Tren Hunian yang Diminati Anak Muda, Lebih Fungsional dan Terkoneksi

Gambaran rumah ideal bagi generasi muda rupanya berbeda dari generasi sebelumnya. Bagi sebagian generasi Z dan milenial, kemewahan dan ukuran bukan lagi sebagai hal yang utama. Justru, rumah yang lebih fungsional dan terkoneksi lebih disenangi.

Menurut arsitek ternama Cosmas D. Gozali, perbedaan paradigma dalam memandang rumah memang jadi hal yang wajar. Sebab, kondisi sekarang dan dahulu itu juga berbeda sehingga pola pikir sebuah generasi juga tak akan sama.

Menurut Cosmas, generasi sebelumnya cenderung berpikir bahwa mereka mesti memiliki lahan tanah dan rumah sekaligus. Sebab, orang-orang tua ini berpikir mereka akan mewariskan lahan ini ke anak dan cucunya.

Baca juga: Milenial Jangan Ragu Beli Rumah, Begini Strategi REI

Selain itu, generasi sebelumnya juga masih memandang rumah sebagai bentuk status sosial. Hal ini kemudian membuat rumah besar dengan lahan yang luas lebih disenangi. Sebab, ada status sosial yang menjadi pemicunya.

“Tapi itu dulu. Generasi muda sekarang punya cara pandang yang berbeda. Rumah bukan lagi sebagai ajang status sosial. Anak sekarang bahkan tidak mengundang orang ke rumah, mereka berkumpulnya di kafe, lalu upload di media sosial, nah status sosialnya di situ kan sekarang,” jelas Cosmas kepada Hypeabis.id saat ditemui di Jakarta Architecture Festival 2023, Jakarta, Minggu (18/9).
 
Dengan perubahan tersebut, rumah glamour memang bukan lagi sebagai tujuan generasi muda. Alih-alih memiliki rumah yang luas, mereka justru lebih senang dengan fungsionalitas dan koneksi dengan beberapa tempat strategis.

Secara desain, Cosmas memandang rumah bagi generasi Z dan Milenial juga biasanya akan terbagi ke dalam dua hal besar. Pertama adalah ruang privasi. Kedua adalah ruang komunal. Jadi, meskipun unit yang dimiliki tak terlalu luas, mereka selalu mengusahakan punya ruang komunal yang asyik.

Menurutnya, ruang-ruang tersebut sangat penting bagi generasi muda karena mereka bisa bertingkah seperti seorang introvert, tetapi juga bisa mendadak seperti ekstrovert. Namun, yang pasti ukuran bukan lagi jadi sebuah masalah.

“Fungsi rumah bagi generasi sekarang ya masih tempat tinggal, tetapi bukan sesuatu yang harus dipikirkan untuk jangka panjang atau diwariskan,” imbuhnya.

Dengan pandangan tersebut, saat ini tak sedikit pula anak muda yang belum memiliki rumah. Namun, mereka lebih memilih ngontrak. Walau dalam hal ini, unsur keuangan juga sangat berpengaruh.

Selain itu, alasan cepat bosan juga biasanya menjadi faktor lainnya. Mereka cenderung ingin menikmati suasana yang berubah-ubah dalam huniannya.

Sementara itu, Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta Doti Windajani mengatakan bahwa generasi Milenial dan Z memang sudah tak memikirkan rumah glamour. Mereka lebih menyukai tipe hunian yang lebih compact.

Hal ini karena rumah bagi generasi muda hanya sebagai tempat beristirahat saja. Aktivitas mereka cenderung lebih mobile dan dilakukan di luar rumahnya. Oleh karena itu, rumah compact ini penting karena secara perawatan ketika mereka harus meninggalkan rumah, lebih mudah dilakukan.

Baca juga: Akses Rumah yang Layak dan Terjangkau Masih Terbatas untuk Masyarakat Indonesia

Selain itu, landed house maupun apartemen juga bukan masalah. Namun, yang penting ialah koneksi tempat tinggal mereka dengan tempat-tempat penting. Misalnya, seberapa dekat dengan transportasi umum atau bahkan tempat untuk ngopi dan kebutuhan lifestyle mereka.

Menurutnya, hunian yang terintegrasi kini jadi nilai utama yang disenangi sebagian besar anak-anak muda. Sebab, hunian tipe ini membuat mereka bisa tetap terhubung dengan aktivitas harian yang dilakukannya sekaligus hal-hal yang disenanginya.

Editor: Fajar Sidik