Kisah Tays Bakers dari Usaha Kecil hingga Go Global
27 August 2023 |
22:00 WIB
Bisnis makanan ringan atau snack di Indonesia masih sangat menjanjikan. Apalagi sebagian besar masyarakat Indonesia senang mengonsumsi makanan ringan dengan citarasa gurih maupun manis. Berdasarkan data dari Statista Market Insight, 55 persen konsumen makanan ringan di Indonesia merupakan kelompok Milenial dan Gen Z.
Adapun market size industri ini diperkirakan mencapai US$7,84 miliar pada 2023. Tak heran bila makin banyak produsen yang berlomba menghadirkan produk makanan ringan mulai dari pelaku UMKM, startup, hingga perusahaan manufaktur.
Baca juga: Strategi Pasangan Haykal Kamil dan Tantri Namirah Sukses Kembangkan Brand yang Sempat Vakum
Salah satu produsen makanan ringan yang sukses mengembangkan bisnisnya dari skala usaha kecil hingga berkembang menjadi perusahaan manufaktur adalah Tays Bakers, yang kini telah menjadi perusahaan terbuka dan sukses menembus pasar internasional.
Bisnis yang berada di bawah bendera usaha PT Jaya Swarasa Agung Tbk ini dibangun oleh Alexander Anwar pada 1998 di tengah krisis moneter. Kala itu, pria lulusan Bachelor of Science in Economic dari University of Michigan ini memberanikan diri untuk banting setir dari bisnis jual beli furnitur ke bisnis makanan ringan.
Alex memulai bisnisnya dengan berbekal satu mesin wafer stick untuk memproduksi wafer roll yang saat itu menjadi salah satu produk camilan yang diminati oleh masyarakat.
Bahkan di tengah krisis yang melanda, bisnis yang dijalankan terus melaju dan berkembang.
Seiring berjalannya waktu, Alex pun mulai memperluas lini bisnisnya ke produk makanan ringan lainnya.
“Pada 2003 kita memproduksi snack jagung, lalu di 2008 kita melihat peluang di industri confectionery dengan memproduksi meses coklat. Kemudian kita melihat peluang di produk yang hype yaitu oven bake biskuit lalu kita investasi mesin biscuit pada 2016 untuk memproduksi Tricks,” tuturnya.
Produk berupa biskuit kentang tersebut nyatanya cukup menarik perhatian pasar hingga membuat bisnisnya terus melaju bahkan mampu membawa Tays Bakers menjadi perusahaan public pada 2021 dengan kode saham TAYS.
Alex mengatakan bahwa produk Tricks ini berbeda dengan snack kentang lainnya. Biasanya, snack kentang lebih banyak yang digoreng berupa keripik kentang sedangkan Tricks merupakan potato crispy yang proses pembuatannya dengan cara dipanggang sehingga kandungan minyaknya lebih rendah dan lebih sehat.
Setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, bisnisnya terus melaju bahkan pada 2022 lalu, Tays mampu mencatatkan laba sebesar Rp7,73 miliar, sekaligus menjadi kinerja terbaik selama berdiri lebih dari 20 tahun.
Selain sukses IPO, Tays Bakers juga sukses di kancah internasional. Proses ekspor ternyata telah dimulai sejak 2008 lalu. Alex mengisahkan awal mulanya mengekspor produk ketika dirinya sempat mengikuti pameran di Singapura.
Ketika itu banyak pengunjung yang bertanya dan tertarik dengan produknya, akhirnya Alex rutin mengikuti pameran internasional hingga berhasil mendapatkan buyer dan sukses mengekspor produknya ke berbagai negara mulai dari Asia Tenggara, China, Taiwan, hingga Amerika dan Timur Tengah. Adapun kontribusi penjualan ekspor saat ini mencapai sekitar 20 persen hingga 30 persen dari keseluruhan produk.
Pada tahun ini, Alex mengatakan bahwa pihaknya akan terus fokus ekspansi ke pasar ekspor seiring dengan masuknya produk stick wafer Wasuka ke semua gerai Miniso di USA serta 9to9 Store di wilayah West Coast.
Baca juga: Inspiratif, Begini Perjalanan Sukses Bengok Craft Berlandaskan Prinsip Effectuation
Di Indonesia sendiri, produk Tays Bakers sudah tersebar ke seluruh provinsi di Indonesia baik melalui penjualan ritel maupun online. Selain itu, pihaknya juga menjalin kerjasama dengan maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia, Emirates, hingga Aerofood ACS.
Editor: Fajar Sidik
Adapun market size industri ini diperkirakan mencapai US$7,84 miliar pada 2023. Tak heran bila makin banyak produsen yang berlomba menghadirkan produk makanan ringan mulai dari pelaku UMKM, startup, hingga perusahaan manufaktur.
Baca juga: Strategi Pasangan Haykal Kamil dan Tantri Namirah Sukses Kembangkan Brand yang Sempat Vakum
Salah satu produsen makanan ringan yang sukses mengembangkan bisnisnya dari skala usaha kecil hingga berkembang menjadi perusahaan manufaktur adalah Tays Bakers, yang kini telah menjadi perusahaan terbuka dan sukses menembus pasar internasional.
Bisnis yang berada di bawah bendera usaha PT Jaya Swarasa Agung Tbk ini dibangun oleh Alexander Anwar pada 1998 di tengah krisis moneter. Kala itu, pria lulusan Bachelor of Science in Economic dari University of Michigan ini memberanikan diri untuk banting setir dari bisnis jual beli furnitur ke bisnis makanan ringan.
Alex memulai bisnisnya dengan berbekal satu mesin wafer stick untuk memproduksi wafer roll yang saat itu menjadi salah satu produk camilan yang diminati oleh masyarakat.
Bahkan di tengah krisis yang melanda, bisnis yang dijalankan terus melaju dan berkembang.
Seiring berjalannya waktu, Alex pun mulai memperluas lini bisnisnya ke produk makanan ringan lainnya.
“Pada 2003 kita memproduksi snack jagung, lalu di 2008 kita melihat peluang di industri confectionery dengan memproduksi meses coklat. Kemudian kita melihat peluang di produk yang hype yaitu oven bake biskuit lalu kita investasi mesin biscuit pada 2016 untuk memproduksi Tricks,” tuturnya.
Produk berupa biskuit kentang tersebut nyatanya cukup menarik perhatian pasar hingga membuat bisnisnya terus melaju bahkan mampu membawa Tays Bakers menjadi perusahaan public pada 2021 dengan kode saham TAYS.
Alex mengatakan bahwa produk Tricks ini berbeda dengan snack kentang lainnya. Biasanya, snack kentang lebih banyak yang digoreng berupa keripik kentang sedangkan Tricks merupakan potato crispy yang proses pembuatannya dengan cara dipanggang sehingga kandungan minyaknya lebih rendah dan lebih sehat.
Setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, bisnisnya terus melaju bahkan pada 2022 lalu, Tays mampu mencatatkan laba sebesar Rp7,73 miliar, sekaligus menjadi kinerja terbaik selama berdiri lebih dari 20 tahun.
Selain sukses IPO, Tays Bakers juga sukses di kancah internasional. Proses ekspor ternyata telah dimulai sejak 2008 lalu. Alex mengisahkan awal mulanya mengekspor produk ketika dirinya sempat mengikuti pameran di Singapura.
Ketika itu banyak pengunjung yang bertanya dan tertarik dengan produknya, akhirnya Alex rutin mengikuti pameran internasional hingga berhasil mendapatkan buyer dan sukses mengekspor produknya ke berbagai negara mulai dari Asia Tenggara, China, Taiwan, hingga Amerika dan Timur Tengah. Adapun kontribusi penjualan ekspor saat ini mencapai sekitar 20 persen hingga 30 persen dari keseluruhan produk.
Pada tahun ini, Alex mengatakan bahwa pihaknya akan terus fokus ekspansi ke pasar ekspor seiring dengan masuknya produk stick wafer Wasuka ke semua gerai Miniso di USA serta 9to9 Store di wilayah West Coast.
Baca juga: Inspiratif, Begini Perjalanan Sukses Bengok Craft Berlandaskan Prinsip Effectuation
Di Indonesia sendiri, produk Tays Bakers sudah tersebar ke seluruh provinsi di Indonesia baik melalui penjualan ritel maupun online. Selain itu, pihaknya juga menjalin kerjasama dengan maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia, Emirates, hingga Aerofood ACS.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.