Perupa Zamrud Setya Negara Hadirkan Puluhan Sketsa & Lukisan di Cemara 6 Galeri Toeti Heraty Museum
12 August 2023 |
08:00 WIB
Perupa Zamrud Setya Negara kembali menggelar pameran tunggal bertajuk Gores Garis Zamrud. Menjadi pameran tunggal kedua, eksibisi kali ini dihelat di Cemara 6 Galeri Toeti Heraty Museum Jakarta pada pada 11-25 Agustus 2023.
Pameran ini menyajikan sekitar 42 karya pilihan Zamrud yang dibuat dalam tiga tahun terakhir. Termasuk sketsa hitam putih dan warna, lukisan cat air pada kertas, serta lukisan cat akrilik pada kanvas dengan ukuran yang variatif.
Baca juga: Mengenal Peristiwa Desember Hitam di Balik Pameran Piknik 70-an Galeri Nasional
Sesuai tajuknya, pameran ini menghimpun perjalan artistik perupa asal Kebumen, Jawa Tengah itu dalam menyalin realitas lewat goresan garis. Hal itu misalnya mewujud dalam karya bertajuk Simpang Sarinah Thamrin Jakarta yang berukuran 38 X 56 cm menggunakan media cat air pada kertas.
Adapun karya bertarikh 2023 itu menggambarkan suasana kota Jakarta, tepatnya persimpangan Jalan Thamrin dengan garis yang ekspresif. Didominasi palet kecoklatan, sang perupa nampak piawai menangkap kenyataan menjadi visual khas Zamrud yang cenderung tak hanya sekadar menyalin objek.
Secara umum, lewat sketsa dan lukisan-lukisannya, pengunjung akan diajak melihat ketertarikannya terhadap tiga subjek matter. Yaitu cagar budaya berupa situs seperti masjid, candi dan pelabuhan, kemudian daerah perkotaan serta pengalaman keseharian.
Kecenderungan itu misalnya mewujud dalam lukisan berjudul Candi Penataran #2 dan Menara Kudus #3. Kedua karya itu pun memiliki ukuran dan media yang sama, yakni berdimensi 60 X 60 Cm yang menggunakan medium cat akrilik pada kanvas.
Uniknya karya bertitimangsa 2023 itu tidak menggambarkan objek dengan detail. Zamrud seolah hanya ingin menggoreskan kesan terkait apa yang dilihat di depan matanya dengan gaya ekspresif yang khas. Terutama coretan-coretan garis di sekitar objek yang dia lukis.
"Melalui pameran kedua di Jakarta ini memang saya tidak saja ingin mengalami pembaruan, tapi juga ingin menyatakan pembauran yang lebih dinamis," katanya saat ditemui Hypeabis.id.
Kurator Beng Rahadian mengatakan, sepilihan karya Zamrud yang dihadirkan di ruang pamer memang dengan sengaja menjejerkan karya sketsa dengan lukisan. Kendati sketsa dan lukisan merupakan dua hal yang berbeda, tapi mereka tumbuh dari akar yang sama.
Oleh karena itu eksibisi ini akhirnya menggunakan kata “garis” pada judul yang identik dengan sketsa, sebab identitas garis merupakan asas bagi Zamrud dalam berkarya. Sehingga kata garis dalam pameran ini pun dapat diartikan ke dalam dua hal yang saling berhubungan.
Pertama adalah bahwa Zamrud memulai karya dari garis yang berupa kumpulan titik-titik, yang dibuatnya dengan menggunakan material alam seperti lidi, ranting dan lain sebagainya. Kedua, garis adalah simbol dari proses berkarya Zamrud dari satu titik ke titik lainnya.
"Hal ini pula merepresentasikan sosok Zamrud sebagai agen sosial lewat sepak terjangnya dalam memberikan pengaruh kuat pada perkembangan dan skema sketsa Indonesia yang hari ini kian semarak dengan warna-warni sketsa urban,” katanya.
Zamrud Setya Negara merupakan perupa jebolan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Selain dikenal sebagai sketcher, lelaki kelahiran 29 Agustus 1979 itu juga dikenal sebagai pendongeng anak-anak dan salah satu inisiator dari acara KamiSkesta di Galeri Nasional Indonesia.
Saat ini, Zamrud berprofesi sebagai Koordinator Bidang Koleksi, Konservasi, Kuratorial dan Pemeran di Museum dan Cagar Budaya (MCB). Namun, di tengah kesibukannya sebagai aparatur sipil negara (ASN) dia masih terus berkreasi di ranah dan dunia seni rupa
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Pameran ini menyajikan sekitar 42 karya pilihan Zamrud yang dibuat dalam tiga tahun terakhir. Termasuk sketsa hitam putih dan warna, lukisan cat air pada kertas, serta lukisan cat akrilik pada kanvas dengan ukuran yang variatif.
Baca juga: Mengenal Peristiwa Desember Hitam di Balik Pameran Piknik 70-an Galeri Nasional
Sesuai tajuknya, pameran ini menghimpun perjalan artistik perupa asal Kebumen, Jawa Tengah itu dalam menyalin realitas lewat goresan garis. Hal itu misalnya mewujud dalam karya bertajuk Simpang Sarinah Thamrin Jakarta yang berukuran 38 X 56 cm menggunakan media cat air pada kertas.
Adapun karya bertarikh 2023 itu menggambarkan suasana kota Jakarta, tepatnya persimpangan Jalan Thamrin dengan garis yang ekspresif. Didominasi palet kecoklatan, sang perupa nampak piawai menangkap kenyataan menjadi visual khas Zamrud yang cenderung tak hanya sekadar menyalin objek.
Karya Zamrud Setya Negara bertajuk Simpang Sarinah Thamrin Jakarta (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)
Secara umum, lewat sketsa dan lukisan-lukisannya, pengunjung akan diajak melihat ketertarikannya terhadap tiga subjek matter. Yaitu cagar budaya berupa situs seperti masjid, candi dan pelabuhan, kemudian daerah perkotaan serta pengalaman keseharian.
Kecenderungan itu misalnya mewujud dalam lukisan berjudul Candi Penataran #2 dan Menara Kudus #3. Kedua karya itu pun memiliki ukuran dan media yang sama, yakni berdimensi 60 X 60 Cm yang menggunakan medium cat akrilik pada kanvas.
Karya Zamrud Setya Negara berjudul Candi Penataran #2 (kanan) dan Menara Kudus #3. (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)
Uniknya karya bertitimangsa 2023 itu tidak menggambarkan objek dengan detail. Zamrud seolah hanya ingin menggoreskan kesan terkait apa yang dilihat di depan matanya dengan gaya ekspresif yang khas. Terutama coretan-coretan garis di sekitar objek yang dia lukis.
"Melalui pameran kedua di Jakarta ini memang saya tidak saja ingin mengalami pembaruan, tapi juga ingin menyatakan pembauran yang lebih dinamis," katanya saat ditemui Hypeabis.id.
Kurator Beng Rahadian mengatakan, sepilihan karya Zamrud yang dihadirkan di ruang pamer memang dengan sengaja menjejerkan karya sketsa dengan lukisan. Kendati sketsa dan lukisan merupakan dua hal yang berbeda, tapi mereka tumbuh dari akar yang sama.
Oleh karena itu eksibisi ini akhirnya menggunakan kata “garis” pada judul yang identik dengan sketsa, sebab identitas garis merupakan asas bagi Zamrud dalam berkarya. Sehingga kata garis dalam pameran ini pun dapat diartikan ke dalam dua hal yang saling berhubungan.
Pertama adalah bahwa Zamrud memulai karya dari garis yang berupa kumpulan titik-titik, yang dibuatnya dengan menggunakan material alam seperti lidi, ranting dan lain sebagainya. Kedua, garis adalah simbol dari proses berkarya Zamrud dari satu titik ke titik lainnya.
"Hal ini pula merepresentasikan sosok Zamrud sebagai agen sosial lewat sepak terjangnya dalam memberikan pengaruh kuat pada perkembangan dan skema sketsa Indonesia yang hari ini kian semarak dengan warna-warni sketsa urban,” katanya.
Karya Zamrud Setya Negara dalam pameran Gores Garis. (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)
Saat ini, Zamrud berprofesi sebagai Koordinator Bidang Koleksi, Konservasi, Kuratorial dan Pemeran di Museum dan Cagar Budaya (MCB). Namun, di tengah kesibukannya sebagai aparatur sipil negara (ASN) dia masih terus berkreasi di ranah dan dunia seni rupa
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.