Ilustrasi menjaga lansia untuk tetap sehat. (Sumber gambar : Freepik/Jcomp)

Ancaman Polusi Udara, Lansia Berisiko Kena TBC

18 August 2023   |   22:31 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Kualitas udara yang buruk berdampak negatif bagi kesehatan kelompok rentan seperti lansia. Pasalnya polusi udara dapat menimbulkan masalah pernapasan dan paru akibat menurunkan sistem kekebalan tubuh, bahkan berisiko kematian dalam jangka panjang. 

Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan Eka Hospital Pekanbaru dr. Zulkarnain Barasila, mengatakan salah satu permasalahan yang sering timbul pada lansia yaitu meningkatnya infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) serta tuberkulosis (TBC). Umumnya TBC menyerang kelompok usia produktif karena mobilitas pada usia tersebut lebih tinggi. Namun faktanya, kelompok usia 55 tahun ke atas lebih rentan terhadap infeksi TBC.

Baca juga: Polusi Udara Bisa Ganggu Mental dan Kecerdasan Anak

Dia menerangkan risiko TBC tinggi pada lansia karena pada umumnya kondisi kekebalan tubuh mereka sudah menurun, entah karena faktor komorbid atau penyakit penyerta lainnya. Risiko semakin tinggi ketika mereka terpapar polusi udara secara terus menerus. 

“Pada orang tua, sistem kekebalan mengalami pelemahan bertahap seiring bertambahnya usia, dikenal sebagai immunosenescence. Mereka juga cenderung tidak bugar dan sehat seperti orang yang lebih muda, terutama jika mereka tinggal sendiri,” jelas Zulkarnain.

Untuk lansia yang terkena TBC, penting untuk minum obat rutin yang sudah diresepkan dokter selama empat, enam, atau sembilan bulan. Zulkarnain menegaskan jangan sampai berhenti minum obat sebelum dokter mengizinkan.

Sementara itu, kebanyakan pasien dapat meminum obat TBC tanpa efek samping yang serius. Namun, jika pasien memiliki efek samping yang serius, dokter terkait mungkin akan meminta untuk berhenti minum obat atau mengubah dosis obat.

Pada saat pengobatan, dia mengimbau untuk terus berkonsultasi dengan dokter, terutama jika mengalami sakit perut, muntah, diare parah, mengeluarkan urin yang gelap, warna kulit atau mata kekuningan, perubahan dalam penglihatan, gangguan keseimbangan, ruam serta nyeri sendi.

Kendati demikian, daripada mengobati, pencegahan lansia agar tidak terkena BC menjadi hal yang paling penting. Zulkarnain menyarankan agar keluarga menjaga kebugaran dan memastikan kebutuhan nutrisi lansia tercukupi. Dengan demikian, sistem kekebalan tubuh mereka tidak mengalami penurunan. 

“Untuk menjaga daya tahan tubuh sebaiknya lansia beristirahat dengan cukup, mengelola stres dengan baik, mengonsumsi makanan sehat, dan bila perlu konsumsi suplemen khusus,” sarannya.

Selain itu, lansia perlu menjaga jarak dengan keluarga yang sudah terinfeksi TBC. Hal ini sangat penting dilakukan karena keluarga berisiko tujuh kali lipat menularkan infeksi ke sanak keluarga yang masih sehat.

Kemudian, menjaga nutrisi yang cukup bisa dilakukan dengan mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna, minum air putih yang cukup, dan makan 3 kali sehari dengan porsi yang sesuai. Lansia juga perlu menjaga kesehatan paru dengan berhenti merokok atau tidak merokok. Hindari asap rokok juga penting dilakukan. 

Menurut Zulkarnain, para lansia sebaiknya mengkonsumsi vitamin D dan mendapatkan sinar matahari pagi yang cukup. Jangan lupa untuk bergerak. Apabila lansia masih dapat aktif maka sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik setiap harinya.

Baca juga: 6 Cara Mengurangi Dampak Negatif Polusi Udara, Salah Satunya Balik Pakai Masker

Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Puput Ady Sukarno

SEBELUMNYA

Penggemar Siap Sambut Jacob Collier Konser di Indonesia, Cek Jadwalnya

BERIKUTNYA

Mengenang Haruki Noguchi, Mandalika Jadi Lintasan Terakhir Sang Pembalap Muda

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: