3 Cara Ini Efektif Menangkal Polusi Udara di Dalam Ruangan
29 August 2023 |
08:22 WIB
Polusi udara masih menjadi masalah yang dihadapi warga Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya. Kondisi ini tentu berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat karena bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), bahkan risiko penyakit berbahaya seperti inflamasi pada tubuh yang memicu kanker.
Sejauh ini, lembaga pemerhati lingkungan, Greenpeace menilai penyebab kualitas yang buruk diprediksi karena limbah dari pembakaran batu bara untuk pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan industri lainnya. Sementara itu, pemerintah mengira bahwa polusi ini disebabkan padatnya kendaraan bermotor. Oleh karena itu, work from home (WFH) ‘sebagian’ untuk pegawai negeri sipil (PNS) diberlakukan.
Baca juga: Cegah Polusi, Ini 5 Kiat Jaga Kualitas Udara di Dalam Rumah
Jika kalian mengira polusi udara hanya terjadi di tengah kota atau jalan raya, faktanya polutan juga bisa ditemukan di dalam rumah. National Library of Medicine menyebut ada polusi dalam ruangan yang dikenal sebagai Indoor Air Pollution (IAP). Kondisi ini juga menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia dan menjadi penyebab jutaan kematian setiap tahunnya.
Meski ada dimana-mana, polusi udara di dalam ruangan dapat diminimalisir. Seperti apa cara mereduksinya, berikut rekomendasi dari Coway.
1. Kenali Sumber Polusi
Polusi udara bukan hanya diciptakan dari pembakaran asap kendaraan bermotor. Bahan bangunan pada umumnya seperti perekat, pernis, cat, penyegel, serta pelapis lantai PVC, parket, linoleum atau pun karpet karet dan kayu berlapis, dapat melepaskan senyawa beracun seperti alkana, senyawa aromatik, asetofenon, stirena, toluena, glikol, texanol, keton, ester, siloksan, dan formaldehida.
Dalam konsentrasi tinggi, paparan senyawa ini menjadi penyebab iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, sakit kepala, kehilangan koordinasi dan mual, hingga kerusakan organ tubuh seperti hati, ginjal, dan syaraf.
Ruangan juga dapat menjadi tempat ideal berkembangnya jutaan jamur, serbuk sari, spora, bakteri, virus, dan serangga seperti tungau dan kecoak yang turut memperburuk konsentrasi polusi. Laptop atau komputer, mesin fotokopi, printer, dan peralatan penunjang WFH lainnya juga mengeluarkan ozon yang buruk bagi pernapasan.
Oleh karena itu, cermat memilih bahan bangunan dan perabot rumah, ditambah rutin menjaga kebersihan, menjadi langkah tepat untuk meminimalisir dampak kesehatan dari sumber polusi dalam ruangan.
2. Pantau Aktivitas
Perhatikan kondisi suhu dan kelembapan di dalam ruang. Ketika suhu di ruangan tinggi, beberapa jenis senyawa kimia dapat lebih mudah dilepaskan. Kegiatan memasak, memanaskan makanan, merokok, menyalakan kompor atau perapian yang berhubungan dengan panas berkontribusi terhadap pelepasan particulate matter (PM) ke udara dalam ruangan.
Particulate matter, perpaduan partikel padat dan cair yang mengambang di udara, terbukti berbahaya bagi mereka yang memiliki penyakit jantung dan paru-paru. Kondisi ini dapat mengakibatkan serangan jantung non-fatal, asma kronis, dan penurunan fungsi paru-paru.
3. Gunakan Air Purifier
Mengutip riset dari Expert Market Research, perangkat ini memiliki kemampuan dalam menyegarkan udara, menghilangkan polutan dan kontaminan udara, memperbaiki kualitas tidur, hingga membantu meningkatkan harapan hidup. Namun, belum banyak orang yang memahami bahwa efektivitas penggunaan air purifier dipengaruhi banyak faktor.
Tidak semua jenis air purifier memiliki jangkauan ruang yang pas dan dilengkapi sistem filtrasi sesuai standar. Filter harus dalam keadaan bersih dan diganti secara berkala. Jika syarat ini tidak terpenuhi, kualitas udara dalam ruangan tidak akan berubah meski terdapat air purifier.
Baca juga: WHO: Polusi Udara Berpotensi Picu Berbagai Penyakit Dari Jantung Hingga Kanker
Pilihlah air purifier yang bisa menyaring partikel besar, partikel kecil, dan bisa menyerap bau tidak sedap serta gas berbahaya termasuk karbon monoksida dan ozon.
Editor: Fajar Sidik
Sejauh ini, lembaga pemerhati lingkungan, Greenpeace menilai penyebab kualitas yang buruk diprediksi karena limbah dari pembakaran batu bara untuk pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan industri lainnya. Sementara itu, pemerintah mengira bahwa polusi ini disebabkan padatnya kendaraan bermotor. Oleh karena itu, work from home (WFH) ‘sebagian’ untuk pegawai negeri sipil (PNS) diberlakukan.
Baca juga: Cegah Polusi, Ini 5 Kiat Jaga Kualitas Udara di Dalam Rumah
Jika kalian mengira polusi udara hanya terjadi di tengah kota atau jalan raya, faktanya polutan juga bisa ditemukan di dalam rumah. National Library of Medicine menyebut ada polusi dalam ruangan yang dikenal sebagai Indoor Air Pollution (IAP). Kondisi ini juga menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia dan menjadi penyebab jutaan kematian setiap tahunnya.
Meski ada dimana-mana, polusi udara di dalam ruangan dapat diminimalisir. Seperti apa cara mereduksinya, berikut rekomendasi dari Coway.
1. Kenali Sumber Polusi
Polusi udara bukan hanya diciptakan dari pembakaran asap kendaraan bermotor. Bahan bangunan pada umumnya seperti perekat, pernis, cat, penyegel, serta pelapis lantai PVC, parket, linoleum atau pun karpet karet dan kayu berlapis, dapat melepaskan senyawa beracun seperti alkana, senyawa aromatik, asetofenon, stirena, toluena, glikol, texanol, keton, ester, siloksan, dan formaldehida.
Dalam konsentrasi tinggi, paparan senyawa ini menjadi penyebab iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, sakit kepala, kehilangan koordinasi dan mual, hingga kerusakan organ tubuh seperti hati, ginjal, dan syaraf.
Ruangan juga dapat menjadi tempat ideal berkembangnya jutaan jamur, serbuk sari, spora, bakteri, virus, dan serangga seperti tungau dan kecoak yang turut memperburuk konsentrasi polusi. Laptop atau komputer, mesin fotokopi, printer, dan peralatan penunjang WFH lainnya juga mengeluarkan ozon yang buruk bagi pernapasan.
Oleh karena itu, cermat memilih bahan bangunan dan perabot rumah, ditambah rutin menjaga kebersihan, menjadi langkah tepat untuk meminimalisir dampak kesehatan dari sumber polusi dalam ruangan.
2. Pantau Aktivitas
Perhatikan kondisi suhu dan kelembapan di dalam ruang. Ketika suhu di ruangan tinggi, beberapa jenis senyawa kimia dapat lebih mudah dilepaskan. Kegiatan memasak, memanaskan makanan, merokok, menyalakan kompor atau perapian yang berhubungan dengan panas berkontribusi terhadap pelepasan particulate matter (PM) ke udara dalam ruangan.
Particulate matter, perpaduan partikel padat dan cair yang mengambang di udara, terbukti berbahaya bagi mereka yang memiliki penyakit jantung dan paru-paru. Kondisi ini dapat mengakibatkan serangan jantung non-fatal, asma kronis, dan penurunan fungsi paru-paru.
3. Gunakan Air Purifier
Mengutip riset dari Expert Market Research, perangkat ini memiliki kemampuan dalam menyegarkan udara, menghilangkan polutan dan kontaminan udara, memperbaiki kualitas tidur, hingga membantu meningkatkan harapan hidup. Namun, belum banyak orang yang memahami bahwa efektivitas penggunaan air purifier dipengaruhi banyak faktor.
Tidak semua jenis air purifier memiliki jangkauan ruang yang pas dan dilengkapi sistem filtrasi sesuai standar. Filter harus dalam keadaan bersih dan diganti secara berkala. Jika syarat ini tidak terpenuhi, kualitas udara dalam ruangan tidak akan berubah meski terdapat air purifier.
Baca juga: WHO: Polusi Udara Berpotensi Picu Berbagai Penyakit Dari Jantung Hingga Kanker
Pilihlah air purifier yang bisa menyaring partikel besar, partikel kecil, dan bisa menyerap bau tidak sedap serta gas berbahaya termasuk karbon monoksida dan ozon.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.