Profil Zamrud Setya Negara, Perupa yang Karyanya Dikoleksi Pemimpin Negara Sahabat
22 August 2023 |
23:23 WIB
Dalam ekosistem komunitas sketsa urban Jakarta, nama Zamrud Setya Negara tentu sudah tidak asing lagi bagi sejumlah seniman. Pasalnya lelaki asal Kebumen, Jawa Tengah itu dalam dunia seni rupa memang dikenal sebagai pegiat sketsa Indonesia (sketcher) dan pelukis.
Multitalenta, itulah satu kata yang bisa disematkan pada pria kelahiran 29 Agustus 1979 itu. Sebab selain dikenal sebagai perupa, Zamrud juga populer seorang pendongeng anak-anak yang ulung sekaligus trainer nasional.
Baca juga: Profil Mella Jaarsma, Seniman Komisi Terpilih di ARTJOG 2023
Lahir dan besar di lingkungan keluarga seni, Zamrud mulai bersentuhan dengan seni saat menjadi mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta pada 1998. Kala itu dia memilih untuk menempuh Jurusan Seni Murni dengan minat Seni Grafis hingga lulus pada 2003.
Dalam periode tersebut, edukator seni rupa ini bahkan kerap mendapat penghargaan penting. Karya grafisnya misalnya, secara berturut-turut menjadi karya terbaik dalam Dies Natalis ISI Yogyakarta (2001-2002). Sederet prestasi baik tingkat nasional dan internasional pun pernah dicapai olehnya.
Adapun, saat ini pria berusia 44 tahun itu menjabat sebagai Koordinator Bidang Koleksi, Konservasi, Kuratorial, dan Pameran di Museum dan Cagar Budaya. Namun semangatnya untuk tetap berkarya tak pernah padam oleh rutinitas birokrasi.
Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), Zamrud memang berbeda. Produktivitasnya dalam lembaga juga berbanding lurus dengan karya yang dihasilkan. Dengan kata lain lingkungan struktural tak membuatnya tumpul.
Merujuk Giddens Zamrud pun dianggap telah bertindak sebagai agen sosial di lingkungan seni. Hal itu bermula saat dia bersama teman-teman komunitasnya menggagas program KamiSketsa di Galeri Nasional Indonesia pada 2017.
Komunitas KamiSketsa bahkan terus berkembang dan aktif melakukan kegiatan sketsa hingga saat ini. Bagi Zamrud, aktivitasnya dalam birokrasi seni inilah yang memungkinkannya menjadi penghubung atau simpul antara pemerintah dan seniman.
Selain itu, melukis bagi Zamrud merupakan sarana ekspresi untuk menyelami esensi pengalaman hidup. Lewat kegiatan tersebut, dia ingin mempresentasikan ide, proses, serta hasil kreatif dalam karya-karya terbaik.
"Bagi saya berkarya adalah tindakan keberanian untuk menyajikan rangkuman pengalaman batin dan visual, sekaligus proses memotivasi diri dan lingkungan sekitar" kata pemenang Audisi Raja Dongeng Jabodetabek Banten pada 2015 itu.
Hingga kini, Zamrud tercatat telah melakukan berbagai pameran bersama maupun tunggal di beberapa kota besar Indonesia. Beberapa di antaranya seperti eksibisi Orat-oret Sketsa Kini di Tan ArtSpace Semarang (2022), dan Pameran Lukisan SEASON #2: BERKAH, Yogyakarta (2021).
Ada juga pameran Internasional Watercolor Paintings Exhibition KOLCAI, Galeri Nasional Indonesia 2021, Pameran Sketsa REKREASI GARIS, Galeri Nasional Indonesia 2018, Pameran Sketsa JAKARTA, Taman Ismail Marzuki, Jakarta 2018, dan masih banyak lagi.
Tak hanya itu, beberapa lukisan Zamrud bahkan sering dipilih Istana sebagai cinderamata bagi pemimpin negara sahabat. Beberapa di antaranya termasuk untuk Presiden Uni Emirat Arab, Perdana Menteri Singapura, Perdana Menteri Malaysia, hingga Raja Kamboja.
Baca juga: Profil KAWS, Seniman AS yang Boyong Patung Raksasa di Candi Prambanan
Editor : Puput Ady Sukarno
Multitalenta, itulah satu kata yang bisa disematkan pada pria kelahiran 29 Agustus 1979 itu. Sebab selain dikenal sebagai perupa, Zamrud juga populer seorang pendongeng anak-anak yang ulung sekaligus trainer nasional.
Baca juga: Profil Mella Jaarsma, Seniman Komisi Terpilih di ARTJOG 2023
Lahir dan besar di lingkungan keluarga seni, Zamrud mulai bersentuhan dengan seni saat menjadi mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta pada 1998. Kala itu dia memilih untuk menempuh Jurusan Seni Murni dengan minat Seni Grafis hingga lulus pada 2003.
Dalam periode tersebut, edukator seni rupa ini bahkan kerap mendapat penghargaan penting. Karya grafisnya misalnya, secara berturut-turut menjadi karya terbaik dalam Dies Natalis ISI Yogyakarta (2001-2002). Sederet prestasi baik tingkat nasional dan internasional pun pernah dicapai olehnya.
Adapun, saat ini pria berusia 44 tahun itu menjabat sebagai Koordinator Bidang Koleksi, Konservasi, Kuratorial, dan Pameran di Museum dan Cagar Budaya. Namun semangatnya untuk tetap berkarya tak pernah padam oleh rutinitas birokrasi.
Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), Zamrud memang berbeda. Produktivitasnya dalam lembaga juga berbanding lurus dengan karya yang dihasilkan. Dengan kata lain lingkungan struktural tak membuatnya tumpul.
Merujuk Giddens Zamrud pun dianggap telah bertindak sebagai agen sosial di lingkungan seni. Hal itu bermula saat dia bersama teman-teman komunitasnya menggagas program KamiSketsa di Galeri Nasional Indonesia pada 2017.
Komunitas KamiSketsa bahkan terus berkembang dan aktif melakukan kegiatan sketsa hingga saat ini. Bagi Zamrud, aktivitasnya dalam birokrasi seni inilah yang memungkinkannya menjadi penghubung atau simpul antara pemerintah dan seniman.
Selain itu, melukis bagi Zamrud merupakan sarana ekspresi untuk menyelami esensi pengalaman hidup. Lewat kegiatan tersebut, dia ingin mempresentasikan ide, proses, serta hasil kreatif dalam karya-karya terbaik.
"Bagi saya berkarya adalah tindakan keberanian untuk menyajikan rangkuman pengalaman batin dan visual, sekaligus proses memotivasi diri dan lingkungan sekitar" kata pemenang Audisi Raja Dongeng Jabodetabek Banten pada 2015 itu.
Hingga kini, Zamrud tercatat telah melakukan berbagai pameran bersama maupun tunggal di beberapa kota besar Indonesia. Beberapa di antaranya seperti eksibisi Orat-oret Sketsa Kini di Tan ArtSpace Semarang (2022), dan Pameran Lukisan SEASON #2: BERKAH, Yogyakarta (2021).
Ada juga pameran Internasional Watercolor Paintings Exhibition KOLCAI, Galeri Nasional Indonesia 2021, Pameran Sketsa REKREASI GARIS, Galeri Nasional Indonesia 2018, Pameran Sketsa JAKARTA, Taman Ismail Marzuki, Jakarta 2018, dan masih banyak lagi.
Tak hanya itu, beberapa lukisan Zamrud bahkan sering dipilih Istana sebagai cinderamata bagi pemimpin negara sahabat. Beberapa di antaranya termasuk untuk Presiden Uni Emirat Arab, Perdana Menteri Singapura, Perdana Menteri Malaysia, hingga Raja Kamboja.
Baca juga: Profil KAWS, Seniman AS yang Boyong Patung Raksasa di Candi Prambanan
Editor : Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.