Ilustrasi ASF (Sumber gambar: Freepik)

Muncul Virus Demam Babi Afrika, Apakah Berbahaya Bagi Manusia?

19 January 2023   |   14:07 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika kini sedang jadi perbincangan hangat. Virus tersebut telah menjangkiti sejumlah peternakan babi di Kupang dan Flores, Nusa Tenggara Timur. Puluhan di antaranya mengakibatkan kematian.

ASF merupakan penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat mengakibatkan kematian hingga 100 persen, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Pertanian. Oleh karena itu, virus ini cukup berbahaya pada babi. Terlebih, ASF juga tahan terhadap disinfektan sehingga bisa bertahan hidup relatif dalam waktu yang lama.

Baca juga: Peneliti Amerika Serikat Berhasil Menemukan Virovore, Mikroba Pertama Pemakan Virus

Ada beberapa tanda-tanda klinis ASF yang perlu diwaspadai oleh para peternak. Misalnya, munculnya kemerahan di bagian perut, dada, dan scrotum babi. Kemudian, diare berdarah, kemerahan pada telinga, demam, muntah, diare, pendarahan kulit sianosis, tertekan, kesulitan bernapas, dan tidak mau makan.

Jika menemukan tanda-tanda tersebut, peternah diimbau untuk melapor ke pihak terkait. Selain itu, segera lakukan pencegahan karena ASF bisa menyebar melalui, kontak langsung, serangga, pakaian, peralatan peternakan, kendaraan, dan pakan yang terkontaminasi.
 

Apakah Berbahaya Bagi Manusia?

Peneliti Global Health Security Dicky Budiman mengatakan ASF merupakan penyakit yang menyerang hewan babi, baik yang hidup di hutan maupun peternakan.

Kemampuan penyebaran ASF terbilang sangat cepat. Beberapa pihak bahkan menyebut virus ini sebagai demam berdarahnya babi. Penyebarannya cenderung akan lebih cepat pada babi peternakan, terlebih jika kondisi sanitasi di kandangnya buruk.

Dicky mengatakan bahwa dampak paling besarnya sebenarnya mengarah ke sisi ekonomi. Sebab, kematian masal babi membuat para peternak kehilangan mata pencahariannya.

Selain itu, dampak lebih luas juga akan dialami pada negara. Sebab, ada kemungkinan negara-negara luar akan mewaspadai produk-produk babi dari Indonesia.
 

Sumber gambar: Freepik)

(Sumber gambar: Freepik)

Menurut Dicky, demam babi Afrika bukanlah ancaman bagi kesehatan manusia. Sejauh ini tidak ada bukti penularan penyakit tersebut ke manusia. Jadi, meski ASF sangat mudah menyebar ke babi, penyakit ini bukan tipe zoonotis sehingga kecil kemungkinan menyerang ke manusia.

Akan tetapi, sebagai upaya biosekuriti, penyakit ini harus segera diselesaikan secepat mungkin. Sebab, meski saat ini belum terbukti bisa menular ke manusia, bukan berarti tidak ada kemungkinan sama sekali.

“Potensi itu tetap bisa timbul ke depan, jika kita tidak mencegahnya dari awal,” ujar Dicky kepada Hypeabis.id

Dicky menyarankan agar pihak terkait segera bertindak cepat dan memutus rantai penularan. Selain itu, pemerintah juga perlu memastikan tidak ada potensi terbawanya penyakit ini di produk-produk yang berhubungan dengan babi.

Pemerintah perlu mengecek produk-produk yang menggunakan unsur babi, baik antarwilayah maupun antar negara.  Kemudian, pada daerah terjangkit,  perlu dilakukan isolasi agar tidak menyebar ke wilayah yang lebih luas.

Baca juga: Bahayakah 'Virus Zombie' yang Berusia Ribuan Tahun? Ini Kata Peneliti

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Dari Skinimalism Hingga Glow Glazzy, Berikut Prediksi Tren Kecantikan 2023

BERIKUTNYA

Ciptakan Suasana yang Intens, Film Autobiography Gunakan Lensa Kamera Khusus

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: