Ilustrasi family man (Sumber gambar: Unsplash/Juliane Liebermann)

Peran Bapak Enggak Lagi Cuma Cari Nafkah, Tetapi Juga Mesti Paham Parenting

24 August 2022   |   12:54 WIB
Image
Dika Irawan Asisten Konten Manajer Hypeabis.id

Sekarang ini sudah bukan zamannya lagi seluruh pekerjaan mengasuh anak ditumpukan kepada Ibu. Ayah, maupun calon ayah, memiliki peran yang sama penting dalam proses pengasuhan untuk menunjang tumbuh kembang anak. Apalagi, saat ini kebanyakan perempuan semakin menyukai pria yang memiliki sifat kebapakan (family man). 

Oleh karena itu, kaum Adam yang mampu melakukan tugas-tugas parenting dengan baik dianggap memiliki nilai tambah sebagai kepala keluarga. Melihat tren tersebut, saat ini semakin banyak laki-laki lajang yang mengikuti kursus parenting

Baca juga: Bunda, Yuk Terapkan 4 Strategi Digital Parenting

Kemampuan dasar pengasuhan anak, mereka jadikan sebagai bekal dalam memikat dan meluluhkan hati para gadis atau calon istri mereka. Fenomena tersebut salah satunya marak terjadi di Jepang. Di Negeri Sakura, para pria lajang beramai-ramai mengikuti kursus ikumen, yang khusus mengajarkan mereka teknikteknik dasar pengasuhan anak. 

Beberapa kurikulum yang diajarkan a.l. bagaimana memandikan bayi, mengenakan pakaian pada bayi, menggendong, hingga bagaimana memahami perspektif para perempuan dalam mengasuh seorang bayi. 

Para pria di Jepang menyadari bahwa para perempuan masa kini semakin terpesona oleh lelaki yang lebih perhatian dalam proses parenting. Jadi, mereka percaya dengan mengikuti kelas pengasuhan khusus calon ayah, kesempatan mereka mencari istri menjadi lebih besar. 

Ikumen sendiri berasal dari kata ikuji (mengasuh anak) dan men (kata dalam bahasa Inggris yang artinya ‘para lelaki’). Biasanya, istilah ikumen ditujukan pada para suami/ayah yang aktif berperan dalam proses mengasuh anak dalam keluarga. 

Para peserta kursus ikumen diminta untuk merasakan sejenak bagaimana menjadi seorang ibu rumah tangga yang mengurus anak. Mereka harus mengenakan ‘jaket kehamilan’ seberat 7 kg untuk merasakan bagaimana menjadi seorang ibu yang mengandung. 

Mereka juga diajari cara-cara untuk memperbaiki dan meningkatkan komunikasi dengan calon pasangan hidup, serta mengisi lembar kerja untuk menjabarkan apa saja sifat-sifat lelaki yang cenderung tidak disukai oleh perempuan. 

“Saya ingin membuat kemampuan pengasuhan anak khusus pria yang bersertifikasi untuk menunjang kehidupan pernikahan para lelaki ini,” ujar instruktur Ikumen University, Takeshi Akiyama, dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 15 Januari 2017.  

Lebih lanjut, dia berkata saat ini banyak ‘biro jodoh’ di Jepang yang lebih mengutamakan para pria yang memiliki nilai lebih. Salah satunya adalah seberapa jauh para pria itu sanggup menopang kehidupan pernikahan. Di Indonesia, kursus mengasuh anak khusus pria memang belum populer seperti di Jepang. 

Akan tetapi, fenomena perempuan yang lebih menyukai pria kebapakan juga berkembang masif di Tanah Air. Semakin banyak kaum Hawa yang menyadari tugas mengasuh anak seharusnya dibagi secara adil dengan ayah.

 Oleh karena itu, para pria lajang yang memiliki sifat kebapakan dan mampu mengasuh anak dipandang memiliki nilai lebih oleh para perempuan. 
 

Pergeseran Peran 

Menurut Dosen Psikologi Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) Bintaro, Supriyanto, peran lelaki sebagai seorang ayah telah mengalami pergeseran di era modern akibat pertumbuhan pesat di bidang sosial, budaya, demografi, ekonomi, dan industri. 

“Peran lelaki sebagai ayah saat ini lebih dari sekadar pencari upah dan penyedia. Ayah dapat berperan sebagai pengasuh anak, tinggal di rumah, dan berbagi tanggung jawab dalam perawatan anak,” paparnya.

 Fungsi seorang lelaki sebagai ayah di dalam keluarga juga untuk menyediakan afeksi (pengasuhan dan kenyamanan pada anak), mempromosikan kesehatan keluarga, sebagai guru, serta pendorong hubungan yang lebih positif dengan pasangan. 

Adapun, faktor-faktor yang dapat memengaruhi keterlibatan pria dalam pengasuhan anak a.l. motivasi, skill dan kepercayaan diri, dukungan, maupun kebijakan atau praktik institusional. “Pada era modern, tidak ada alasan lagi bagi pria untuk tidak terlibat dalam pengasuhan.” 

Baca juga: Kenali Tanda Orang Tua Mulai Overparenting

Jadi, jika Anda adalah pria lajang atau tengah mengarah ke kehidupan rumah tangga, tidak ada salahnya mulai membekali diri dengan keterampilan pengasuhan anak mulai dari sekarang. Selain bernilai tambah, siapa tahu kemampuan itu bisa membantu ‘melancarkan jodoh’. 

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Tak Hanya Sayap-Sayap Patah, Ini 4 Film Tragedi yang Diangkat dari Kisah Nyata

BERIKUTNYA

Raditya Dika Jadi Satu-satunya Orang Indonesia di Daftar Influencer Berpenghasilan Tertinggi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: