Jadi Novelis Produktif Semasa Hidup, Simak Kisah Perjalanan Karier Marga T
18 August 2023 |
19:58 WIB
1
Like
Like
Like
Marga T, penulis novel Badai Pasti Berlalu tutup usia pada 17 Agustus 2023 kemarin. Semasa hidupnya, penulis sekaligus dokter ini telah menelurkan puluhan buku populer yang menghiasi dunia literasi Indonesia bahkan tak sedikit yang dialihwanakan ke medium lain.
Kiprah harum Marga T di dunia penulisan tak dibangun dengan usia sebentar. Melansir dari laman Kemendikbud, novelis yang meninggal dalam usia 80 tahun itu telah menunjukkan ketertarikannya di dunia kepenulisan sejak duduk di bangku sekolah dasar.
Baca juga: Marga T, Penulis Novel Badai Pasti Berlalu Meninggal Dunia di Usia 80 Tahun
Saat masih SD, Marga diketahui pernah menjadi juara dalam lomba mengarang. Ia terus berlatih menulis. Saat masuk SMP, tulisan-tulisannya banyak menghiasi majalah sekolah.
Bakatnya pun mulai terasah saat memasuki bangku perkuliahan. Salah satu gerbang pembuka karier Marga adalah novel Karmila. Novel ini pada awalnya hanyalah cerita bersambung yang ditayangkan surat kabar Kompas.
Lantaran cerpennya banyak ditunggu oleh pembaca, Gramedia Pustaka Utama (GPU) pun menerbitkannya dalam bentuk novel pada Desember 1973. Tak butuh waktu lama untuk novel tersebut disukai oleh masyarakat.
Karyanya ini kemudian dicetak ulang berkali-kali. Bahkan, hingga 2004, novel ini masih dicetak ulang dalam edisi hard cover. Tentu ini adalah sebuah perjalanan yang cukup panjang untuk sebuah novel bisa tetap eksis dalam waktu lama.
Kemunculan novel Karmila memang mengubah banyak hal. Novel fenomenalnya itu selain laris di pasaran, ternyata juga mengilhami penulis lain untuk turut menciptakan novel-novel manis serupa.
Begitu terkenalnya novel ini bahkan membuat Karmila dialihwanakan ke medium film. Novel ini pertama kali difilmkan pada 1974. Disutradari Ami Priyono, film ini dibintangi oleh aktor Muriani Budiman hingga Awang Darmawan.
Tak jauh berbeda dari novel, versi filmnya pun meledak di pasaran. Hal ini membuat sutradara Nico Pelamonia mencoba peruntungan untuk membuat film dengan judul yang sama ini dua kali pada 1981.
Pada versi kedua, bintang filmnya adalah Robby Sugara dan Tanty Yosepha. Film kedua ini pun juga meledak dan disukai banyak orang. Tak cukup sampai di situ, Karmila kemudian juga diadaptasi ke dalam sinetron dan tayang selama 26 episode.
Era setelahnya Marga T terus produktif dengan menelurkan banyak buku. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti ini tercatat telah menerbitkan 80 cerita pendek, 50 tulisan untuk anak-anak, dan 38 novel lengkap.
Selain Karmila, salah satu karyanya yang sangat populer dan laris di pasaran adalah Badai Pasti Berlalu. Novel itu, sebagaimana Karmila, juga bermula dari cerita bersambung di surat kabar yang sama.
Lalu, saat diterbitkan menjadi novel lengkap, gaung ketenaran Badai Pasti Berlalu pun makin tinggi. Hingga Oktober 1976 saja, novel ini sudah memasuki cetakan ke-7. Keterkenalan novel ini juga membuat karyanya kembali difilmkan.
Kali ini Teguh Karya yang mengalihwanakan novel ini ke bentuk film layar lebar. Dibintangi Slamet Rahardjo, Christine Hakim, Roy Marten, dan Mieke Widjaya, film yang dirilis 1977 itu pun juga sukses di pasaran.
Dalam film ini, Eros Djarot juga menciptakan lagu dan musik yang indah dengan judul yang sama. Lagu ini dinyanyikan bersama oleh Berlian Hutauruk dan Chrisye. Tiga puluh tahun kemudian, pada 2007, film dengan judul serupa kembali dibuat oleh Teddy Soeriaatmadja.
Hingga akhir hayatnya, Marga masih aktif di dunia penulisan. Dia belum lama ini mengeluarkan memoar If Only. Buku itu kemudian akan kita kenang sebagai karya terakhir darinya. Memoar If Only sendiri berisi kumpulan cerpen berjudul Kenangan Manis Takkan Pernah Habis.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Kiprah harum Marga T di dunia penulisan tak dibangun dengan usia sebentar. Melansir dari laman Kemendikbud, novelis yang meninggal dalam usia 80 tahun itu telah menunjukkan ketertarikannya di dunia kepenulisan sejak duduk di bangku sekolah dasar.
Baca juga: Marga T, Penulis Novel Badai Pasti Berlalu Meninggal Dunia di Usia 80 Tahun
Saat masih SD, Marga diketahui pernah menjadi juara dalam lomba mengarang. Ia terus berlatih menulis. Saat masuk SMP, tulisan-tulisannya banyak menghiasi majalah sekolah.
Bakatnya pun mulai terasah saat memasuki bangku perkuliahan. Salah satu gerbang pembuka karier Marga adalah novel Karmila. Novel ini pada awalnya hanyalah cerita bersambung yang ditayangkan surat kabar Kompas.
Lantaran cerpennya banyak ditunggu oleh pembaca, Gramedia Pustaka Utama (GPU) pun menerbitkannya dalam bentuk novel pada Desember 1973. Tak butuh waktu lama untuk novel tersebut disukai oleh masyarakat.
Karyanya ini kemudian dicetak ulang berkali-kali. Bahkan, hingga 2004, novel ini masih dicetak ulang dalam edisi hard cover. Tentu ini adalah sebuah perjalanan yang cukup panjang untuk sebuah novel bisa tetap eksis dalam waktu lama.
Kemunculan novel Karmila memang mengubah banyak hal. Novel fenomenalnya itu selain laris di pasaran, ternyata juga mengilhami penulis lain untuk turut menciptakan novel-novel manis serupa.
Begitu terkenalnya novel ini bahkan membuat Karmila dialihwanakan ke medium film. Novel ini pertama kali difilmkan pada 1974. Disutradari Ami Priyono, film ini dibintangi oleh aktor Muriani Budiman hingga Awang Darmawan.
Tak jauh berbeda dari novel, versi filmnya pun meledak di pasaran. Hal ini membuat sutradara Nico Pelamonia mencoba peruntungan untuk membuat film dengan judul yang sama ini dua kali pada 1981.
Pada versi kedua, bintang filmnya adalah Robby Sugara dan Tanty Yosepha. Film kedua ini pun juga meledak dan disukai banyak orang. Tak cukup sampai di situ, Karmila kemudian juga diadaptasi ke dalam sinetron dan tayang selama 26 episode.
Era setelahnya Marga T terus produktif dengan menelurkan banyak buku. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti ini tercatat telah menerbitkan 80 cerita pendek, 50 tulisan untuk anak-anak, dan 38 novel lengkap.
Selain Karmila, salah satu karyanya yang sangat populer dan laris di pasaran adalah Badai Pasti Berlalu. Novel itu, sebagaimana Karmila, juga bermula dari cerita bersambung di surat kabar yang sama.
Lalu, saat diterbitkan menjadi novel lengkap, gaung ketenaran Badai Pasti Berlalu pun makin tinggi. Hingga Oktober 1976 saja, novel ini sudah memasuki cetakan ke-7. Keterkenalan novel ini juga membuat karyanya kembali difilmkan.
Kali ini Teguh Karya yang mengalihwanakan novel ini ke bentuk film layar lebar. Dibintangi Slamet Rahardjo, Christine Hakim, Roy Marten, dan Mieke Widjaya, film yang dirilis 1977 itu pun juga sukses di pasaran.
Dalam film ini, Eros Djarot juga menciptakan lagu dan musik yang indah dengan judul yang sama. Lagu ini dinyanyikan bersama oleh Berlian Hutauruk dan Chrisye. Tiga puluh tahun kemudian, pada 2007, film dengan judul serupa kembali dibuat oleh Teddy Soeriaatmadja.
Hingga akhir hayatnya, Marga masih aktif di dunia penulisan. Dia belum lama ini mengeluarkan memoar If Only. Buku itu kemudian akan kita kenang sebagai karya terakhir darinya. Memoar If Only sendiri berisi kumpulan cerpen berjudul Kenangan Manis Takkan Pernah Habis.
Berikut adalah Beberapa Karya Populer dari Marga T
- Badai Pasti Berlalu (1974)
- Karmila (1971, dibukukan (1973))
- Rumahku adalah Istanaku (1969)
- Lagu Cinta: kumpulan cerpen (1979)
- Sepotong Hati Tua (1977)
- Bukan Impian Semusim (1976)
- Gema Sebuah Hati (1976)
- Amulet dari Nubia (1999)
- Dicabik Benci dan Cinta (1998)
- Didera Sesal dan Duka (1998)
- Matahari Tengah Malam (1998)
- Melodi Sebuah Rosetta (1996)
- Dikejar Bayang-bayang (1995)
- Sepagi Itu Kita Berpisah (1994)
- Rintihan Pilu Kalbuku (1992)
- Seribu Tahun Kumenanti (1992)
- Berkerudung Awan Mendung (1992)
- Sonata Masa Lalu (1991)
- Bukan Impian Semusim (1991)
- Namamu Terukir di Hatiku (1991)
- Istana di Kaki Langit (1990)
- Petromarin (1990)
- Waikiki Aloha: kumpulan satir (1990)
- Kobra Papageno: Manusia Asap dari Pattaya (1990)
- Kobra Papageno: Rahasia Kuil Ular (1989)
- Di Hatimu Aku Berlabuh (1988)
- Ketika Lonceng Berdentang: cerita misteri (1986)
- Kishi: buku kedua trilogi (1987)
- Batas Masa Silam: Balada Sungai Musi (1987)
- Oteba: buku ketiga trilogi (1987)
- Ranjau-ranjau Cinta (1987)
- Sekali dalam 100 tahun: kumpulan satir (1988)
- Tesa (1988)
- Sembilu Bermata Dua (1987)
- Setangkai Edelweiss: sambungan Gema Sebuah Hati (1987)
- Untukmu Nana (1987)
- Saskia: sebuah trilogi (1987)
- Bukit Gundaling (1984)
- Rahasia Dokter Sabara (1984)
- Saga Merah (1984)
- Fatamorgana (1984)
- Monik: sekumpulan cerpen (1982)
- Sebuah Ilusi (1982)
- Sekuntum Nozomi (buku satu hingga kelima) - (2002-2006)
- Dibakar Malu dan Rindu (2003)
- Dipalu Kecewa dan Putus Asa (2001)
- Memoar If Only (2021)
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.