Ilustrasi bahan bakar kendaraan. (Sumber gambar: Pexels.com)

Mengenal Pertamax Green 95, Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan

04 September 2023   |   18:45 WIB
Image
Eben Ezer Mahasiswa Universitas Padjadjaran


Keberadaan bahan bakar minyak bersubsidi menjadi salah satu unsur kebutuhan penting bagi masyarakat, terutama yang terkendala faktor ekonomi.. Keberadaan bahan bakar subsidi pun turut menjadi salah satu program pemerintah untuk membantu mobilitas masyarakat di tengah harga bahan pokok yang terus meningkat, disamping untuk pengendalian inflasi.

Dan seiring masih tingginya kebutuhan masyarakat akan bahan bakar minyak bersubsidi, PT Pertamina (Persero) sebagai penyedia bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia, berencana untuk menciptakan bahan bakar subsidi baru yang lebih ramah lingkungan yaitu Pertamax Green 95 pada 2024.

Seperti dilansir dari lama resmi Pertamina, Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina, Nicke Widyawati, mengungkapkan bahwa bahan bakar baru ini merupakan percampuran antara pertalite yang dengan etanol E5 sebanyak 5 persen.

Baca juga:  Jangan Asal, Ini 3 Dampak Mencampur BBM Pertamax & Pertalite untuk Kendaraan

Selain itu, kandungan oktan (RON) yang terdapat di dalamnya turut mengikuti aturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk tahun 2023, yaitu kadar yang dimiliki harus berada di atas angka 90. 

Oktan sebagai kandungan bahan bakar berperan penting dalam mengukur kekuatan dari bahan bakar. Maka dari itu, angka kandungan pada bahan bakar menjadi standar kualitas yang diterapkan di beberapa negara termasuk diantaranya adalah Indonesia. 

Penggunaan etanol di luar Indonesia sudah sejak lama dijadikan sebagai komponen penambah pada bahan bakar untuk meningkatkan nilai oktan bahan bakar dosil dan minyak bumi. Salah satu contoh negara dengan penggunaan etanol sebagai bahan bakar utama adalah Brazil.

Komisaris Pertamina, Ego Syahrial melalui laman Youtube resmi Pertamina, menyatakan bahwa produk Pertamax Green 95 merupakan wujud dan upaya untuk menurunkan kadar emisi dan transisi energi dengan menawarkan bahan bakar yang menurutnya ramah lingkungan serta mengikuti standar indikator nilai yang ditetapkan KLHK

Penggunaan etanol sendiri sebagai bahan bakar bukan hal yang dilakukan pertama kali. Beberapa mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung menciptakan bahan bakar alternatif etanol yang juga terdapat pada Pertamax Green 95. Dikutip dari portal resmi itbi.ac.id, etanol yang digunakan berasal dari hasil fermentasi pengolahan tebu (molase).

Senada dengan pernyataan Ego, proses yang dibutuhkan lebih kecil dibanding bahan bakar fosil (minyak bumi) sehingga dapat mengurangi efek rumah kaca dan berdampak positif pada keberlangsungan lingkungan,

Pertamax Green 92 pun merupakan inovasi transisi energi yaitu produksi bahan bakar jenis bioetanol yang nantinya dapat menggantikan peran BBM. Etanol yang digunakan pun dinilai produk dari Pertamina yang ramah lingkungan.

Dikutip dari akun resmi Pertamina, Pertamax Green 95 adalah bahan bakar hijau yang etanolnya didapat melalui proses molases dari tanaman tebu. Dalam menciptakan Pertamax Green 92, Pertamina bekerjasama dengan 9.950 petani tebu dari industri PT Perkebunan Nusantara (PTPN).

PTPN juga bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian para petani dan kerjasama di sisi lingkungan dan energi yang harapannya dapat mewujudkan bumi yang lebih berorientasi pada lingkungan.

Baca juga:  Kendaraan Boros Bensin? Ini 4 Cara Mudah Cek Konsumsi BBM

Editor : Puput Ady Sukarno

SEBELUMNYA

Cek Daftar Juara & Performa Indonesia di Turnamen IESF 2023

BERIKUTNYA

Makin Populer di Indonesia, Cek Manfaat & Kiat Olahraga Panjat Tebing

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: