Anak-anak menjadi kelompok rentan terpapar polusi udara. (Sumber gambar : Freepik/Jcomp

Polusi Udara Bisa Ganggu Mental dan Kecerdasan Anak

18 August 2023   |   22:02 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Polusi udara berdampak buruk bagi kesehatan anak-anak. Zat-zat polutan seperti partikular atau debu halus (PM), ozon (O3), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2) dan karbon monoksida (CO) yang terkandung di dalamnya dapat merusak sistem pertahanan dan merusak organ di dalam tubuh. 

Dokter Spesialis Anak dari RSCM Darmawan B. Setyanto mengatakan berdasarkan laporan UNICEF, polusi udara membunuh 800.000 anak per tahunnya. Pasalnya ketika anak-anak menghirup udara berpolusi, zat-zat polutan dapat menyerang sistem saluran napas dan merangsek masuk ke dalam sel. 

Baca juga: Polusi Meningkat, Dokter Spesialis Paru Sarankan Hal Ini Sebelum Gunakan Air Purifier

Zat polutan ini membuar sistem kekebalan tubuh terganggu dan memudahkan mikro-organisme seperti virus, kuman, atau bakteri mudah masuk dan menyebabkan peradangan kronis. Peradangan ini dapat terjadi di seluruh organ tubuh. Bisa saja terjadi di sistem saraf pusat, jantung, dan tentunya paru-paru.

Adanya laporan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dalam beberapa waktu terakhir, terjadi karena polutan merusak saluran pernapasan dan memudahkan mikroorganisme masuk lalu menyebabkan inflamasi atau peradangan. “Biang keoknya kuman, terbanyak virus. Kalau polusi merusak mekanisme pertahanan sehingga mempermudah terjadinya ISPA,” jelasnya dalam diskusi virtual, Jumat (18/8/2023). 

Ketika polutan dan mikroorganisme menginfeksi jaringan paru, risiko pneumonia yang menyebabkan kematian bisa muncul. “Mulanya dari saluran dulu, mekanisme tidak bagus, kena paru, akhirnya sebabkan kematian,” imbuhnya. 

Anak memang menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dampak polusi udara. Pasalnya laju napas pada usia ini terbilang lebih besar. 

Darmawan mengingatkan semakin muda usia terpajan polutan, semakin besar dampak kesehatan yang bisa dirasakan. Polutan terbesar memang saat ini dihasilkan oleh asap kendaraan bermotor, namun asap rokok juga menjadi sumber yang biasa terhirup anak-anak.

Bukan hanya menyebabkan ISPA kemudian pneumonia yang berisiko kematian, paparan zat polutan juga bisa menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat. Anak-anak masih dalam fase tumbuh kembang. 

Ketika terpajan polusi, fungsi saraf, kognitif, motorik kasar dan halus, mental, serta tingkah lakunya menjadi terganggu. “Bisa sebabkan gangguan mental dan tingkah laku, gangguan kecerdasan,” tegas Darmawan. 

Polusi bahkan turut menyumbang stunting pada anak kemudian mengurangi fungsi paru yang semestinya berkembang dengan baik karena aliran darah dan paru terganggu. “Pada ibu hamil, bisa menyebabkan kelahiran rendah, meningkatkan risiko kanker pada anak, dampak jangka panjang sebabkan jantung dan diabetes saat besar,” paparnya.

Oleh karena itu, penting untuk menghindari anak terpajan polusi dalam jumlah besar. Apabila tingkat polusi di sekitar lingkungan rumah sedang tinggi, sebaiknya hindari untuk keluar rumah terlebih dahulu. 

Anak-anak sebaiknya menggunakan masker ketika keluar rumah untuk mengurangi risiko terpajan polusi. Hindari aktivitas yang terlalu bersemangat saat udara tidak sehat. Ibu bisa memberikan makanan sehat untuk anak. Minum air putih yang cukup untuk membilas racun yang masuk ke dalam tubuh. 

Baca juga: Polusi Udara Bisa Mengancam Kesehatan Pencernaan, Kok Bisa?

Selain itu, hindari melakukan pembakaran seperti sampah, kayu untuk memasak, atau rokok di rumah. Gunakan pemurni udara di dalam rumah. Sebaiknya gunakan transportasi publik atau listrik jika bepergian.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Mengenang Haruki Noguchi, Mandalika Jadi Lintasan Terakhir Sang Pembalap Muda

BERIKUTNYA

Film Dokumenter Adalah...

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: