Peran Perempuan dalam Ekonomi Digital Bantu Percepat Pemulihan
11 October 2021 |
13:43 WIB
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang lebih besar kepada perempuan. Pasalnya, di sektor-sektor informal yang terdampak pandemi cukup signifikan seperti UMKM, 93 persen pekerja dan pelakunya adalah perempuan, sehingga perempuan juga ikut berperan sebagai penggerak ekonomi keluarga yang membantu membangkitkan ekonomi nasional.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPA) Bintang Puspayoga menekankan pentingnya menguatkan pemberdayaan perempuan melalui ekonomi digital dan inklusi keuangan untuk memulihkan ekonomi pascapandemi Covid-19.
Dia mengatakan Indonesia adalah negara anggota ASEAN dengan jumlah populasi terbanyak, dimana perempuan mengisi hampir setengahnya. Dari jumlah tersebut, 54 persen di antaranya berada pada usia produktif.
“Oleh karenanya, perempuan berpotensi besar terhadap pertumbuhan ekonomi jika diberikan kesempatan luas dan dukungan yang baik,” ujarnya dalam webinar International Road to ASEAN Ministerial Meeting on Women: Women’s Participation in the Digital Economy, baru-baru ini.
Pemanfaatan digitalisasi dinilai sebagai strategi yang penting bagi perempuan dalam mempertahankan usahanya yang terdampak pandemi Covid-19. Bintang mengatakan dengan perkembangan ekonomi digital yang dialami dunia, pihaknya menyadari bahwa internet adalah kesempatan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan usaha.
“Data menunjukkan 54 persen wirausaha mikro yang dimiliki perempuan sudah menggunakan internet, dibandingkan dengan 39 persen wirausaha mikro yang dimiliki laki-laki,” imbuhnya.
Selain itu, dia juga menuturkan perempuan telah mengambil langkah strategis dalam melakukan diversifikasi produk. Data menunjukkan pelaku usaha mikro perempuan lebih sigap dalam melakukan variasi dan berpindah sektor, lokasi, atau produk, dibandingkan dengan pelaku usaha laki-laki.
“Dalam hal literasi finansial, kami mempunyai tren positif dimana ada peningkatan kepemilikan akun yang setara yaitu sebesar 6 persen antara perempuan dan laki-laki. Pada tahun lalu, juga terdapat peningkatan penggunaan jasa finansial pada perempuan. Hal ini merupakan awal yang baik bagi kami untuk mendorong inklusi finansial menuju kesetaraan gender dalam sektor tersebut,” jelasnya.
Adapun, Kemen PPA juga secara serius melakukan upaya berkelanjutan dalam meningkatkan peran perempuan khususnya di bidang ekonomi dengan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berspektif gender.
Dalam menjalankan program prioritas tersebut, Bintang menyebutkan pihaknya telah menjalankan beberapa strategi yakni menetapkan gender sebagai isu sentral dalam Strategi Nasional Inklusi Finansial.
Hal itu, dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan terkait seperti kementerian/lembaga, sektor pembangunan, sektor swasta, lembaga masyarakat, dan akademisi untuk memfasilitasi pelatihan wirausaha yang sensitif gender dan pendampingan usaha, mendukung UMKM perempuan untuk bertahan dengan pandemi global saat ini serta mendukung akses terhadap kredit bunga rendah.
Editor Fajar Sidik
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPA) Bintang Puspayoga menekankan pentingnya menguatkan pemberdayaan perempuan melalui ekonomi digital dan inklusi keuangan untuk memulihkan ekonomi pascapandemi Covid-19.
Dia mengatakan Indonesia adalah negara anggota ASEAN dengan jumlah populasi terbanyak, dimana perempuan mengisi hampir setengahnya. Dari jumlah tersebut, 54 persen di antaranya berada pada usia produktif.
“Oleh karenanya, perempuan berpotensi besar terhadap pertumbuhan ekonomi jika diberikan kesempatan luas dan dukungan yang baik,” ujarnya dalam webinar International Road to ASEAN Ministerial Meeting on Women: Women’s Participation in the Digital Economy, baru-baru ini.
Pemanfaatan digitalisasi dinilai sebagai strategi yang penting bagi perempuan dalam mempertahankan usahanya yang terdampak pandemi Covid-19. Bintang mengatakan dengan perkembangan ekonomi digital yang dialami dunia, pihaknya menyadari bahwa internet adalah kesempatan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan usaha.
“Data menunjukkan 54 persen wirausaha mikro yang dimiliki perempuan sudah menggunakan internet, dibandingkan dengan 39 persen wirausaha mikro yang dimiliki laki-laki,” imbuhnya.
Ilustrasi (Dok. Adismara Putri Pradiri/Unsplash)
“Dalam hal literasi finansial, kami mempunyai tren positif dimana ada peningkatan kepemilikan akun yang setara yaitu sebesar 6 persen antara perempuan dan laki-laki. Pada tahun lalu, juga terdapat peningkatan penggunaan jasa finansial pada perempuan. Hal ini merupakan awal yang baik bagi kami untuk mendorong inklusi finansial menuju kesetaraan gender dalam sektor tersebut,” jelasnya.
Adapun, Kemen PPA juga secara serius melakukan upaya berkelanjutan dalam meningkatkan peran perempuan khususnya di bidang ekonomi dengan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berspektif gender.
Dalam menjalankan program prioritas tersebut, Bintang menyebutkan pihaknya telah menjalankan beberapa strategi yakni menetapkan gender sebagai isu sentral dalam Strategi Nasional Inklusi Finansial.
Hal itu, dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan terkait seperti kementerian/lembaga, sektor pembangunan, sektor swasta, lembaga masyarakat, dan akademisi untuk memfasilitasi pelatihan wirausaha yang sensitif gender dan pendampingan usaha, mendukung UMKM perempuan untuk bertahan dengan pandemi global saat ini serta mendukung akses terhadap kredit bunga rendah.
Editor Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.