya.
Editor: Fajar Sidik
Nah, masa emas ini harus diperhatikan oleh para orangtua agar proses pertumbuhan dan perkembangan tidak terganggu, termasuk pertumbuhan dan pembentukan gigi dimulai saat memasuki kehamilan trimester pertama.
Spesialis Kedokteran Gigi Anak dari RS Universitas Indonesia drg. Annisa Khairani menerangkan proses pembentukan gigi dimulai sebelum gigi tersebut muncul. Bahkan gigi permanen mulai dibentuk saat usia kehamilan 4 bulan, walaupun gigi ini baru keluar saat seorang anak rata-rata berusia 7 tahun.
Oleh karena itu, kesehatan gigi susu penting untuk dijaga agar menyediakan ruang yang baik untuk gigi penggantinya.
Tidak hanya kesehatan gigi saja, jaringan lunak seperti gusi dan lidah anak juga penting untuk diperhatikan orang tua agar tidak terjadi masalah ke depannya.
Dia mengatakan masalah pada mulut dapat menganggu proses mengunyah dan menelan, yang nantinya dapat mempengaruhi jumlah asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh anak. “Stimulasi yang tepat di usia yang tepat, salah satunya dengan penyesuaian tekstur MPASI juga penting untuk dilakukan,” jelas Annisa dikutip dari keterangan resmi, Senin (13/9/2021).
Sementara itu, infeksi rongga mulut dapat terjadi akibat berbagai faktor, utamanya kualitas gigi anak. Oleh karenanya, penting bagi ibu untuk menyediakan makanan yang sehat dan bergizi seimbang agar kualitas gigi anak baik. “Faktor lainnya yang dapat menyebabkan infeksi yaitu akibat bakteri dan substrat sisa makanan,” imbuhnya.
Annisa menjelaskan substrat sisa makanan terutama dari makanan dengan kandungan gula tinggi. Jika menempel pada gigi dalam waktu yang lama, sisa makanan ini ndapat menjadi sumber energi bagi bakteri untuk melakukan metabolisme.
Produk metabolisme tersebut dapat menghasilkan suasana asam pada mulut, pH turun pada rongga mulut, sehingga struktur mineral gigi akan tertarik keluar, yang akhirnya jika dibiarkan menyebabkan kerusakan atau karies gigi.
“Apabila terjadi karies gigi, anak akan menjadi picky eater karena tidak bisa mengonsumsi makanan bertekstur keras, dan hanya bisa mengemut makanan, akhirnya asupan gizinya menjadi kurang dari kebutuhan,” tuturnya.
Buat para bunda, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Mulai dari pembersihan yang optimal, bukan hanya dilakukan saat gigi muncul.
Orang tua harus memberikan stimulasi agar jika nanti anak sudah bisa memulai sikat gigi, mereka tidak kaget atau mual saat ada sesuatu yang masuk ke mulutnya.
“Jangan sampai menyepelekan karies pada gigi anak, segera konsultasi ke dokter, jika mengalami masalah agar tidak mempengaruhi asupan makanan, kurangi makanan manis, jangan sampai anak kecanduan” tambah Annisa.
Tidak hanya bebas infeksi, orang tua juga perlu memperhatikan gigi anak agar memiliki bentuk, ukuran dan posisi yang tepat pada tempatnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.