Ayu Dyah Andari Berbagi Cerita Proses Adaptasi Desain Fesyen selama Pandemi
14 March 2022 |
21:30 WIB
Pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi hampir seluruh sektor bisnis tak terkecuali dalam bidang fesyen. Selama pandemi, banyak desainer yang harus beradaptasi dengan kondisi yang tidak menentu, dan berpengaruh pada laju bisnis mereka. Hal itu juga yang dialami oleh desainer Ayu Dyah Andari.
Perancang yang sudah berkarier di dunia fesyen Tanah Air selama 11 tahun itu mengaku bahwa selama pandemi, penjualan baju-baju pesta yang menjadi unggulan dalam koleksi rancangannya mengalami penurunan.
Hal itu akhirnya membuat desainer yang akrab disapa Ayu itu mulai fokus untuk mendesain koleksi ready to wear yang lebih praktis. Menurutnya, semenjak pandemi, banyak orang yang lebih memilih baju yang cantik namun tetap kasual untuk digunakan sehari-hari.
“Kondangan enggak ada, orang ngapain beli baju pesta. Cuma Alhamdulillah aku tuh enggak menyerah. Kita langsung beradaptasi dan aku bikin baju ready to wear. Alhamdulillah penjualannya malah banyak. Sekarang dari 40 jadi 104 karyawan,” ucapnya saat konferensi pers peragaan busana Les Allées di Hotel The Langham Jakarta, Senin (14/3/2022).
Meski demikian, proses adaptasi itu pun tidak berjalan tanpa hambatan. Ayu mengatakan bahwa sejak dia dan timnya lebih berfokus untuk membuat koleksi ready to wear, terjadi beberapa konflik di internal tim yang terdiri dari para penjahitnya.
“Mereka [tim penjahit] sempat enggak terima. Karena mereka biasa menjahit baju pesta yang bayarannya lebih mahal. Cuma Alhamdulillah akhirnya aku bisa meyakinkan mereka,” kata Ayu.
Tantangan lain yang dihadapi Ayu juga adalah dari segi desain. Menurutnya, dia bisa lebih leluasa untuk mendesain baju ketika membuat sebuah couture atau gaun pesta ketimbang mendesain koleksi ready to wear yang menurutnya lebih menantang.
“Gimana mendesain baju simpel tapi orang kalau melihat itu ciri khas aku banget. Jadi memang ada baju-baju yang aku desain dengan sedikit twist. Dengan begitu, baju yang simpel itu jadi milik kita,” ujarnya.
(Baca juga: 11 Tahun Berkarya, Desainer Ayu Dyah Andari Gelar Peragaan Busana Les Allées)
Meski baju ready to wear cenderung praktis digunakan dan tidak memerlukan desain yang terlalu rumit, Ayu mengatakan bahwa dia tetap menjaga kualitas baju rancangannya. Salah satunya adalah dalam hal pemilihan bahan. “Jadi memang ada beberapa bahan yang aku impor dari Jepang atau bahkan aku bikin sendiri,” imbuhnya.
Adapun, koleksi By Ayu Dyah Andani yang didominasi ready to wear tersebut dipamerkan dalam peragaan busana tunggal perdana Les Allées: A Line to Remember pada Senin (14/3/2022) di Hotel The Langham Jakarta. Sebanyak 60 set busana muslim bergaya neo klasik namun kasual ditampilkan dengan apik dan glamor.
Sederet selebriti Tanah Air pun ikut melenggang cantik di atas panggung untuk menampilkan koleksi tersebut seperti di antaranya Raline Shah, Dhini Aminarti, Okky Asokawati, Cut Meyriska, Fenita Arie, Adelia Pasha dan Tya Ariestya.
Editor: Fajar Sidik
Perancang yang sudah berkarier di dunia fesyen Tanah Air selama 11 tahun itu mengaku bahwa selama pandemi, penjualan baju-baju pesta yang menjadi unggulan dalam koleksi rancangannya mengalami penurunan.
Hal itu akhirnya membuat desainer yang akrab disapa Ayu itu mulai fokus untuk mendesain koleksi ready to wear yang lebih praktis. Menurutnya, semenjak pandemi, banyak orang yang lebih memilih baju yang cantik namun tetap kasual untuk digunakan sehari-hari.
“Kondangan enggak ada, orang ngapain beli baju pesta. Cuma Alhamdulillah aku tuh enggak menyerah. Kita langsung beradaptasi dan aku bikin baju ready to wear. Alhamdulillah penjualannya malah banyak. Sekarang dari 40 jadi 104 karyawan,” ucapnya saat konferensi pers peragaan busana Les Allées di Hotel The Langham Jakarta, Senin (14/3/2022).
Koleksi Ayu Dyah Andari yang ditampilkan dalam peragaan busana Les Allées: A Line to Remember pada Senin (14/3/2022) di Hotel The Langham Jakarta. (Sumber gambar: By Ayu Dyah Andari)
“Mereka [tim penjahit] sempat enggak terima. Karena mereka biasa menjahit baju pesta yang bayarannya lebih mahal. Cuma Alhamdulillah akhirnya aku bisa meyakinkan mereka,” kata Ayu.
Tantangan lain yang dihadapi Ayu juga adalah dari segi desain. Menurutnya, dia bisa lebih leluasa untuk mendesain baju ketika membuat sebuah couture atau gaun pesta ketimbang mendesain koleksi ready to wear yang menurutnya lebih menantang.
“Gimana mendesain baju simpel tapi orang kalau melihat itu ciri khas aku banget. Jadi memang ada baju-baju yang aku desain dengan sedikit twist. Dengan begitu, baju yang simpel itu jadi milik kita,” ujarnya.
Desainer Ayu Dyah Andani saat konferensi pers peragaan busana Les Allées di Hotel The Langham Jakarta, Senin (14/3/2022)- (Sumber gambar: Fanny K/Bisnis)
Meski baju ready to wear cenderung praktis digunakan dan tidak memerlukan desain yang terlalu rumit, Ayu mengatakan bahwa dia tetap menjaga kualitas baju rancangannya. Salah satunya adalah dalam hal pemilihan bahan. “Jadi memang ada beberapa bahan yang aku impor dari Jepang atau bahkan aku bikin sendiri,” imbuhnya.
Adapun, koleksi By Ayu Dyah Andani yang didominasi ready to wear tersebut dipamerkan dalam peragaan busana tunggal perdana Les Allées: A Line to Remember pada Senin (14/3/2022) di Hotel The Langham Jakarta. Sebanyak 60 set busana muslim bergaya neo klasik namun kasual ditampilkan dengan apik dan glamor.
Sederet selebriti Tanah Air pun ikut melenggang cantik di atas panggung untuk menampilkan koleksi tersebut seperti di antaranya Raline Shah, Dhini Aminarti, Okky Asokawati, Cut Meyriska, Fenita Arie, Adelia Pasha dan Tya Ariestya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.