Startup/ilustrasi (Foto Israel Andrade/Unsplash)

Wow, 11 Startup Indonesia Masuk Daftar 100 Forbes Asia 100 to Watch 2023

31 August 2023   |   18:43 WIB
Image
Fajar Sidik Hypeabis.id

Sebanyak 11 startup Indonesia masuk dalam jajaran perusahaan rintisan prospektif dan inovatif yang layak mendapatkan perhatian investor berdasarkan Forbes Asia 100 to Watch 2023. Performa startup itu mengindikasi kerja inovatif pelaku usaha rintisan terus berjalan di Indonesia, di tengah masa sulit dalam beberapa tahun terakhir. 

Melansir publikasi Forbes, daftar Forbes Asia 100 to Watch tahun ini menyoroti beberapa perusahaan berskala kecil dan startup yang menargetkan pasar yang belum terjangkau atau menerapkan teknologi baru, seperti dengan menerapkan AI generatif hingga diagnostik kanker melalui sampel darah.

Baca juga: Melirik Kiprah Startup F&B yang Ekspansi di Pasar Internasional

Seleksi startup oleh Forbes Asia dilakukan dengan membuka pengajuan secara online dan mengundang akselerator, inkubator, organisasi advokasi UKM, universitas, pemodal ventura, dan lainnya untuk menominasikan perusahaan yang inovatif. Saat ini, 100 finalis telah dipilih dari sekitar 550 pengajuan. 

Sebagai syarat penilaian, perusahaan harus berkantor pusat di kawasan Asia-Pasifik, dimiliki swasta, konsisten membukukan keuntungan, memiliki pendapatan tahunan tidak lebih dari US$50 juta, dan memiliki total pendanaan tidak lebih dari US$100 juta hingga 7 Agustus 2023. 

Penilaiannya mencakup adanya dampak positif bagi lingkungan atau industri, memiliki rekam jejak pertumbuhan pendapatan yang kuat, dan mampu menarik pendanaan, serta memiliki model bisnis atau pasar yang menjanjikan.

Berikut ini profil singkat startup yang masuk daftar 100 Forbes Asia 100 to Watch 2023. (angka bukan peringkat).

1. Chickin
Chickin adalah perusahaan rintisan yang menawarkan peralatan peternakan pintar terintegrasi dengan teknologi berbasis cloud (CI-Touch), untuk mengoptimalkan pengaturan iklim, manajemen peralatan, dan kondisi ternak.  Perusahaan ini mendukung lebih dari 9.800 peternak ayam di Indonesia dengan menggunakan teknologi IoT untuk manajemen unggas dan distribusi daging. 

2. Cosmart
Cosmart adalah platform e-commerce berbasis membership untuk barang-barang kebutuhan pokok. Melalui situs web dan aplikasinya, pengguna dapat melakukan pembelian barang rumah tangga dan makanan ringan dalam jumlah besar, yang diklaim dengan harga lebih murah dari supermarket. 

3. Fresh Factory
Fresh Factory adalah perusahaan pemasok rantai dingin (cold-chain fulfillment) secara terintegrasi yang berspesialisasi dalam menyimpan dan mengirimkan barang dingin, beku, dan kering. Perusahaan startup ini menggunakan perangkat IoT di lebih dari 40 gudang untuk memantau suhu dan melacak lokasi produk. 

Startup ini juga berkolaborasi dengan perusahaan logistik Indonesia, Nusantara Card Semesta, untuk membangun jaringan pemenuhan rantai dingin terbesar di Indonesia yang melayani 103 kota.

4. Gokomodo
Gokomodo adalah perusahaan rintisan yang menyediakan layanan pengadaan dan e-commerce untuk kalangan perusahaan di industri pertanian dan komoditas Indonesia. 

Melalui platform onlinenya, Gokomodo dapat membuka pengadaan produk seperti alat pertanian dan peralatan keselamatan dari 68 brand, sementara pemasok dapat mengajukan penawaran dan melacak data penjualannya. Pada 2022, Gokomodo berhasil mengumpulkan US$26 juta dalam putaran pendanaan seri A yang dipimpin oleh East Ventures sejak September 2022.

5. TipTip
TipTip merupakan startup yang membantu para influencer di Indonesia untuk terhubung dengan para penggemar dan memonetisasi konten mereka. Melalui situs web atau aplikasi TipTip, para influencer dapat melakukan siaran langsung (livestream), berbagi konten eksklusif untuk pelanggan, menjual tiket, dan banyak lagi. 

Dengan pendanaan lebih dari US$23 juta, startup ini mengeklaim telah bekerja sama dengan lebih dari 10.000 pembuat konten (content creator). Bahkan memiliki target ambisius untuk menjadi pemain utama dalam ekonomi kreator konten di Asia Tenggara. 

6. Xurya
Xurya adalah perusahaan startup energi terbarukan (renewable energy), yang menyewakan panel surya pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Perusahaan rintisan ini telah menyelesaikan 128 instalasi hingga saat ini, termasuk desain, operasi dan pemeliharaan panel surya.  Teknologi panel Xurya dikalim dapat menghasilkan antara 25 hingga 30 persen dari konsumsi listrik sebuah bisnis.

7. Saturdays
Startup yang berdiri pada 2016 ini, bergerak di ritel produk kacamata berkualitas tinggi yang mengoperasikan 45 toko fisik di seluruh Indonesia. Perusahaan produk gaya hidup ini memiliki layanan pelanggan untuk dapat mencoba desain kacamata secara virtual melalui situs web dan aplikasi yang dikembangkannya.

Pada 2020, Saturdays meluncurkan layanan ahli kacamata ke rumah pelanggan untuk pemeriksaan mata dan mencoba bingkai kacamata pilihan. Startup ini berambisi untuk mengembangkan bisnisnya secara omnichannel di pasar nasional.

8. Beleaf
Startup yang bergerak di bidang pertanian hidroponik ini, memproduksi aneka sayuran hijau, herba, dan umbi-umbian untuk memasok ke sejumlah mitra seperti jaringan restoran hotpot, Haidilao. 

Platform pertanian sebagai layanan Function As A Service (FaaS) ini juga mendukung petani Indonesia dengan memberikan panduan pertanian, dukungan teknis, dan layanan pemasaran sejak 2022. Beleaf memiliki lahan pertanian seluas 5 hektare dan perusahaan mengeklaim memiliki 20 mitra FaaS.

9. Crowde
Startup peer-to-peer lending ini memiliki segmentasi pembiayaan untuk para petani Indonesia untuk dapat mengembangkan bisnisnya. Petani dapat mengajukan pinjaman dan menentukan jumlah yang dibutuhkannya.

Komoditas apa yang ingin mereka tanam (seperti cabai, jagung atau beras) dan luas lahan yang tersedia. Aplikasi startup tersebut, Toko Tani, juga menawarkan saran mengenai budidaya tanaman yang sukses.

Dalam situs resminya, Crowde berkomitmen menciptakan kesempatan agar petani kecil dan menengah bisa mengembangkan bisnis serta menerapkan idenya dibarengi dengan usaha memupuk kepercayaan masyarakat terhadap sektor pertanian.

10. Dagangan
Dagangan adalah platform perdagangan sosial (social-commerce) yang menargetkan masyarakat perdesaan di Indonesia yang kekurangan akses terhadap kebutuhan sehari-hari. 

Melalui aplikasi Dangagan, pelanggannya yang mencapai lebih dari 20.000 desa di seluruh Indonesia dapat membeli bahan makanan, pakaian, dan lainnya melalui layanan pengiriman satu hari gratis.

Memulai hub distribusi di Magelang, Jawa Timur pada 2019, startup ini berambisi untuk menggalang potensi ekonomi daerah pedesaan melalui kekuatan teknologi dan transformasi rantai pasok.

11. iSeller Commerce
Startup ini menyediakan layanan bagi perusahaan kecil hingga menengah dalam mengelola inventaris, membangun etalase online, dan mempromosikan penjualan melalui saluran media sosial.  Startup yang berbasis di Jakarta ini mengeklaim telah memproses lebih dari US$500 juta pembayaran digital dan melayani 100.000 entitas bisnis.

Baca juga: Startup Ini Sediakan Layanan Live Selling Bagi Usaha Kecil

iSeller sendiri didirikan dan dibangun oleh Intersoft Solutions, yang melihat peluang untuk memberdayakan jutaan UMKM di Indonesia untuk memaksimalkan potensi mereka melalui adopsi teknologi modern. Dengan membantu UMKM bertumbuh, iSeller optimistis dapat meningkatkan skala ekonomi digital Indonesia.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Roni Yunianto

SEBELUMNYA

Generasi Muda Rentan Terdampak Krisis Iklim

BERIKUTNYA

Akan Tayang 28 September, Ini Proses di Balik Layar Petualangan Sherina 2

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: