Ilustrasi gula (Sumber gambar: Myriam Zilles/Unsplash)

Bukan Soal Pilah Pilih Pemanis, Ini Prinsip Penting Asupan Diabetesi

27 August 2023   |   21:00 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Bagi pengidap diabetes, makanan manis dengan indeks glikemik tinggi akan memicu naiknya kadar gula darah dalam tubuh. Akibatnya, terjadi lonjakan gula darah yang berpotensi membahayakan metabolisme seorang diabetasi. Namun, keinginan untuk mengonsumsi makanan manis atau sugar craving terkadang sulit dihindarkan.

Untuk seorang penderita diabetes, menentukan jenis gula yang dikonsumsi merupakan hal penting. Penyandang diabetes wajib pilah pilih dalam urusan pemanis. Oleh karena itu, dunia medis kian giat mengeksplorasi zat alternatif pengganti gula. Salah satu zat yang kini dikatakan dapat menggantikan gula sukrosa adalah isomaltulosa dengan rumus kimia C12H22011.

Baca juga: Penderita Diabetes Bisa Makan Karbohidrat Enggak Ya? Ini Kata Dokter

Isomaltulosa merupakan zat yang hampir mirip dengan sukrosa. Zatnya berbasis karbohidrat alami yang berasal dari tebu, madu, dan lainnya. Kelebihannya, isomaltulosa ini mampu bertahan lebih lama dicerna oleh tubuh. Kandungan ini akan diserap sekitar 26-46 persen lebih lambat dari gula sukrosa. Penyerapan yang lambat akan membuat ketersediaan energi untuk otak dan tubuh lebih konstan.
 
Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Universitas Indonesia,  Marini Siregar mengatakan penyerapan yang labat tersebut akan membuat rasa kenyang lebih lama. Jadi, zat pengganti manis ini direkomendasikan bagi penderita diabetes untuk memberi asupan energi yang cukup. Marini menjelaskan, memilah jenis pemanis bagi penderita diabetes perlu disiasati dengan benar. “Gula itu hanya untuk tenaga saja, tidak ada kandungan gizi lainnya,” ungkap Marini.
 
Selain bisa diserap lebih lama oleh tubuh, isomaltulosa direkomendasikan karena tidak akan membuat gula darah melonjak pada penderita diabetes. Kini, kandungan isomaltulosa mulai banyak digunakan pada produk-produk pangan olahan berbentuk bubuk seperti susu bubuk dan snack bar.

Marini menyarankan isomaltulosa bisa dikonsumsi sebagai pengganti sarapan. “Per satu kali sajian olahan angan isomaltulosa kalorinya sekitar 220, sudah cukup dan sangat bagus untuk sarapan sebelum aktivitas,” katanya.
 
Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Universitas Padjajaran,  Diana Felicia Suganda menyebut penyerapan yang lambat ini merupakan poin unggul isomaltulosa sebagai alternatif sukrosa yang lebih aman bagi penderita diabetes. Selain itu, isomaltulosa juga bisa dikonsumsi tanpa resep dokter asal tetap disesuaikan dengan porsi sajiannya.
 

Fokus Mengontrol Sugar Craving

Ilustrasi makanan manis (Sumber gambar: maxime/Unsplash)

Ilustrasi makanan manis (Sumber gambar: maxime/Unsplash)


Meski isomaltulosa bisa mensubstitusi gula sukrosa, Diana menyarankan penderita diabetes tetap berfokus pada pengontrolan keinginan akan rasa manis atau sugar craving. “Ketika pasien diagnosa diabetes, fokusnya adalah bukan langsung mencari pengganti manisnya. Tapi mendorong diri kita untuk mengontrol keinginan akan rasa manis,” kata Diana.
 
Diana menyebutkan, pemanis buatan tetap menciptakan sensasi manis yang akan ditangkap otak sebagai sinyal yang sama. “Sehingga otak masih akan terus mencari rasa manis itu, terus menginginkan sensasi itu,” katanya.

Penggunaan isomaltulosa merupakan langkah lain yang tetap bisa digunakan untuk membantu penderita diabetes mendapat energi dan beraktivitas dengan energik. Namun fondasi utama dalam menjalani kehidupan sebagai seorang diabetes tetap berada pada pengontrolan diri dari keinginan mengonsumsi makanan manis.
 
Selain itu, perhatikan juga asupan lain seperti protein, lemak, dan vitamin yang tak kalah penting bagi penderita diabetes. Disarankan untuk mengonsumsi jenis protein ikan dan ayam, kacang-kacangan berupa kacang polong dan kedelai, serta makanan sumber lemak baik tidak lebih dari 30 persen dari total asupan.

Lakukan juga olahraga secara rutin sekitar 5 kali dalam satu pekan dengan durasi 30 menit hingga 1 jam. “Direkomendasikan sekitar 150-300 menit dalam seminggu, selingi dua kali latihan diantaranya dengan latihan beban," kata Diana.
 
Diana menyarankan, penderita diabetes berpegang pada prinsip 4J yakni jenis makanan, jumlah asupan, jadwal makan, dan jurus masak. Jenis makan dapat diperhatikan dengan cara memilah karbohidrat. Penderita diabetes mengalami gangguan pada metabolisme karbohidrat, sehingga jenis karbohidrat yang dipilih harus tepat. Misalnya mengonsumsi jenis karbohidrat kompleks yang lebih lambat diproses dan menghindari lonjakan gula darah.

Jumlah asupan dapat diperhatikan dalam hal total asupan yang dikonsumsi. Meskipun tergolong karbohidrat kompleks, bukan berarti asupan bisa dimakan berlebihan.

Tetap sesuai pada porsinya. Lalu, peratkan jadwal makan dengan jendela 3 kali makan utama dan 2 selingan snack. Biasanya penderita diabetes perlu menerima asupan makanan setiap 3 jam sekali.

Baca juga: Rekomendasi 5 Jus Sayur Segar untuk Diabetes

Hal terakhir yang tak kalah penting adalah jurus masak. Olah makanan dengan cara yang sehat yaitu merebus, mengukus, membuat menu olahan berkuah bening. Hindari memasak menggunakan metode menggoreng, menggunakan santan berlebihan, dan sebagainya.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Genhype, Perhatikan Panduan Olahraga di Luar Ruangan saat Polusi Meningkat

BERIKUTNYA

Denyut Furnitur Belum Luntur Meski Hadapi Banyak Tantangan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: