Anak yang mendapat kekerasan, cendrung menangis sendirian. ( Sumber Gambar : Daniel Franco, Unplas)h

5 Tip Menjaga Mental dan Tumbuh Kembang Anak yang Wajib Dipahami Orang Tua

18 August 2023   |   22:51 WIB
Image
Yulita Theresia Maghi Mahasiswi Jurnalistik Universitas Nusa Nipa Indonesia, Maumere.

Menjadi orang tua bukanlah suatu hal yang mudah. Banyak hal yang harus dipersiapkan, termasuk keterampilan pola asuh  yang akan digunakan dalam mendidik anak. Salah menggunakan pola asuh ternyata bisa memberikan dampak negatif bagi tumbuh kembang sang anak.

Penggunaan pola asuh yang tepat pada anak usia 0-5 tahun, dapat memberikan dampak positif pada diri anak. Dalam rentang usia tersebut anak mempunyai memori yang sangat kuat, sehingga hal apa yang ditanamkan pada diri anak, itulah yang akan menjadi tolok ukur dalam kehidupan dewasanya kelak.

Baca juga: Mengenal Jenis-Jenis Pola Asuh pada Anak, Mana yang Terbaik?

Epifania M. Ladapase, seorang psikolog anak dan dosen Program Studi Psikologi di Universitas Nusa Nipa Indonesia, menjelaskan dampak negatif penggunaan pola asuh anak yang kurang tepat dapat berakibat fatal pada tumbuh kembangnya. Dampak buruk tersebut antara lain:

1.     Gangguan mental anak
Hal ini dapat ditandai dengan ketakutan berlebihan pada diri anak. Biasanya anak yang dididik menggunakan kekerasan, baik verbal maupun nonverbal, lebih cenderung terkena gangguan mental. Hal ini ditandai dengan ketakutan berlebihan yang dirasakan anak ketika melihat kekerasan.

2. Adanya luka fisik pada anak
Kekerasan fisik yang dilakukan pada anak tentu saja akan membuat anak terluka, baik secara fisik maupun psikis. Tidak sedikit orang tua yang mendidik anak menggunakan kekerasan. Kekerasan yang diterima anak, biasanya menimbulkan luka pada tubuh anak. Selain luka, biasanya anak akan mendapatkan lebam pada daerah yang dipukul. Semua pengalaman buruk tersebut dapat membekas secara psikis yang turut membentuk tumbuh kembang anak.

3. Mengurangi rasa percaya diri anak
Anak yang selalu didik dengan pola asuh otoriter, cenderung tidak percaya diri karena si kecil menganggap bahwa hal yang dilakukan selalu salah. Selain itu, pola sosialisasi anak tidak terjalin dengan baik, karena anak menganggap tidak ada orang baik di sekitarnya.

4. Anak sering mendengar kata-kata kasar
Ketika orang tua menggunakan kata-kata kasar dalam mendidik anaknya, maka anak akan menerapkan hal sama sebagaimana yang diperbuuat oleh orang tua di lingkungan bermainnya. Kata-kata kasar dan kotor turut membentuk kepribadian anak menjadi cenderung negatif yang menempel dalam pikifan dan alam bawah sadar si kecil.

5. Anak cenderung memiliki kepribadian pembangkang
Orang tua tentunya tidak menginginkan  anak-anaknya menjadi pembangkan dan susah untuk diatur. Sebaiknya, mulai sekarang perhatikan pola asuhnya agar anak-anak menjadi mudah diatur.

Sebagai seorang psikolog anak,  Epifania juga memberikan beberapa tip bagi orang tua dalam menjaga mental anak sebagai berikut.

1. Pola asuh yang tepat
Pemilihan pola asuh yang tepat dapat mengurangi risiko gangguan mental pada anak. Pola asuh yang disarankan oleh Epifania adalah pola asuh Demokrasi. Pola asuh demokrasi sendiri adalah pola asuh yang mengajarkan orang tua agar dapat memposisikan diri mereka sebagaimana mestinya. Misalnya ketika anak melakukan kesalahan, orang tua wajib menegur anak dengan cara baik. Selain itu, orang tua juga harus menjadi teman ketika anak membutuhkan tempat bercerita.

2. Tidak menunjukan kekerasan pada anak.
Sebisa mungkin sesuatu yang berkaitan dengan kekerasan, baik verbal maupun nonverbal, tidak ditunjukan di depan anak-anak. Paslanya, si kecil bakal merekam dan menirukan segala perkataan, sikap dan perbuatan  orang-orang di lingkungannua, yang dicerap pada masa pertumbuhan dan bakal terekam hingga dewasa.

3. Orang tua harus bisa memposisikan diridengan tepat.
Misalnya ketika anak sedang bercerita, orang tua memposisikan dirinya sebagai teman anak dan mendengarkannya dengan sebaik-baiknya. Pun ketika anaknya melakukan kesalahan, orang tua harus hadir dan memposisikan dirinya sebagai penasihat agar anak mengetahui cara memperbaiki kesalahannya.

4. Membiasakan anak untuk menggunakan jadwal atau aturan
Kebiasaan untuk menanamkan kedisiplinan sejak usia dini ternyata mampu membentuk pribadi anak dengan hal-hal yang baik tanpa menggunakan kekerasan. Pembuatan jadwal kegiatan sehari-hari dan adanya peraturan di rumah berdasarkan kesepakatan bersama, dapat membentuk sikap mental anak agar disiplin dan taat aturan.

5. Membangun komunikasi interpersonal dengan anak
Kunci dalam sebuah hubungan tentu saja terletak pada pola komunikasi yang digunakan. Jangan salah, komunikasi tidak hanya berkaitan dengan romansa cinta anak muda. Namun, komunikasi intensif perlu diterapkan dalam hubungan orang tua dan anak. Hal ini, agar anak tidak merasa jauh dari orang tuanya.

Komunikasi juga menjadi cara terbaik untuk membangun ikatan (bonding), mempererat ikatan emosi, dan menciptakan saling keterbukaan antara orang tua dan anak.

Baca juga: 3 Pola Asuh yang Membentuk Anak Mandiri, Jujur, dan Percaya Diri

Nah, demikian sejumlah tip yang perlu diperhatikan orang tua dalam menjalankan pola asuh agar tumbuh kembang dan sikap mental anak berkembang positif yang akan membentuk kepribadiannya pada saat dewasa kelak.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Jadi Novelis Produktif Semasa Hidup, Simak Kisah Perjalanan Karier Marga T

BERIKUTNYA

Populer Sebagai Novelis Era 70-an, Cek 5 Karya Terbaik Marga T

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: