Insipiratif, Ibu Rumah Tangga Ini Sukses Kembangkan Bisnis Es Puter
06 September 2023 |
19:16 WIB
Di antara berbagai olahan makanan dan minuman kekinian, kudapan tradisional seperti es puter, rupanya masih eksis di masyarakat. Anak generasi 90-an pasti mengenal sajian dingin legendaris satu ini. Rasanya yang manis dan segar kerap menjadi jajanan yang dipilih saat cuaca terik.
Es puter dikenal juga dengan sebutan lain, seperti es dung dung dan es podeng. Nama es dung dung diambil dari penjual es puter keliling yang kerap membunyikan gong kecil berbunyi 'dung-dung' pada gerobaknya.
Sementara itu, es podeng identik dengan cara penyajian es puter dengan beragam topping. Beberapa isian yang sering ditemukan pada es podeng antara lain, roti tawar potong, kacang tanah, pacar cina, potongan alpukat, hingga meses alias cokelat tabur.
Baca juga: Bisnis Street Food Pun Butuh Tata Kelola Ruang Jualan hingga Limbah Dapur
Pada dasarnya, es puter adalah sajian es yang terbuat dari bahan dasar berupa santan. Sesuai dengan namanya, campuran santan dengan bahan-bahan lainnya akan diputar dalam wadah berisikan es dan garam. Proses pemutaran berkali-kali ini akan mengubah tekstur campuran bahan tadi menjadi beku, seperti tekstur es krim.
Perpaduan santan dan bahan-bahan perasa lainnya ini akan menghasilkan sajian es dengan rasa gurih khas santan. Cita rasa tradisional ini pun tidak kalah dengan berbagai merek es krim dan gelato premium di luar sana.
Kini, penjual es puter gerobak makin susah untuk ditemui di jalan-jalan. Akan tetapi, terdapat beberapa orang yang masih merindukan sajian dingin tradisional satu ini. Salah satunya adalah Itha Tantiana, pemilik usaha es puter bernama Es Puter Delapan Rasa.
Itha memulai bisnis rumahan ini pada 2020 lalu, setelah dia resign dari kantor 2 tahun sebelumnya dan memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga. Usaha ini dimulai dari keinginannya untuk mencari kegiatan yang menghasilkan di sela-sela kesibukannya di rumah.
Jerih payah Itha dalam mempromosikan produknya kepada para artis dan influencer saat awal merintis pun membuahkan hasil. Meskipun awalnya skeptis, tetapi ternyata kini Es Puter Delapan Rasa telah tersebar di berbagai kota, mulai dari Jakarta, Bandung, Bekasi, Bogor, Tangerang, hingga Lampung.
Itha sangat mengandalkan reseller untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Para reseller Itha pun didominasi perempuan, terutama para ibu rumah tangga. “Ibu rumah tangga itu bisa berdaya, bisa berkarier dan berpenghasilan sambil tetap mengurus rumah,” kata Itha.
Melalui bisnisnya, Itha ingin menghapuskan stigma bahwa ibu rumah tangga tidak bisa berpenghasilan dan hanya bisa mengurus rumah. Itha berharap, bisnisnya dapat menginspirasi perempuan lainnya untuk jadi berdaya dan berani memulai hal baru yang diinginkan.
Menurut Itha, produknya menawarkan nostalgia akan kenangan masa kecil, terutama pada kalangan generasi 90-an yang rindu dengan cita rasa es puter. “Kami masih mengolah es puter secara tradisional, karena saya ingin menonjolkan cita rasa es puter jadul yang membawa memori lama,” jelas Itha.
Meskipun diolah secara tradisional, Itha menyajikan es puternya secara kekinian. Hal ini, dilakukan agar Es Puter Delapan Rasa dapat menggaet pasar konsumen yang lebih luas, terutama para anak muda yang tidak familiar dengan es puter.
Baca juga: Catat, Ini Delapan Blind Spot yang Tak Disadari Pebisnis Kuliner
Terdapat varian original khas es puter, yaitu rasa kelapa, hingga rasa-rasa yang lebih disukai anak-anak, seperti chocolate supreme dan strawberry supreme. Seluruh produk Es Puter Delapan Rasa pun berasal dari bahan baku lokal.
“Saya bangga sekali sama produk lokal dan yakin kalau bahan-bahan lokal itu enggak kalah saing dengan produk impor,” tambah Itha.
Editor: Fajar Sidik
Es puter dikenal juga dengan sebutan lain, seperti es dung dung dan es podeng. Nama es dung dung diambil dari penjual es puter keliling yang kerap membunyikan gong kecil berbunyi 'dung-dung' pada gerobaknya.
Sementara itu, es podeng identik dengan cara penyajian es puter dengan beragam topping. Beberapa isian yang sering ditemukan pada es podeng antara lain, roti tawar potong, kacang tanah, pacar cina, potongan alpukat, hingga meses alias cokelat tabur.
Baca juga: Bisnis Street Food Pun Butuh Tata Kelola Ruang Jualan hingga Limbah Dapur
Pada dasarnya, es puter adalah sajian es yang terbuat dari bahan dasar berupa santan. Sesuai dengan namanya, campuran santan dengan bahan-bahan lainnya akan diputar dalam wadah berisikan es dan garam. Proses pemutaran berkali-kali ini akan mengubah tekstur campuran bahan tadi menjadi beku, seperti tekstur es krim.
Perpaduan santan dan bahan-bahan perasa lainnya ini akan menghasilkan sajian es dengan rasa gurih khas santan. Cita rasa tradisional ini pun tidak kalah dengan berbagai merek es krim dan gelato premium di luar sana.
Kini, penjual es puter gerobak makin susah untuk ditemui di jalan-jalan. Akan tetapi, terdapat beberapa orang yang masih merindukan sajian dingin tradisional satu ini. Salah satunya adalah Itha Tantiana, pemilik usaha es puter bernama Es Puter Delapan Rasa.
Itha memulai bisnis rumahan ini pada 2020 lalu, setelah dia resign dari kantor 2 tahun sebelumnya dan memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga. Usaha ini dimulai dari keinginannya untuk mencari kegiatan yang menghasilkan di sela-sela kesibukannya di rumah.
Jerih payah Itha dalam mempromosikan produknya kepada para artis dan influencer saat awal merintis pun membuahkan hasil. Meskipun awalnya skeptis, tetapi ternyata kini Es Puter Delapan Rasa telah tersebar di berbagai kota, mulai dari Jakarta, Bandung, Bekasi, Bogor, Tangerang, hingga Lampung.
Itha sangat mengandalkan reseller untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Para reseller Itha pun didominasi perempuan, terutama para ibu rumah tangga. “Ibu rumah tangga itu bisa berdaya, bisa berkarier dan berpenghasilan sambil tetap mengurus rumah,” kata Itha.
Melalui bisnisnya, Itha ingin menghapuskan stigma bahwa ibu rumah tangga tidak bisa berpenghasilan dan hanya bisa mengurus rumah. Itha berharap, bisnisnya dapat menginspirasi perempuan lainnya untuk jadi berdaya dan berani memulai hal baru yang diinginkan.
Menurut Itha, produknya menawarkan nostalgia akan kenangan masa kecil, terutama pada kalangan generasi 90-an yang rindu dengan cita rasa es puter. “Kami masih mengolah es puter secara tradisional, karena saya ingin menonjolkan cita rasa es puter jadul yang membawa memori lama,” jelas Itha.
Meskipun diolah secara tradisional, Itha menyajikan es puternya secara kekinian. Hal ini, dilakukan agar Es Puter Delapan Rasa dapat menggaet pasar konsumen yang lebih luas, terutama para anak muda yang tidak familiar dengan es puter.
Baca juga: Catat, Ini Delapan Blind Spot yang Tak Disadari Pebisnis Kuliner
Terdapat varian original khas es puter, yaitu rasa kelapa, hingga rasa-rasa yang lebih disukai anak-anak, seperti chocolate supreme dan strawberry supreme. Seluruh produk Es Puter Delapan Rasa pun berasal dari bahan baku lokal.
“Saya bangga sekali sama produk lokal dan yakin kalau bahan-bahan lokal itu enggak kalah saing dengan produk impor,” tambah Itha.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.