Walkway to the Man, Burning Man 2014. (Sumber foto: Burning Man Gallery/Andrew Wyatt)

5 Alasan Burning Man 2023 di Gurun Nevada Berubah Menjadi Petaka

04 September 2023   |   17:07 WIB
Image
Nirmala Aninda Manajer Konten Hypeabis.id

Like
Badai yang tak biasa datang pada akhir musim panas dan mengubah festival budaya selama seminggu penuh menjadi berantakan. Puluhan ribu pengunjung pesta terjebak di lumpur setinggi satu kaki dan tidak ada toilet yang berfungsi. Meski demikian, beberapa orang yang bersuka ria di Burning Man mengatakan semangat mereka tak terpatahkan.

Burning Man tahun ini dimulai dengan awal yang sulit. Festival tahunan ini secara resmi dimulai pada 27 Agustus 2023, tetapi acaranya kacau bahkan sebelum para tamu tiba di Black Rock City, kota sementara yang didirikan di Gurun Black Rock di Nevada setiap tahun.

Baca juga: 5 Festival Musik Besar di Indonesia yang Suguhkan Konsep Unik

Dilansir melalui SFGate, banyak tiket dijual kembali dengan harga murah karena beberapa penonton memilih unutk melewatkan segala kerepotan di tengah gurun atau ragu-ragu menghadiri acara yang biasanya memiliki harga tiket cukup mahal.

Burner, sebutan untuk pengunjung Burning Man, membayar mahal untuk mendapatkan tiket FOMO yang dirilis pada Februari seharga US2.750 per tiket. Jika dihitung, tiket Burning Man berharga sekitar US$305 per hari, karena tiket FOMO mencakup keseluruhan sembilan hari festival, terlepas dari berapa lama penonton akan tetap tinggal di venue.

Festival Burning Man — yang acara puncaknya adalah pembakaran patung kayu raksasa, merupakan ajang berkumpulnya puluhan ribu orang di Gurun Black Rock, Nevada, Amerika Serikat, setiap musim panas. Selama sekitar sembilan hari, merka menciptakan kota sementara yang terkenal dengan kehidupan komunal dan pertunjukan seni dan ekspresi yang eksentrik.

Sejak 1986, ketika sekelompok kecil seniman dan teman berkumpul di Pantai Baker di San Francisco untuk merayakan titik balik matahari musim panas dengan membakar patung kayu, Burning Man telah menjadi magnet bagi para seniman, bohemia, pekerja teknologi, selebriti, influencer, dan orang-orang yang mencari kegiatan Hari Buruh yang menyenangkan dan siap untuk mempraktikkan etika inti festival yaitu ‘kemandirian radikal.’

Festival tahunan di Gurun Black Rock, sekitar 177 kilometer utara Reno, dihadiri oleh hampir 80.000 seniman, musisi, dan aktivis untuk memadukan pengalaman berkemah di hutan belantara dan pertunjukan avant-garde.

Gangguan telah menjadi  bagian dari sejarah acara tersebut. Pada 2018, penyelenggara acara, Burning Man Project, harus menutup sementara pintu masuk festival karena badai debu. Festival ini juga dua kali dibatalkan selama pandemi.

Tahun ini, kondisinya tidak begitu banyak berbeda. Mulai dari fenomena alam yang tidak terhindarkan hingga keputusan buruk yang semestinya dapat dihindari, berikut enam alasan Burning Man 2023 berubah menjadi petaka:
 
@burningmanfashion #burningman update by @Christine Lee #burningman2023 #burningmanvideos #thankslarry ? original sound - burningmanfashion
 

1. Badai Tropis Hilary menjebak Burner di gurun berlumpur.

Sekitar 70.000 orang masih terjebak di festival Burning Man di gurun Nevada setelah hujan lebat menggenangi area tersebut dan menciptakan lumpur tebal setinggi pergelangan kaki yang menempel pada sepatu dan ban kendaraan para pekemah.

Para peserta diminta untuk berlindung di Gurun Black Rock dan menghemat makanan, air, dan bahan bakar setelah hujan badai membanjiri area tersebut, memaksa penyelenggara untuk menutup alur pengunjung masuk atau keluar dari festival tersebut.

Kondisi cuaca yang tidak memungkinkan juga memaksa penyelenggara untuk menunuda sejumlah acara puncak, termasuk acara pembakaran patung kayu raksasa yang seharusya dilakukan pada Sabtu, (2/9/2023).

Acara yang melarang penggunaan kendaraan bermotor di dalam lokasi juga menyebabkan pengunjung kesulitan untuk menaviasi gurun berlumpur ini. Mereka harus mengenakan kantong plastik pada kaki atau memilih untuk berjalan tanpa alas kaki. 

Badai ini turut menyebabkan kondisi kemah yang sangat tidak kondusif. Pengunjung kekurangan air bersih dan makanan serta minuman untuk bertahan hingga otoritas setempat mengumumkan bahwa jalanan sudah kembali kering dan aman untuk dilalui kendaraan.
 

2. Festival Burning Man diprotes aktivis iklim.

Sekelompok aktivis iklim untuk sementara waktu menghentikan peserta festival memasuki lokasi perkemahan dengan membuat penghalang jalan pada 27 Agustus 2023, yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di jalan raya.

Beberapa aktivis juga merantai diri mereka sebagai bentuk protes. Para pengunjuk rasa, yang membawa poster bertuliskan “Hapus Kapitalisme,” “Pemogokan umum untuk iklim,” dan pesan-pesan lainnya, meminta penyelenggara Burning Man untuk melarang penggunaan jet pribadi dan plastik sekali pakai.

Seven Circles, sebuah koalisi organisasi anti-kapitalis dan aktivis iklim, menuntut agar festival ini benar-benar jujur, memobilisasi komunitas, dan memberikan contoh yang baik dengan melarang penggunaan jet pribadi, pembakaran propana yang tidak perlu, dan penggunaan generator tanpa batas.

Kelompok ini juga mengkritik Burning Man karena membiarkan acara seminggu penuh tersebut menjadi arena bermain bagi para elit dan influencer Silicon Valley, yang terbang dengan jet pribadi dan tinggal di perkemahan mewah.
1
2


SEBELUMNYA

Makin Populer di Indonesia, Cek Manfaat & Kiat Olahraga Panjat Tebing

BERIKUTNYA

Kenali Jenis-jenis Gas Buang Kendaraan Bermotor & Ambang Batas Maksimalnya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: