Presiden Joko Widodo mengenakan pakayan adat Kabupaten Ngada (Sumber gambar : PT, laksana Kurnia Mandiri, Google)

Mengenal Pakaian Adat Ngada yang Pernah Dipakai Presiden Jokowi

22 August 2023   |   16:45 WIB
Image
Yulita Theresia Maghi Mahasiswi Jurnalistik Universitas Nusa Nipa Indonesia, Maumere.

Genhype, tahukah kalian jika pada 2022 lalu, untuk pertama kalinya dalam sejarah seorang Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengunjungi Kota Bajawa, Kabupaten Ngada. Saat itu, kedatangan Jokowi disambut meriah setibanya di Bandara Turelelo, So’a.

Presiden bersama Ibu Negara Iriana Jokowi, disambut dengan tarian Ja’i. Kemudian keduanya dikenakan pakaian adat Ngada, yakni bagi pria disebut Sapu Lu’e dan bagi perempuan disebut Lawo Jara Bhara.

Baca juga: Mengenal Baju Adat Ageman Songkok Singkepan Ageng, Busana Raja yang dikenakan Presiden Jokowi

Buat Genhype yang belum mengenal pakaian adat Ngada, yang pernah dikenakan orang nomor satu di Indonesia ini, wajib menyimak beberapa fakta berikut ini.

Laurensius Rinu, salah seorang tokoh masyarakat di Kelurahan Mangulewa, Kabupaten Ngada menjelaskan bahwa pakaian adat Ngada terdiri dari beberapa item.

Pakaian adat Laki-laki
1. Sapu
Sapu adalah kain adat yang dikenakan pada seorang pria. Kain adat ini memiliki motif kuda yang berwarna putih dan digunakan sebagai pengganti celana. Cara pakainya adalah dengan melilitkan pada pinggang kemudian diikat dengan keru.

2. Lu’e
Lu’e adalah kain yang bermotif sama dengan Sapu. Akan tetapi lu’e memiliki ukuran yang lebih panjang. Penggunaan lu’e biasanya dililitkan pada bagian pundak sampai dada, dengan bentuk menyilang pada bagian belakang tubuh.

3. Keru
Jika biasanya kalian menggunakan ikat pinggang untuk mengencangkan celana, maka pada pakaian adat Ngada menggunakan keru sebagai pengerat sapu.

4. Boku
Boku adalah kain merah dengan ukuran panjang yang dililitkan pada bagian kepala, Biasanya ketika dililit, boku akan dibentuk sedikit kerucut pada bagian depannya.

5. Marangia
Marangia adalah kain dengan ukuran sebesar lingkaran kepala. Bagian sisi depan kain akan ditambah dengan sedikit ornamen berbentuk bintang yang dibuat dari kertas minyak. Marangia berfungsi sebagai pengikat boku agar tidak melorot.

6. Lega
Lega adalah tas adat yang digunakan ketika ja’i. Lega biasanya terbuat dati tali plastik yang dianyam. Bagian sisi depan lega akan ditambah ornamen bulu kuda.

7. Thegho
Thegho merupakan gelang yang terbuat dari gading gajah. Ukuran gelang ini biasanya lebih tebal dan besar. Bagi sebagian masyarakat NTT, gading digunakan dalam adat beli.

8. Sau
Kabupaten Ngada memiliki senjata khas berupa pedang atau parang panjang yang disebut sau. Pada bagian pegangan sau biasanya akan ditambah ornamen berupa bulu kuda yang berukuran cukup panjang dan juga bulu ayam yang sebelumnya diikat pada benang wol.

Jika pria memiliki pakaian adatnya, maka bagi perempuan juga memiliki pakaian adatnya juga loh. Untuk pakaian perempuannya sendiri terdapat beberapa bagian yang sama dengan pakaian pria.

Pakaian adat Perempuan
1. Lawo Jara Bhara
Kain yang digunakan sebagai pengganti baju ini merupakan kain panjang dan berwarna hitam yang dihiasi motif kuda. Dengan perkembangan zaman dan tren fashion masyarakat yang mulai berubah, biasanya para penenun lawo akan menambahkan benang yang berwarna warni. Pada bagian atas lawo akan diikat dengan benang wol yang berfungsi untuk mengikat kedua sisi lawo, sehingga dapat membentuk baju.

2. Keru
Sama halnya dengan keru pada laki-laki. Keru yang digunakan oleh perempuan mempunyai fungsi mengeratkan lawo dan kasa sese.

3. Kasa Sese
Kain yang berwarna kuning dengan ukuran menyesuaikan tinggi badan penggunanya ini, diberi nama kasa sese. Setiap pengguna wajib mengenakan dua lembar kasa sese. Kedua kain ini ditaruh pada bagian pundak dan bagian depan, serta belakang dibentuk menyilang dan dieratkan menggunakan keru.

4. Marangia
Marangia yang digunakan perempuan dan pria biasanya memiliki lebar yang berbeda. Marangia bagi perempuan memiliki lebar yang sedikit kecil dibandingkan milik pria.

5. Butu
Butu adalah ornamen berupa susunan manik-manik yang dibentuk menjadi kalung. Namun, ukuran butu  tidak seperti kalung pada umumnya. Biasanya butu akan lebih panjang. Penggunaan butu disilangkan selaras dengan tali lega. Selain itu, butu juga akan dipakaikan pada konde.

6. Rabhe Kobho
Rabhe kobho adalah sebutan bagi konde khas Ngada. Rabhe atau dasar konde dibuat dari salah satu tumbuhan yang berbentuk seperti buah besi. Masyarakat Ngada menyebutnya sebagai buah Tawu. Untuk mempercantik konde, biasanya akan ditambahkan kobho atau manik-manik yang disusun memanjang dan ditempelkan pada kulit kambing. Kobho kemudian dililitkan pada konde.

7. Metho
Jika kalian melihat pada saat perempuan Ngada menggunakan pakaian adat lengkap, maka kalian akan melihat dua kayu yang diletakan pada bagian atas kepala membentuk tanduk. Masyarakat Ngada menyebut itu sebagai Metho, yaitu kayu yang dililit dengan benang dan pada bagian ujung metho akan ditambah dengan bulu kuda putih.

Baca juga: Cantiknya Iriana Jokowi Memakai Baju Adat Tari Legong Bali, Intip Filosofi & Sejarahnya

Nah itulah bagian-bagian pada pakaian adat Ngada. Jika kalian berkunjung ke Tanah Ngada, jangan lupa untuk mencoba pakaian adatnya yang unik tersebut.
 
Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Alasan Pentingnya Penerapan Study Life Balance Pada Anak di Masa Sekolah

BERIKUTNYA

Sekuel dari Season 4, Film Haikyu!! Final Resmi Rilis 2024 Mendatang

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: