Ilustrasi downhill (Sumber gambar: Ruben Christen/Unsplash)

Kemirikebo Downhill Track, Wisata Trek Bersepeda Ekstrem di Lereng Gunung

02 January 2023   |   10:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Bersepeda menjadi tren olahraga yang digandrungi banyak orang di tengah pandemi Covid-19. Kegiatan bersepeda pun tidak hanya bisa dilakukan di jalanan beraspal. Bagi pecinta olahraga ekstrem, bersepeda bisa dilakukan di trek pegunungan atau yang lebih dikenal dengan downhill.

Saat ini, sudah banyak wisata bike park yang menyediakan trek untuk bersepeda gunung (mountain bike) secara off-road, dengan medan yang menantang menggunakan sepeda khusus.

Trek yang sulit dengan berbagai rintangan di dalamnya serta suguhan pemandangan alam pegunungan yang khas, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisata olahraga ekstrem satu ini.

Baca juga: Tertarik Wisata Downhill? Yuk Coba Trek Menantang di Galunggung Bike Park

Salah satu wisata trek downhill yang menarik untuk dikunjungi adalah Kemirikebo Downhill (KDH) Track yang berlokasi di lereng Gunung Merapi, Desa Girikerto, Sleman, Yogyakarta. Lantaran dekat gunung aktif, KDH Track memiliki karakteristik trek dengan kontur tanah yakni pasir vulkanik.

Memiliki jalur sepanjang 3,1 kilometer, KDH Track dikenal sebagai rute yang cukup menantang dan dibutuhkan durasi rata-rata 55 menit untuk menyelesaikannya. Jalur ini cocok untuk bersepeda gunung dan tur sepeda.

Ada dua jalur yang bisa dilintasi pesepeda di KDH Track, dimana keduanya melewati hutan salak dengan jalur berupa pasir yang cukup padat dan tidak banyak kerikil. Termasuk dalam kategori lintasan downhill, pesepeda akan merasakan sensasi melewati tanjakan dan belokan curam, lalu tiba-tiba trek berubah menjadi jembatan bambu.

Ketua Pengelola KDH Track, Anggit Prasetya, mengatakan trek downhill yang disediakan di KDH Track lebih menyasar para pesepeda gunung pemula (newbies), sehingga jalur yang dibuat lebih fleksibel agar semua kalangan dapat menikmatinya.

"Lebih banyak yang datang memang hobi [bersepeda gunung]," ujarnya saat dihubungi Hypeabis.id.
 
 

Adrenalin Baru

Berbeda dengan trek lainnya, di KDH Track, pengelola hanya menyediakan satu jalur sepeda. Namun, setiap empat bulan sekali, pihak pengelola akan mengganti obstacle yang ada agar pesepeda tidak merasa bosan ketika menyusuri trek yang ada.

"Sekarang dimana-mana spot foto itu yang paling utama, sama obstacle. Karena banyak yang cari adrenalin baru," imbuhnya.

Oleh karena itu, untuk menarik minat pengunjung, KDH Track juga menyediakan fotografer yang akan memotret aksi pesepeda saat berada di trek downhill dan memberikan fotonya secara gratis. Namun, sebagai persyaratan, pengunjung harus menandai (tag) media sosial KDH Track saat mengunggahnya ke media sosial.

Untuk bisa menikmati trek downhill KDH Track sepuasnya, pesepeda hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp20.000 per orang. Bagi pengunjung yang tidak memiliki sepeda gunung, pihak pengelola juga menyediakan penyewaan sepeda yang bekerja sama dengan pihak lain.
 


Mengingat tergolong olahraga ekstrem, pihak pengelola KDH Track pun menyediakan asuransi sebagai jaminan perlindungan bagi para pesepeda. Namun, Anggit mengatakan untuk mendapatkan asuransi, pesepeda harus memenuhi persyaratan yakni telah menggunakan perlengkapan yang sepenuhnya aman (full safety).

"Harus pakai helm, sepatu, hand glove, body protector, kacamata. Di luar itu, apabila ada insiden, kami enggak tanggung jawab. Dari awal kami sudah infokan," katanya.

Selain bekerja sama dengan mitra penyedia sepeda gunung, KDH Track juga bekerja sama dengan pihak pengelola homestay untuk memenuhi kebutuhan penginapan bagi para pesepeda, serta jasa catering yang dikelola oleh masyarakat sekitar.

Tak hanya terkenal di kalangan penggemar bersepeda gunung dalam negeri, KDH Track juga beberapa kali telah dikunjungi oleh para bikers dari luar negeri seperti Amerika Serikat.

Anggit mengatakan kendala terbesar dalam mengelola bisnis wisata trek downhill ada pada sisi promosi. Menurutnya, pangsa pasar wisata downhill masih sebatas komunitas yang memang hobi dengan olahraga ekstrem tersebut, bukan kegiatan yang bisa dilakukan oleh masyarakat umum.

"Tapi makin kesini sudah Alhamdulillah, sudah ramai terus," tambahnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

6 Fakta Penting Jelang Laga Indonesia vs Filipina di Piala AFF, Skuad Garuda Baru Kalah Sekali

BERIKUTNYA

Pentingnya Peran Pendidikan Usia Dini di Masa Golden Age Anak

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: