Mulai Populer di Indonesia, Cek Kiat & Biaya Olahraga Selancar Sungai
15 August 2023 |
20:06 WIB
Tren wisata air seperti rafting, arung jeram, dan kayak mulai populer di Indonesia beberapa waktu belakangan. Namun, selain olahraga ekstrem konvensional itu, ada juga aktivitas fisik dalam air yang mulai dilirik masyarakat, salah satunya riverboarding atau selancar sungai.
Seperti namanya, riverboarding merupakan olahraga yang bertumpu pada sebilah papan untuk mengarungi arus, dan menembus jeram. Lahir pada dekade 1970-an di Prancis, olahraga air ini menjadi alternatif baru bagi pencinta adrenalin.
Dalam praktiknya, orang yang bermain selancar sungai akan berbaring tengkurap sambil memegang kendali di bagian depan papan. Dengan kondisi sejajar dengan air, kekuatan lengan dan keseimbangan tubuh menjadi faktor penting bagi pemain untuk menyusuri sungai.
Baca juga: Sebelum Mencoba Rafting, Yuk Kenali 6 Tingkatan Sungai Arung Jeram
Sekretaris Jenderal Indonesia Riverboarding Association (IRA), Adi Tebing, mengatakan bahwa meski masuk jenis olahraga ekstrim, riverboarding bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk anak-anak dan remaja. Kendati begitu, mereka harus tetap mengedepankan protokol keselamatan.
Adi menjelaskan, sebelum memulai olahraga ini pegiat harus menjalani beberapa tahap, mulai dari pemanasan, orientasi sungai, dan teknik penguasaan papan riverboarding. Standar perlengkapan termasuk helm, sepatu katak, swimming suit, pelindung lutut, dan pelampung juga wajib dikenakan pemain.
"Sebelum turun ke sungai harus ada orientasi dan protokol terhadap kondisi arus, termasuk komunikasi secara general dengan orang yang ada di hulu, apakah aman untuk olahraga atau tidak,"katanya.
Lebih dari satu dekade menggeluti kegiatan yang juga dikenal dengan sebutan hydrospeed ini, Adi mengungkap banyak manfaat bagi dirinya. Mulai dari melatih fokus, keseimbangan, kekuatan lengan, orientasi keadaan, hingga mengasah mental untuk berani menghadapi tantangan di depan mata.
Adapun, untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari olahraga ini, pastikan tubuh bagian pundak ke bawah bergerak ritmis agar mudah bermanuver. Begitu juga dengan mata dan otak untuk fokus melihat rintangan seperti jeram, batu, atau arus sungai sungai. Hal itu penting dilakukan untuk meminimalisir cedera dari masing-masing peserta.
Adi menjelaskan ada dua kategori fokus utama yang bisa dijalani oleh peserta, yakni kelas kejuaraan dan rekreasional. Bagi pehobi, mereka dapat menjalani latihan cukup satu kali dalam sehari dengan durasi 2 jam. Sedangkan bagi para atlet, biasanya mereka berlatih selama 4-6 jam dalam satu sesi.
Zapta (31) salah satu pegiat riverboarding mengatakan, tantangan dalam olahraga selancar sungai adalah posisi mata dan badan yang sejajar dengan arus air. Oleh karena itu peserta harus menggunakan leher (naik turun) untuk mengamati medan di depannya agar terlihat dengan jelas.
Dia mengungkap setidaknya terdapat tiga jenis nomor riverboarding. Yaitu slalom, boarder cross (halang rintang), dan freestyle (gaya bebas). Namun, tidak menutup kemungkinan olahraga ini akan digabungkan dengan jenis kegiatan lain di dalam air sehingga menjadi multi lomba yang kreatif.
Pegiat yang kini menjadi produsen papan riverboarding itu mengatakan, hobi selancar sungai termasuk jenis olahraga yang tidak begitu mahal di kantong. Semua peralatan termasuk alat pendukung bisa didapat dengan total harga kisaran Rp2,5 juta hingga Rp3 jutaan, tergantung jenis dan jenama yang dipilih.
Perkembangan riverboarding di Indonesia sejauh ini menurutnya juga sudah meliputi banyak aspek, termasuk nilai ekonomi, kebermanfaatan, dan sosial budaya. Bahkan, para pelakunya kerap dimintai bantuan menjadi tim rescue dalam jenis olahraga air lain.
"Riverboarding memang kelihatannya mudah, tapi harus tetap ada bimbingan singkat dari pemandu, terutama bagi peminat rekreasi olahraga air demi keamanan dan keselamatan peserta," jelasnya.
Baca juga: Liburan Anti Mainstream, Jelajahi 5 Spot Wisata Sungai Ini Yuk!
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Seperti namanya, riverboarding merupakan olahraga yang bertumpu pada sebilah papan untuk mengarungi arus, dan menembus jeram. Lahir pada dekade 1970-an di Prancis, olahraga air ini menjadi alternatif baru bagi pencinta adrenalin.
Dalam praktiknya, orang yang bermain selancar sungai akan berbaring tengkurap sambil memegang kendali di bagian depan papan. Dengan kondisi sejajar dengan air, kekuatan lengan dan keseimbangan tubuh menjadi faktor penting bagi pemain untuk menyusuri sungai.
Baca juga: Sebelum Mencoba Rafting, Yuk Kenali 6 Tingkatan Sungai Arung Jeram
Sekretaris Jenderal Indonesia Riverboarding Association (IRA), Adi Tebing, mengatakan bahwa meski masuk jenis olahraga ekstrim, riverboarding bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk anak-anak dan remaja. Kendati begitu, mereka harus tetap mengedepankan protokol keselamatan.
Adi menjelaskan, sebelum memulai olahraga ini pegiat harus menjalani beberapa tahap, mulai dari pemanasan, orientasi sungai, dan teknik penguasaan papan riverboarding. Standar perlengkapan termasuk helm, sepatu katak, swimming suit, pelindung lutut, dan pelampung juga wajib dikenakan pemain.
"Sebelum turun ke sungai harus ada orientasi dan protokol terhadap kondisi arus, termasuk komunikasi secara general dengan orang yang ada di hulu, apakah aman untuk olahraga atau tidak,"katanya.
Lebih dari satu dekade menggeluti kegiatan yang juga dikenal dengan sebutan hydrospeed ini, Adi mengungkap banyak manfaat bagi dirinya. Mulai dari melatih fokus, keseimbangan, kekuatan lengan, orientasi keadaan, hingga mengasah mental untuk berani menghadapi tantangan di depan mata.
Adapun, untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari olahraga ini, pastikan tubuh bagian pundak ke bawah bergerak ritmis agar mudah bermanuver. Begitu juga dengan mata dan otak untuk fokus melihat rintangan seperti jeram, batu, atau arus sungai sungai. Hal itu penting dilakukan untuk meminimalisir cedera dari masing-masing peserta.
Adi menjelaskan ada dua kategori fokus utama yang bisa dijalani oleh peserta, yakni kelas kejuaraan dan rekreasional. Bagi pehobi, mereka dapat menjalani latihan cukup satu kali dalam sehari dengan durasi 2 jam. Sedangkan bagi para atlet, biasanya mereka berlatih selama 4-6 jam dalam satu sesi.
Zapta (31) salah satu pegiat riverboarding mengatakan, tantangan dalam olahraga selancar sungai adalah posisi mata dan badan yang sejajar dengan arus air. Oleh karena itu peserta harus menggunakan leher (naik turun) untuk mengamati medan di depannya agar terlihat dengan jelas.
Dia mengungkap setidaknya terdapat tiga jenis nomor riverboarding. Yaitu slalom, boarder cross (halang rintang), dan freestyle (gaya bebas). Namun, tidak menutup kemungkinan olahraga ini akan digabungkan dengan jenis kegiatan lain di dalam air sehingga menjadi multi lomba yang kreatif.
Pegiat yang kini menjadi produsen papan riverboarding itu mengatakan, hobi selancar sungai termasuk jenis olahraga yang tidak begitu mahal di kantong. Semua peralatan termasuk alat pendukung bisa didapat dengan total harga kisaran Rp2,5 juta hingga Rp3 jutaan, tergantung jenis dan jenama yang dipilih.
Perkembangan riverboarding di Indonesia sejauh ini menurutnya juga sudah meliputi banyak aspek, termasuk nilai ekonomi, kebermanfaatan, dan sosial budaya. Bahkan, para pelakunya kerap dimintai bantuan menjadi tim rescue dalam jenis olahraga air lain.
"Riverboarding memang kelihatannya mudah, tapi harus tetap ada bimbingan singkat dari pemandu, terutama bagi peminat rekreasi olahraga air demi keamanan dan keselamatan peserta," jelasnya.
Baca juga: Liburan Anti Mainstream, Jelajahi 5 Spot Wisata Sungai Ini Yuk!
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.