Lakukan 5 Langkah Ini untuk Mewaspadai Dampak Perubahan Iklim pada Kulit
19 September 2022 |
17:00 WIB
Perubahan iklim menjadi isu besar dan tantangan dunia saat ini. Pasalnya, kondisi tersebut memberi dampak nyata terhadap lingkungan dan tentu manusia. Salah satu yang bisa dirasakan langsung, yaitu terjadi pada kulit kita. Kulit adalah organ tubuh terbesar dan bagian tubuh yang paling banyak berinteraksi dengan lingkungan.
Dampak perubahan iklim yang dapat memengaruhi kesehatan kulit menurut pendiri Unity Skincare Alison Lees, antara lain cuaca ekstrem, polusi, penipisan lapisan ozon, banjir, peningkatan suhu dan kelembapan, hingga peningkatan serbuk sari.
Baca juga: Duh, Anak Kelahiran 2020 Rentan Jadi 'Korban' dari Dampak Krisis Iklim
Faktor-faktor ini dapat menyebabkan sejumlah masalah seperti kanker kulit. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 2-3 juta orang di dunia menderita kanker kulit nonmelanoma dan 132.000 orang mendapati kanker kulit melanoma setiap tahunnya.
Kanker ini muncul oleh beberapa faktor. Selain radiasi ultraviolet akibat menipisnya ozon sebagai pelindung bumi, polusi udara yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil juga menjadi penyebabnya.
Menurut sebuah studi yang terbit di International Journal of Womens’ Dermatology pada 2021, partikel udara PM2.5 yang terdiri atas karbon hitam, dikenal sebagai karsinogen, dapat menembus kulit melalui folikel dan kelenjar. Karsinogenisitas partikel ini meningkat ketika membentuk aerosol dengan logam beracun dan hidrokarbon aromatik polisiklik.
Selain kanker kulit, kata Less perubahan iklim juga menyebabkan jerawat, penuaan dini, ruam, gatal-gatal, eksim, psoriasis, hingga penyakit menular. Untuk menghindari semua risiko kondisi dan penyakit kulit ini, ada beberapa langkah yang bisa kamu coba, berikut diantaranya.
Baca juga: Mitos dan Fakta Seputar Tabir Surya, Jangan Sampai Salah Cara Pakai
Jika memungkinkan, pakai tabir surya yang ramah terhadap terumbu karang. Sebuah studi pada 2018 yang dilakukan oleh Inisiatif Terumbu Karang Internasional dan pemerintah Swedia menyimpulkan bahwa tabir surya konvensional berdampak negatif terhadap terumbu karang dunia.
Terhidrasi sangat penting untuk kesehatan kulit kamu di tengah perubahan iklim. Hidrasi ini membantu kulit mempertahankan elastisitasnya. Sebisa mungkin minimal minum air delapan gelas setiap harinya. Jika kamu termasuk orang yang sibuk, bawa botol minum yang berisi pengingat untuk kamu tetap terhidrasi. Saat ini banyak dijual di pasaran loh.
Baca juga: Kaya Antioksidan, Olahan Kopi Banyak Digunakan Sebagai Produk Perawatan Kulit
Mengutip Healthline, dalam sebuah studi pada 2019, vitamin terutama E dan C sangat mendukung kesehatan kuli kita, terutama melindungi dari radiasi UV. Paparan radiasi UV menghabiskan kadar vitamin E dan C di kulit.
Vitamin C juga melindungi kulit dari kerusakan oksidatif dengan menetralkan radikal bebas. Selain itu, kadar vitamin E menurun seiring bertambahnya usia. Untuk mengatasi hal ini, kamu bisa mengonsumsi golongan makanan kaya antioksidan seperti sayuran hijau, wortel, semangka, atau bluberi.
Kamu juga bisa menambahkan suplemen yang mengandung vitamin E atau C untuk mempercepat pemulihan fungsi kekebalan kulit setelah paparan radiasi UV.
Terutama ketika cuaca panas, kenakan pakaian yang bisa melindungi kita dari radiasi sinar UV. Kamu bisa menggunakan topi atau payung saat beraktivitas di luar ruang. Menggunakan baju lengan panjang juga sangat disarankan.
Namun demikian, pilih bahan yang bisa menyerap keringat dan jangan berwarna gelap karena warna ini bisa menyerap sinar UV. Pertimbangkan pakaian yang berlabel UPF (faktor perlindungan ultraviolet) untuk paparan sinar matahari yang cukup.
Leer menyarankan untuk menghindari jam sibuk, yakni antara pukul 10 pagi dan 4 sore. Pada jam tersebut selain kamu bisa terpapar polusi dari asap kendaraan yang lalu lalang, kamu juga berhadapan dengan sinar UV yang tergolong kurang bagus untuk kulit.
Baca juga: Akibat Perubahan Iklim, Es di Puncak Jaya Terancam Hilang pada 2025
Pastikan juga saat keluar rumah kualitas udara dalam kondisi bagus. Untuk melihatnya, kamu bisa membuka aplikasi pemantau kualitas udara yang bisa diakses secara bebas di internet. Tidak sedikit pula handphone yang menyediakan fitur tersebut.
Editor: Dika Irawan
Dampak perubahan iklim yang dapat memengaruhi kesehatan kulit menurut pendiri Unity Skincare Alison Lees, antara lain cuaca ekstrem, polusi, penipisan lapisan ozon, banjir, peningkatan suhu dan kelembapan, hingga peningkatan serbuk sari.
Baca juga: Duh, Anak Kelahiran 2020 Rentan Jadi 'Korban' dari Dampak Krisis Iklim
Faktor-faktor ini dapat menyebabkan sejumlah masalah seperti kanker kulit. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 2-3 juta orang di dunia menderita kanker kulit nonmelanoma dan 132.000 orang mendapati kanker kulit melanoma setiap tahunnya.
Kanker ini muncul oleh beberapa faktor. Selain radiasi ultraviolet akibat menipisnya ozon sebagai pelindung bumi, polusi udara yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil juga menjadi penyebabnya.
Menurut sebuah studi yang terbit di International Journal of Womens’ Dermatology pada 2021, partikel udara PM2.5 yang terdiri atas karbon hitam, dikenal sebagai karsinogen, dapat menembus kulit melalui folikel dan kelenjar. Karsinogenisitas partikel ini meningkat ketika membentuk aerosol dengan logam beracun dan hidrokarbon aromatik polisiklik.
Selain kanker kulit, kata Less perubahan iklim juga menyebabkan jerawat, penuaan dini, ruam, gatal-gatal, eksim, psoriasis, hingga penyakit menular. Untuk menghindari semua risiko kondisi dan penyakit kulit ini, ada beberapa langkah yang bisa kamu coba, berikut diantaranya.
Baca juga: Mitos dan Fakta Seputar Tabir Surya, Jangan Sampai Salah Cara Pakai
1. Jangan lupakan tabir surya
Tabir surya menjadi kebutuhan wajib kamu untuk saat ini. Bahan tersebut dapat melindungi kulit dari radiasi sinar UV. Pilih tabir surya yang memiliki SPF 30 atau lebih. Oleskan di kulit sekalipun kamu beraktivitas di dalam ruangan. Aplikasikan ulang selama 60-90 menitJika memungkinkan, pakai tabir surya yang ramah terhadap terumbu karang. Sebuah studi pada 2018 yang dilakukan oleh Inisiatif Terumbu Karang Internasional dan pemerintah Swedia menyimpulkan bahwa tabir surya konvensional berdampak negatif terhadap terumbu karang dunia.
2. Tetap terhidrasi
Terhidrasi sangat penting untuk kesehatan kulit kamu di tengah perubahan iklim. Hidrasi ini membantu kulit mempertahankan elastisitasnya. Sebisa mungkin minimal minum air delapan gelas setiap harinya. Jika kamu termasuk orang yang sibuk, bawa botol minum yang berisi pengingat untuk kamu tetap terhidrasi. Saat ini banyak dijual di pasaran loh. Baca juga: Kaya Antioksidan, Olahan Kopi Banyak Digunakan Sebagai Produk Perawatan Kulit
3. Tingkatkan asupan makanan kaya vitamin
Mengutip Healthline, dalam sebuah studi pada 2019, vitamin terutama E dan C sangat mendukung kesehatan kuli kita, terutama melindungi dari radiasi UV. Paparan radiasi UV menghabiskan kadar vitamin E dan C di kulit. Vitamin C juga melindungi kulit dari kerusakan oksidatif dengan menetralkan radikal bebas. Selain itu, kadar vitamin E menurun seiring bertambahnya usia. Untuk mengatasi hal ini, kamu bisa mengonsumsi golongan makanan kaya antioksidan seperti sayuran hijau, wortel, semangka, atau bluberi.
Kamu juga bisa menambahkan suplemen yang mengandung vitamin E atau C untuk mempercepat pemulihan fungsi kekebalan kulit setelah paparan radiasi UV.
4. Pakai pelindung saat keluar rumah
Terutama ketika cuaca panas, kenakan pakaian yang bisa melindungi kita dari radiasi sinar UV. Kamu bisa menggunakan topi atau payung saat beraktivitas di luar ruang. Menggunakan baju lengan panjang juga sangat disarankan.Namun demikian, pilih bahan yang bisa menyerap keringat dan jangan berwarna gelap karena warna ini bisa menyerap sinar UV. Pertimbangkan pakaian yang berlabel UPF (faktor perlindungan ultraviolet) untuk paparan sinar matahari yang cukup.
5. Hindari jam sibuk dan pantau kualitas udara
Leer menyarankan untuk menghindari jam sibuk, yakni antara pukul 10 pagi dan 4 sore. Pada jam tersebut selain kamu bisa terpapar polusi dari asap kendaraan yang lalu lalang, kamu juga berhadapan dengan sinar UV yang tergolong kurang bagus untuk kulit. Baca juga: Akibat Perubahan Iklim, Es di Puncak Jaya Terancam Hilang pada 2025
Pastikan juga saat keluar rumah kualitas udara dalam kondisi bagus. Untuk melihatnya, kamu bisa membuka aplikasi pemantau kualitas udara yang bisa diakses secara bebas di internet. Tidak sedikit pula handphone yang menyediakan fitur tersebut.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.