Sederet Fakta Virus Nipah, Penyakit yang Mewabah di Kerala, India
18 September 2023 |
17:08 WIB
4. Tingkat kematian penyakit virus Nipah
Rata-rata angka kematian (case fatality rate) akibat virus Nipah diperkirakan berkisar 40 persen hingga 75 persen. Rerata tersebut dapat berbeda tergantung pada kemampuan wilayah setempat dalam melakukan penyelidikan epidemiologi, surveilans, dan manajemen klinis kasus.5. Penyebab tertular virus Nipah
Seseorang dapat tertular virus Nipah melalui sejumlah cara. Pertama, kontak langsung dengan hewan termasuk zat ekskresi atau sekresi seperti urin, air liur, darah, atau sekresi pernapasan yang terinfeksi virus NipahKedua, mengonsumsi daging mentah dari hewan yang terinfeksi atau produk makanan mentah yang telah terkontaminasi dengan cairan tubuh dari hewan terinfeksi seperti nira sawit atau buah yang terkontaminasi kelelawar buah yang terinfeksi.
Ketiga, kontak dengan orang yang terinfeksi atau cairannya seperti droplet, urin, atau darah. Penularan dari manusia ke manusia umumnya terjadi pada keluarga atau tenaga kesehatan yang merawat pasien terinfeksi.
6. Kelompok berisiko tinggi terjangkit virus Nipah
Setiap orang dari segala usia, ras, kelompok etnis, dan jenis kelamin berpotensi terpapar virus Nipah ketika memiliki potensi kontak dengan hewan atau pasien terinfeksi. Namun, terdapat beberapa pekerjaan atau kelompok berisiko yang memungkinkan seseorang terinfeksi penyakit virus Nipah sebagai berikut.- Peternak babi atau petugas pemotong babi pada area peternakan yang dekat dengan populasi kelelawar buah
- Pengumpul nira/aren atau buah-buahan lain yang kemungkinan dikonsumsi kelelawar buah
- Petugas kesehatan yang melakukan perawatan terhadap pasien terinfeksi virus Nipah
- Tenaga laboratorium yang melakukan pengelolaan spesimen pasien terinfeksi virus Nipah
- Keluarga atau kerabat yang merawat pasien terinfeksi virus Nipah
7. Pengobatan penyakit virus Nipah
Apabila kalian mengalami gejala berkaitan dengan penyakit virus Nipah dan memiliki kemungkinan kontak dengan hewan atau pasien yang terinfeksi, disarankan untuk pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Dokter atau tenaga kesehatan akan melakukan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis.Sementara apabila kalian terdiagnosis penyakit virus Nipah, dokter atau tenaga kesehatan akan menentukan mekanisme pengobatan yang diperlukan. Sebab, sampai saat ini belum ada pengobatan spesifik untuk penyakit virus Nipah. Pengobatan ditujukan sebagai terapi suportif dan simptomatik untuk meredakan gejala yang dialami seperti infeksi pernapasan dan komplikasi neurologis.
Termasuk, hingga saat ini belum tersedia vaksin untuk mencegah terpapar penyakit virus Nipah. Untuk mencegah terpapar penyakit tersebut, kalian dapat menerapkan upaya pengendalian faktor risiko.
8. Cara mencegah terpapar penyakit virus Nipah
Pencegahan terhadap penyakit virus Nipah dilakukan utamanya melalui pengendalian faktor risiko yang dapat diterapkan melalui langkah berikut:- Tidak mengonsumsi nira/aren langsung dari pohonnya karena kelelawar dapat mengontaminasi sadapan aren/nira pada malam hari. Oleh karena itu, perlu dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi
- Cuci dan kupas buah secara menyeluruh
- Buang buah yang ada tanda gigitan kelelawar
- Hindari kontak dengan hewan ternak seperti babi dan kuda yang kemungkinan terinfeksi virus Nipah. Apabila terpaksa harus melakukan kontak, gunakanlah alat pelindung diri (APD).
- Bagi petugas pemotong hewan, sarung tangan dan pelindung diri harus digunakan sewaktu menyembelih atau memotong hewan yang terinfeksi virus Nipah. Hewan yang terinfeksi virus Nipah tidak boleh dikonsumsi.
- Konsumsi daging ternak secara matang
- Bagi tenaga kesehatan dan keluarga yang merawat serta petugas laboratorium yang mengelola spesimen pasien terinfeksi, terapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dengan benar
- Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti membersihkan tangan secara teratur dan menjaga etika bersin.
Baca juga: Muncul Virus Demam Babi Afrika, Apakah Berbahaya Bagi Manusia?
Editor: Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.