salah satu koleksi dari desainer (sumber gambar : IFC)

Mengintip Koleksi Modest Fesyen Spring-Summer 8 Desainer Tanah Air yang Tampil di Paris

05 September 2023   |   21:23 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Indonesia terus menunjukkan keseriusannya untuk menjadi pusat modest fashion dunia. Salah satunya dengan menghadirkan koleksi Spring-Summer 2024 dari 8 desainer Indonesia dalam Indonesia Internasional Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST) yang diselenggarakan di Paris dalam perhelatan Paris Front Row.

Kedelapan desainer yang menampilkan koleksinya yakni lima desainer terpilih hasil kurasi dari program IKRA Indonesia, yaitu Syukriah Rusydi, Sanet Sabintang, Wening Angga, Thiffa Qaisty, dan Anggia Handmade. Turut berpartisipasi Dewan IKRA, Itang Yunasz, bersama dengan desainer tamu, KHANAAN dan KAMI.

Keseluruhan karya mengangkat keanekaragaman tekstil Indonesia, seperti batik, songket, tenun ikat, dan kain tenun tradisional, termasuk mengangkat penggunaan bahan secara optimal (upcycling) dan kombinasi kain tekstil motif wastra Indonesia.

Baca juga:  Perjalanan Didiet Maulana dari Garasi Rumah Hingga Melenggang di New York Fashion Week

Perhelatan IN2MOTIONFEST yang diselenggarakan Indonesia Fashion Chamber (IFC) pada 2 September 2023 ini didukung oleh Bank Indonesia  bersama Kementerian Koperasi dan UKM, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia Paris dengan tema “Weaving Sustainability into Modest Fashion with Wastra Indonesia”.

Lantas bagaimana saja hasil karya dari para desainer, berikut ulasannya.

1. Syukriah Rusydi

Tenun Aceh yang menggunakan benang sutra sebagai bahan utama serta benang emas dan perak untuk aplikasi motifnya, dipilih oleh desainer Syukriah Rusydi untuk koleksi bertema “Lost in Versailes”. Wastra tersebut telah berusia lebih dari 20 tahun dan berhasil selamat dari gempa dan tsunami Aceh tahun 2004 lalu. Perpaduan warna cerah dan berkilau dari wastra ini memperkuat kesan mewah dari gaya desain yang terinspirasi era Renaissance di Eropa, khususnya Perancis.

2. Sanet Sabintang

Pesona wastra Jawa Timur diangkat oleh desainer Sanet Sabintang untuk koleksi tertajuk “Hati yang Bersyukur”. Batik pewarna alam dengan motif tradisi Banyuwangi diselaraskan dengan tenun serta batik sutra dari Jember dalam koleksi ini. Sanet menerapkan konsep sustainable fashion melalui upcycling, yaitu mengelola sampah produksi menjadi produk yang lebih bernilai jual tinggi. Wastra dikombinasikan dengan bahan ramah lingkungan seperti linen, katun, dan eco-print yang didesain kasual sporty dengan sentuhan artistik.

3. Wening Angga

“Mixture of Wastra” merupakan tema koleksi persembahan Wening Angga yang memperlihatkan sebagian keragaman wastra Nusantara. Kain tradisional dari Bali, yaitu songket motif folklore khas Jembrana serta tenun Rang-rang dari Nusa Penida dikombinasikan dengan Wening Batik motif bunga warna natural, mulai dari oranye sampai coklat.
Wastra tersebut dituangkan dalam desain kontemporer dengan inspirasi gaya pakaian Eropa Barat seperti detail pada kerah tinggi dan aksen ruffle, serta ornamen bordir.

4. Sakinah by Thiffa Qaisty

“Serenity” yang bermakna ketenangan merupakan tema koleksi Sakinah by Thiffa Qaisty dengan mengangkat keindahan wastra Melayu, khususnya tenun Riau dan songket Sumatera Barat. Wastra yang digunakan menyoroti teknik pengerjaan tumpal kain dengan motif tradisi sarat makna dan memakai pewarna alam pada benang tenunnya. Dalam budaya Melayu, penempatan tumpal kain menunjukkan identitas seseorang dalam memakainya. Wastra tersebut dituangkan dalam desain feminine chic bersiluet A-Line, terdiri dari dress, top, bottom, blazer panjang, dan outer yang dapat saling dipadu-padankan.

5. Anggia Handmade

Anggia Handmade yang memiliki konsep sustainable sebagai brand DNA, menerapkan konsep Women Empowering dengan pengrajin wastra. Terinspirasi dari bentuk dua sisi kehidupan pasangan jiwa yang belum pernah bertemu, Anggia Handmade merilis koleksi bertema “Soumade” dalam gaya rancangan feminine edgy dengan mengeksplorasi warna dan corak khas batik Cirebon. Permainan warna cerah serta motif kontemporer dan geometris khas batik Pesisir, khususnya bentuk pulauan, menjadi daya pikat koleksi ini.

6. KAMI.

Kain Endek, warisan budaya lokal yang hampir punah dapat bergaung di langit kota Paris. Begitulah harapan KAMI. melalui koleksi bertema “Orva”. Sentuhan magis warna-warna kain Endek khas Bali dalam nuansa puitis ala Paris diaplikasikan dalam siluet feminin yang menampilkan pleats, draped layers, dan potongan asymmetrical melengkapi perpaduan rumit kain Endek dengan keanggunan gaya Paris yang modern. Motif bunga rain lily diselipkan untuk memperkuat simbol romantisme koleksi ini.

7. Khanaan

KHANAAN menampilkan motif geometris kuno yang terinspirasi dari kreativitas multifaset kota dan warisan budaya yang tak ternilai. Siluetnya menggabungkan motif monogram dengan fitur lanskap yang indah. KHANAAN memadukan dua wastra Nusantara, yaitu tenun Garut dan batik Pekalongan. Motif wastra tersebut menjadi sorotan koleksi gaun panjang dan outer ini yang dikombinasikan dengan warna yang mewakili kilau lampu kota dan bangunan arsitektur Paris.

8. Itang Yunaz

Eksotika wastra Nusantara, khususnya motif dan warna tenun Gringsing Bali dan songket Palembang dihadirkan oleh desainer Itang Yunasz dalam koleksi bertema “Exotasia: Exotic Asia Through Divine Love”. Motif geometris khas tenun Gringsing diaplikasikan dalam bahan sutera alami yang ringan menjadi ragam dress yang anggun. Sedangkan songket Palembang yang biasanya digunakan sebagai kain dan selendang, dirancang menjadi dress dan jackets dengan desain modern kontemporer yang berkelas.

Baca juga:  Eksklusif Profil Desainer Hian Tjen: Merajut Elegansi Tanpa Batas

IN2MOTIONFEST dicanangkan pertama kali sebagai ajang modest fashion terbesar nasional dan visinya menjadi rujukan dunia pada Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-9 tahun 2022. Hadirnya IN2MOTIONFEST dalam ajang Paris Front Row merupakan upaya untuk mewujudkannya sebagai ajang berkelas dunia. 

Selanjutnya IN2MOTIONFEST akan dihadirkan dalam berbagai ajang fesyen dunia dan menjadi bagian utama dalam ISEF ke-10 pada 25-29 Oktober di Jakarta. IN2MOTIONFEST di Paris, mengintegrasikan fashion show dan pameran dagang dalam format business to business (B2B) dan business to customer (B2C) guna memperkuat positioning dan jangkauannya di pasar global.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung menekankan IN2MOTIONFEST tidak hanya menampilkan kekayaan produk modest fashion Indonesia, tetapi juga gaya hidup halal Indonesia ke pasar global, khususnya di bidang modest fashion yang bertujuan untuk mengakselerasi terwujudnya Indonesia sebagai hub industri halal global.

Sementara itu, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Prancis, Mohamad Oemar mengatakan, selain keunggulan wastra Indonesia yang kaya inspirasi, kontribusi generasi muda dalam pengembangan industri fesyen dan ekonomi kreatif berdampak besar dalam menumbuhkan kreatifitas, inovasi, dan keberlanjutan modest fashion Indonesia.

Potensi pasar modest fashion tidak hanya diakui oleh negara-negara mayoritas muslim tetapi juga oleh berbagai negara lainnya seperti Tiongkok, Singapura, Jepang, dan juga di Eropa. Permintaan produk halal yang menjanjikan di kalangan komunitas muslim di sektor fesyen telah menjadi katalis besar bagi munculnya tren modest fashion di seluruh dunia.

Sejak awal tahun 2023 IN2MOTIONFEST telah terselenggara di beberapa kota besar dunia yaitu Dubai, Daegu, Pretoria, dan Paris guna memperkuat eksistensi modest fashion  Indonesia di kancah global.

Baca juga:  Jadi Desainer Termuda, Kimberly Tandra Siap Bawakan Keindahan Flora & Fauna Indonesia di NYFW 2023/2024

Editor: Puput Ady Sukarno

SEBELUMNYA

9 Urutan Film di Semesta The Conjuring, Wajib Nonton Sebelum The Nun 2

BERIKUTNYA

Hiatus 18 Tahun, Rolling Stones Siap Rilis Album Baru Bertajuk Hackney Diamonds Besok

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: