Makin Populer di Indonesia, Cek Manfaat & Kiat Olahraga Panjat Tebing
04 September 2023 |
20:00 WIB
Tren olahraga ekstrem sepertinya makin diminati masyarakat Indonesia. Pasalnya deretan kegiatan kategori olahraga jenis ini dapat memacu adrealin yang dapat meningkatkan fungsi organ jantung dan membuat bugar pegiatnya. Selain itu, ada sensasi tersendiri yang magis bagi para pencintanya.
Salah satu yang populer di kalangan olahragawan adalah panjat tebing. Sebab, berbagai fasilitas wall climbing saat ini mulai bermunculan di sejumlah mal, alih-alih harus pergi ke alam bebas untuk menjalani kegiatan tersebut.
Baca juga: 5 Lokasi Panjat Tebing Terpopuler di Indonesia
Pengalaman itu pun diamini oleh Adi Nugroho (30). Berawal dari kecintaannya terhadap kegiatan di alam bebas, lelaki yang akrab disapa Gawong itu pun memutuskan untuk menekuni panjat tebing dalam beberapa tahun terakhir.
Pria yang tinggal di Temanggung, Jawa Tengah itu mengatakan bahwa panjat tebing awalnya merupakan bagian dari kegiatan mendaki. Namun, lambat laun olahraga ini bukan hanya menjadi sekadar hobi, melainkan juga pekerjaan pada ketinggian dan ajang pencarian prestasi.
Saat Piala Dunia Panjat Tebing yang digelar di Prancis Agustus 2023 misalnya, Indonesia berhasil menyabet 2 medali emas dan 2 medali perunggu. Faktor inilah yang menjadi salah satu pemicu olahraga tersebut mulai digemari masyarakat.
"Panjat tebing ini semakin populer sejak atlet Indonesia meraih prestasi di kancah internasional. Maraknya pembuatan fasilitas dinding panjatnya baik di sekolah atau mal juga turut memasyarakatkan olahraga ini," katanya.
Menjadi olahraga populer, menurut Gawong panjat tebing tidaklah terlalu rumit. Para pemula sebenarnya cukup bergabung dengan komunitas pegiat alam agar dapat belajar teknik-teknik dasar untuk memulai aktivitas tersebut.
Selain teknik komunikasi dengan belayer atau rekan pemanjat, pemula juga disarankan belajar dasar-dasar olahraga panjat tebing. Mulai dari latihan fisik, persiapan mental, hingga peregangan (stretching) dan pemanasan (warming up) sebelum menjajal ketinggian papan.
"Panjat tebing ini bukan olahraga yang ringan, jadi tetap kedepankan juga kenyamanan dan keamanan untuk meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan," imbuhnya.
Pelatih panjat tebing Choirul Toyifan dari Klub IMS Jakarta mengatakan bahwa saat ini remaja dan dewasa mulai banyak yang meminati olahraga tersebut, terutama untuk ajang prestasi yang kerap dilombakan di tingkat nasional dan internasional.
Menurutnya, panjat tebing merupakan olahraga yang dapat berpengaruh dalam kinerja otot dan kecepatan gerak tubuh. Selain itu, aktivitas ini juga dapat melatih kepercayaan diri serta membantu seseorang dalam membuat keputusan secara cepat dan tepat.
Umumnya terdapat tiga jenis kompetisi yang dilombakan, yakni lead climbing, speed climbing, dan bouldering climbing. Kategori tersebut menurutnya memiliki tingkat kesulitan masing-masing meski aspek kelincahan, kekuatan, dan pemilihan keputusan menjadi faktor penting bagi pemanjat.
Adapun, untuk latihan dasar yang biasa dilakukan di tempatnya mengajar disesuaikan dengan tingkatan umur. Untuk anak-anak misalnya, dia lebih mengedepankan istilah-istilah dalam komunikasi antar sesama pemanjat serta kiat-kiat memanjat wall dengan baik.
Sementara untuk kelompok dewasa, biasanya dia memberikan teknik latihan dasar seperti bridging, yaitu posisi badan pegiat mengangkang di dinding pemanjat dengan kaki sebagai tumpuan dan tangan sebagai penjaga keseimbangan.
Ada pula teknik jamming, panjat wajah, panjat lempengan, hingga pendakian rekahan. Metode tersebut secaa umum memanfaatkan cetakan batu atau retakan sebagai pijakan kaki, pegangan tangan, maupun penjaga keseimbangan tubuh saat memanjat tebing yang ingin didaki.
"Biasanya yang saya terapkan untuk anak-anak adalah belajar memanjat dengan teknik-teknik dasar yang disesuaikan dengan umur dan tingkat kesulitan. Misalnya lewat tingkat kemiringan dinding, ketinggian dan rintangan yang dihadapi," katanya.
Bagi pemula yang ingin mengikuti kegiatan tersebut biaya yang diperlukan hanyalah Rp100.000, di mana pegiat sudah mendapatkan modul dasar untuk mengenal panjat tebing. Sedangkan, di setiap sesi latihan yang dilakukan seminggu tiga kali anggota cukup membayar Rp25.000 yang berlangsung di Gor Ciracas dan Kampus Unkris di Jakarta Timur.
Baca juga: Menguji Nyali di Wisata Panjat Tebing Via Ferrata
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Salah satu yang populer di kalangan olahragawan adalah panjat tebing. Sebab, berbagai fasilitas wall climbing saat ini mulai bermunculan di sejumlah mal, alih-alih harus pergi ke alam bebas untuk menjalani kegiatan tersebut.
Baca juga: 5 Lokasi Panjat Tebing Terpopuler di Indonesia
Pengalaman itu pun diamini oleh Adi Nugroho (30). Berawal dari kecintaannya terhadap kegiatan di alam bebas, lelaki yang akrab disapa Gawong itu pun memutuskan untuk menekuni panjat tebing dalam beberapa tahun terakhir.
Pria yang tinggal di Temanggung, Jawa Tengah itu mengatakan bahwa panjat tebing awalnya merupakan bagian dari kegiatan mendaki. Namun, lambat laun olahraga ini bukan hanya menjadi sekadar hobi, melainkan juga pekerjaan pada ketinggian dan ajang pencarian prestasi.
Saat Piala Dunia Panjat Tebing yang digelar di Prancis Agustus 2023 misalnya, Indonesia berhasil menyabet 2 medali emas dan 2 medali perunggu. Faktor inilah yang menjadi salah satu pemicu olahraga tersebut mulai digemari masyarakat.
"Panjat tebing ini semakin populer sejak atlet Indonesia meraih prestasi di kancah internasional. Maraknya pembuatan fasilitas dinding panjatnya baik di sekolah atau mal juga turut memasyarakatkan olahraga ini," katanya.
Menjadi olahraga populer, menurut Gawong panjat tebing tidaklah terlalu rumit. Para pemula sebenarnya cukup bergabung dengan komunitas pegiat alam agar dapat belajar teknik-teknik dasar untuk memulai aktivitas tersebut.
Selain teknik komunikasi dengan belayer atau rekan pemanjat, pemula juga disarankan belajar dasar-dasar olahraga panjat tebing. Mulai dari latihan fisik, persiapan mental, hingga peregangan (stretching) dan pemanasan (warming up) sebelum menjajal ketinggian papan.
"Panjat tebing ini bukan olahraga yang ringan, jadi tetap kedepankan juga kenyamanan dan keamanan untuk meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan," imbuhnya.
Pelatih panjat tebing Choirul Toyifan dari Klub IMS Jakarta mengatakan bahwa saat ini remaja dan dewasa mulai banyak yang meminati olahraga tersebut, terutama untuk ajang prestasi yang kerap dilombakan di tingkat nasional dan internasional.
Menurutnya, panjat tebing merupakan olahraga yang dapat berpengaruh dalam kinerja otot dan kecepatan gerak tubuh. Selain itu, aktivitas ini juga dapat melatih kepercayaan diri serta membantu seseorang dalam membuat keputusan secara cepat dan tepat.
Umumnya terdapat tiga jenis kompetisi yang dilombakan, yakni lead climbing, speed climbing, dan bouldering climbing. Kategori tersebut menurutnya memiliki tingkat kesulitan masing-masing meski aspek kelincahan, kekuatan, dan pemilihan keputusan menjadi faktor penting bagi pemanjat.
Adapun, untuk latihan dasar yang biasa dilakukan di tempatnya mengajar disesuaikan dengan tingkatan umur. Untuk anak-anak misalnya, dia lebih mengedepankan istilah-istilah dalam komunikasi antar sesama pemanjat serta kiat-kiat memanjat wall dengan baik.
Sementara untuk kelompok dewasa, biasanya dia memberikan teknik latihan dasar seperti bridging, yaitu posisi badan pegiat mengangkang di dinding pemanjat dengan kaki sebagai tumpuan dan tangan sebagai penjaga keseimbangan.
Ada pula teknik jamming, panjat wajah, panjat lempengan, hingga pendakian rekahan. Metode tersebut secaa umum memanfaatkan cetakan batu atau retakan sebagai pijakan kaki, pegangan tangan, maupun penjaga keseimbangan tubuh saat memanjat tebing yang ingin didaki.
"Biasanya yang saya terapkan untuk anak-anak adalah belajar memanjat dengan teknik-teknik dasar yang disesuaikan dengan umur dan tingkat kesulitan. Misalnya lewat tingkat kemiringan dinding, ketinggian dan rintangan yang dihadapi," katanya.
Bagi pemula yang ingin mengikuti kegiatan tersebut biaya yang diperlukan hanyalah Rp100.000, di mana pegiat sudah mendapatkan modul dasar untuk mengenal panjat tebing. Sedangkan, di setiap sesi latihan yang dilakukan seminggu tiga kali anggota cukup membayar Rp25.000 yang berlangsung di Gor Ciracas dan Kampus Unkris di Jakarta Timur.
Baca juga: Menguji Nyali di Wisata Panjat Tebing Via Ferrata
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.