Ilustrasi polusi udara Jakarta. (Sumber foto: Unsplash/Hadianto Raihan)

Polusi Udara Kian Mengkhawatirkan, Lakukan Hal Ini Untuk Jaga Kesehatan

24 June 2023   |   11:00 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Belakangan ramai dibicarakan soal Jakarta menjadi kota dengan polusi udara terburuk di dunia. Konsentrasi partikel udara dari Data IQAir menunjukkan kualitas udara di Jakarta pada Juni 2023 pernah mencapai 159 AQI US, angka ini masuk dalam kategori udara tidak sehat.

Polusi dan memburuknya kualitas udara bisa berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Untuk itulah, meski saat ini pandemi telah usai, masyarakat perlu tetap menggunakan masker saat berada di luar ruang untuk melindungi diri dari paparan virus dan berbagai penyakit yang mudah menular melalui udara sekaligua mencegah paparan polusi udara.

Baca juga: Polusi Udara Tingkatkan Risiko ISPA Hingga Penyakit Paru

"Jika tidak terlalu penting, hindari beraktivitas terlalu lama di ruang terbuka saat kualitas udara sedang memburuk," ujar Head of Department Underwriting Sequis dokter Fridolin Seto.

Dia juga menyarankan agar masyarakat melakukan vaksin Covid-19 dan booster Covid-19 bagi yang belum, serta vaksin yang menjaga saluran pernafasan dari berbagai infeksi, seperti vaksin influenza, vaksin pneumonia, vaksin BCG untuk mencegah penyakit TBC, dan vaksin untuk batuk rejan (pertusis). 

Selain itu, dr. Fridolin juga menyarankan agar masyarakat dapat menjaga imunitas tubuh tetap optimal dengan mengembangkan pola hidup sehat. Mulai dari memilih jenis asupan dan porsi makan, cukup istirahat, menjauhi stres, dan menghindari paparan asap karena mengandung banyak polutan yang berbahaya bagi paru-paru, serta lakukan olahraga secara teratur.

Soal berolahraga, dr. Fridolin menyarankan sebaiknya tidak dilakukan di area yang banyak lintasan kendaraan karena alih-alih ingin sehat, partikel pada udara yang berpolusi justru akan merusak saluran pernafasan dan paru. Genhype bisa berolahraga dalam ruangan atau jika harus di luar ruang, pilihlah tempat yang kadar oksigennya tinggi, seperti taman atau di sekitar Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang dikelilingi banyak pepohonan.

Meskipun kita sudah berupaya melakukan semua tindakan preventif, tetapi sering kali polutan dapat tetap masuk ke dalam tubuh karena manusia menghirup partikel polusi udara yang bisa mengganggu saluran pernafasan bahkan berpotensi mengganggu kinerja organ tubuh lain.

Sakit tenggorokan, batuk kering atau berdahak, hingga sesak napas merupakan beberapa contoh penyakit terkait saluran pernafasan yang dapat menyerang dalam kondisi tersebut. 

"Bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit asma dan penyakit paru kronik harus lebih waspada," tuturnya.

Sebab, paparan polusi dalam jangka panjang dan masuknya partikel ke paru-paru dan peredaran darah secara terus-menerus dapat menyebabkan penyakit kronis, seperti infeksi saluran pernafasan, asma, pneumonia, bronkopneumonia hingga kanker paru dan serangan jantung.
 
Menurutnya, biaya yang dibutuhkan untuk mengobati penyakit-penyakit kritis tersebut sangat mahal dan pengobatannya kontinyu dalam jangka panjang sehingga kita butuh proteksi kesehatan yang menanggung penyakit kritis. Meskipun sudah punya BPJS kesehatan, sangat disarankan tetap memiliki asuransi kesehatan pribadi.

Data BPJS Kesehatan periode 2018-2022, mencatat anggaran untuk menanggung penyakit pada saluran respirasi sangat tinggi dan cenderung meningkat tiap tahunnya, seperti biaya tanggungan untuk pengobatan Pneumonia menghabiskan biaya lebih dari Rp8,7 triliun, Tuberkulosis Rp5,2 triliun, PPOK Rp1,8 triliun, Asma Rp1,4 triliun, dan kanker paru Rp766 miliar. 

VP Health Strategic Business Unit Sequis Mitchell Nathaniel menyarankan agar masyarakat melindungi diri dan keluarga dengan asuransi kesehatan yang memiliki manfaat komprehensif. Asuransi kesehatan komprehensif adalah asuransi kesehatan yang menjamin biaya medis ditanggung sesuai tagihan, menjangkau wilayah di seluruh Indonesia dan Asia bahkan seluruh dunia.

Selain itu juga memberikan manfaat perawatan kesehatan yang maksimal mulai dari rawat inap dan rawat jalan sebelum dan sesudah rawat inap yang limit pengobatannya tinggi agar mampu mengimbangi biaya kesehatan yang selalu naik setiap tahun.

Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Buruk, Cek Jenis Masker yang Efektif Menangkal Polusi

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Lambassador Sajikan Kelezatan Daging Domba Australia Berbalut Aroma Rempah Nusantara

BERIKUTNYA

Jakarta Muslim Fashion Week 2024, Modest Wear Jadi Penggerak Ekonomi Nasional

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: