Mengenal Baju Adat Ageman Songkok Singkepan Ageng, Busana Raja yang dikenakan Presiden Jokowi
17 August 2023 |
11:39 WIB
Genhype mungkin sudah familiar dengan tradisi penggunaan baju-baju adat daerah saat momen upacara HUT Republik Indonesia. Setiap tahunnya, para pejabat daerah dan petinggi negara akan menghadiri upacara peringatan detik-detik Proklamasi dengan menggunakan pakaian tradisional yang sarat akan nilai budaya.
Tak terkecuali Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) yang mengenakan pakaian adat yang berbeda-beda pada setiap tahunnya.
Baca juga: Ide Ucapan Selamat dan Caption untuk Rayakan Hari Kemerdekaan Indonesia
Hal yang sama juga terjadi pada setiap momen Pidato Kenegaraan Presiden dalam Sidang tahunan MPR setiap 16 Agustus. Kemarin, Presiden Jokowi mengenakan baju adat Tanimbar dengan kain tenun dan penutup kepala dari bulu-bulu burung Cendrawasih yang mengartikan kebesaran seorang raja. Pada momen upacara HUT ke-78 RI pagi ini, Presiden Jokowi tampak mengenakan busana yang juga melambangkan kemuliaan raja.
Presiden Jokowi menggunakan busana daerah Ageman Songkok Singkepan Ageng yang merupakan baju adat Surakarta. Presiden Jokowi mengatakan tak ada alasan spesial terkait pemilihan baju adat yang dikenakannya hari ini. Namun, pakaian Ageman Songkok Singkepan Ageng ini disebutnya merupakan pakaian yang dikenakan Raja Pakubowo Surakarta pada masanya.
Baju Ageman Songkok Singkepan Ageng dilengkapi dengan beskap hitam ala Surakarta yang dililit dengan kain merah di bagian pinggang. Untuk bagian bawah, Presiden Jokowi mengenakan celana hitam yang dililit dengan kain batik berwarna krem kecokelatan. Pakaian mewah ini dilengkapi dengan aksesoris berwarna serba emas dengan penutup kepala hitam berbentuk bundar dengan sisi belakang yang menanjak.
Melansir pernyataan Sekretariat Kabinet, busana Ageman ini merupakan pakaian dari Para Raja Pakubowono Surakarta Hadiningrat yang pernah dikenakan dalam acara Enggar Eggar soho Tedhak Loji. Baju adat ini memiliki arti kemahsyuran raja yang mencerminkan kegiatan Raja saat keluar dari keraton dan menaiki kereta kuda. Kemudian Sang Raja didampingi perangkat keraton untuk terjun langsung dalam melihat dan menemui kawulo atau yang biasa disebut masyarakat.
Dalam pelaksanaan acara Enggar Eggar soho Tedhak Loji, Sang Raja membagikan uang dan makanan di sepanjang jalan kepada masyarakat yang dilewatinya. Adapun uang dan makanan merupakan simbol dari rasa cinta dan kasih petinggi kepada masyarakatnya. Istilah dalam acara ini kemudian kerap disebut sebagai turuba atau tradisi turun ke bawah untuk melihat masyarakat.
Sebagai informasi, tahun lalu Presiden Jokowi memilih untuk menggunakan busana adat Buton dari Sulawesi Tenggara. Busana tersebut dilengkapi dengan beskap serba merah dilengkapi dengan topi peci dan sematan senjata tradisional di bagian depan. Baju berwarna merah ini dilengkapi dengan detail ornamen perak di sepanjang busananya. Diketahui, baju adat Buton juga melambangkan perjalanan pemimpin yang datang dari rakyat biasa, kemudian menjadi pemimpin dan akan kemabli la menjadi rakyat biasa.
Baca juga: 5 Destinasi Wisata Lokal yang Cocok Dikunjungi untuk Merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia
Editor: Indyah Sutriningrum
Tak terkecuali Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) yang mengenakan pakaian adat yang berbeda-beda pada setiap tahunnya.
Baca juga: Ide Ucapan Selamat dan Caption untuk Rayakan Hari Kemerdekaan Indonesia
Hal yang sama juga terjadi pada setiap momen Pidato Kenegaraan Presiden dalam Sidang tahunan MPR setiap 16 Agustus. Kemarin, Presiden Jokowi mengenakan baju adat Tanimbar dengan kain tenun dan penutup kepala dari bulu-bulu burung Cendrawasih yang mengartikan kebesaran seorang raja. Pada momen upacara HUT ke-78 RI pagi ini, Presiden Jokowi tampak mengenakan busana yang juga melambangkan kemuliaan raja.
Presiden Jokowi menggunakan busana daerah Ageman Songkok Singkepan Ageng yang merupakan baju adat Surakarta. Presiden Jokowi mengatakan tak ada alasan spesial terkait pemilihan baju adat yang dikenakannya hari ini. Namun, pakaian Ageman Songkok Singkepan Ageng ini disebutnya merupakan pakaian yang dikenakan Raja Pakubowo Surakarta pada masanya.
Baju Ageman Songkok Singkepan Ageng dilengkapi dengan beskap hitam ala Surakarta yang dililit dengan kain merah di bagian pinggang. Untuk bagian bawah, Presiden Jokowi mengenakan celana hitam yang dililit dengan kain batik berwarna krem kecokelatan. Pakaian mewah ini dilengkapi dengan aksesoris berwarna serba emas dengan penutup kepala hitam berbentuk bundar dengan sisi belakang yang menanjak.
Melansir pernyataan Sekretariat Kabinet, busana Ageman ini merupakan pakaian dari Para Raja Pakubowono Surakarta Hadiningrat yang pernah dikenakan dalam acara Enggar Eggar soho Tedhak Loji. Baju adat ini memiliki arti kemahsyuran raja yang mencerminkan kegiatan Raja saat keluar dari keraton dan menaiki kereta kuda. Kemudian Sang Raja didampingi perangkat keraton untuk terjun langsung dalam melihat dan menemui kawulo atau yang biasa disebut masyarakat.
Dalam pelaksanaan acara Enggar Eggar soho Tedhak Loji, Sang Raja membagikan uang dan makanan di sepanjang jalan kepada masyarakat yang dilewatinya. Adapun uang dan makanan merupakan simbol dari rasa cinta dan kasih petinggi kepada masyarakatnya. Istilah dalam acara ini kemudian kerap disebut sebagai turuba atau tradisi turun ke bawah untuk melihat masyarakat.
Sebagai informasi, tahun lalu Presiden Jokowi memilih untuk menggunakan busana adat Buton dari Sulawesi Tenggara. Busana tersebut dilengkapi dengan beskap serba merah dilengkapi dengan topi peci dan sematan senjata tradisional di bagian depan. Baju berwarna merah ini dilengkapi dengan detail ornamen perak di sepanjang busananya. Diketahui, baju adat Buton juga melambangkan perjalanan pemimpin yang datang dari rakyat biasa, kemudian menjadi pemimpin dan akan kemabli la menjadi rakyat biasa.
Baca juga: 5 Destinasi Wisata Lokal yang Cocok Dikunjungi untuk Merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.