Motif Unik Desain Origami dalam Busana Berbahan Wastra Nusantara
31 July 2023 |
16:43 WIB
1
Like
Like
Like
Apa jadinya jika origami yang selama ini dijadikan sebagai lipatan kertas kemudian diaplikasikan ke dalam pola sebuah busana. Adalah seorang desainer asal Jepang bernama Shingo Sato yang memperkenalkan motif desain origami ke dalam sebuah fesyen melalui teknik Transformational Reconstruction yang dia kembangkan sejak 30 tahun.
Berbeda dengan metode konvensional yang membutuhkan pengukuran dalam proses pembuatan pola, teknik Transformation Reconstruction ini justru merancang pola pakaian tanpa melalui proses perhitungan matematis karena mengandalkan kreativitas dari masing-masing desainer.
Baca juga: Kala Keindahan Wastra Nusantara Dipadukan dengan Fesyen Berkelanjutan
Meski tanpa pengukuran tetapi busana yang dirancang dengan menggunakan teknik TR tersebut mampu menghasilkan fesyen indah dengan lipatan dan siluet yang begitu cantik layaknya lipatan origami sehingga menghasilkan busana dengan efek tiga dimensi (3D).
"Dalam proses pembuatannya, teknik TR ini cukup intuitif dan saat ini sudah masuk ke dalam industri fesyen para desainer couture dan pegiat mode di seluruh dunia," ujar Shingo Sato yang lebih senang disebut sebagai pengrajin ini.
Meskipun dalam proses desain dan pengerjaannya tidak memiliki pengukuran karena sangat mengandalkan intuisi dan kreativitas, tetapi teknik ini juga dapat diikuti oleh para desainer termasuk desainer pemula sekalipun. Para desainer bahkan berkesempatan untuk menciptakan bentuk dan efek baru dalam pakaian ketika pola tersebut tengah dikembangkan.
Adapun proses dasar pembuatan busana dengan metode ini adalah melalui pengembangan pola teknik draping dengan menggunakan efek bangun ke dalam potongan-potongan pola pakaian. Shingo sendiri sering menggunakan garis bergelombang atau geometris desain juga membangun pola rekonstruksi arsitektur miliknya.
Busana yang dihasilkan dari teknik tersebut akan memiliki desain yang lebih unik dan menarik karena adanya efek tiga dimensi sehingga membuat tampilannya terkesan lebih hidup dan mirip dengan karya seni geometris. Tak heran bila teknik ini banyak digunakan untuk couture fesyen.
Nama atau sebutan untuk Transformational Reconstruction (TR) technique sendiri mulai diciptakan sekitar tahun 2010/2011 saat Shingo Sato merilis buku pertamanya. Tujuannya dia ingin memperlihatkan ada pendekatan lain dalam dunia fesyen terutama pembuatan pattern making yang berbeda menggunakan TR Technique. Melalui teknik ini masing-masing individu dapat mencoba cara baru dalam teknik pembuatan baju.
Untuk menyebarluaskan teknik ini, Shingo Sato bekerja sama dengan temannya untuk mendirikan TR Technique Cutting School. Melalui sekolah ini, dia melahirkan para TR Master yang dilatih oleh dirinya sendiri untuk menyebarluaskan lagi teknik tersebut.
Shingo Sato sendiri telah memperkenalkan dan mengajar teknik transformational reconstruction ini selama 15 tahun di sekolah-sekolah fesyen terkemuka seperti Burgo Italia, Burgo Meksiko, Parsons New York, Central Saint Martin London, dan berbagai sekolah fesyen lainnya di 30 negara di seluruh dunia.
Untuk memperkenalkan teknik pendekatan desain bervolume 3D ini kepada para desainer dan label fesyen di Tanah Air, baru-baru ini Shingo Sato menggelar workshop untuk kali pertamanya di Indonesia melalui hasil kerja sama dengan Istituto di Moda Burgo Indonesia.
Melalui workshop yang diselenggarakan selama tiga hari ini, Shingo Sato mengajarkan berbagai proses pembuatan pola. Di hari pertama, diajarkan TR Draping technique, dan TR Cutting Dress technique. Lalu dilanjutkan di hari kedua dengan Origami technique dan Bamboo technique. Diakhiri di hari ketiga dengan Origami Seamed dan Origami Reticulated technique.
Dalam praktiknya, Shingo Sato juga mencoba mengaplikasikan teknik terbaiknya pada kain atau bahan tradisional Indonesia, seperti pada Batik Durian Lubuklinggau dan Ulos Batak dengan hasil yang begitu mengesankan.
“Saya berharap para siswa akan terinspirasi oleh pendekatan baru dalam teknik pola siluet 3 dimensi ini untuk diintegrasikan ke dalam berbagai bentuk pakaian sehingga mengasah kreativitas mereka,” tutur pria lulusan Bunka Fashion School, Jepang ini.
Baca juga: Anggun nan Stylish, Intip 5 Outfit Manggung Yura Yunita Berbalut Kain Wastra
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Berbeda dengan metode konvensional yang membutuhkan pengukuran dalam proses pembuatan pola, teknik Transformation Reconstruction ini justru merancang pola pakaian tanpa melalui proses perhitungan matematis karena mengandalkan kreativitas dari masing-masing desainer.
Baca juga: Kala Keindahan Wastra Nusantara Dipadukan dengan Fesyen Berkelanjutan
Meski tanpa pengukuran tetapi busana yang dirancang dengan menggunakan teknik TR tersebut mampu menghasilkan fesyen indah dengan lipatan dan siluet yang begitu cantik layaknya lipatan origami sehingga menghasilkan busana dengan efek tiga dimensi (3D).
"Dalam proses pembuatannya, teknik TR ini cukup intuitif dan saat ini sudah masuk ke dalam industri fesyen para desainer couture dan pegiat mode di seluruh dunia," ujar Shingo Sato yang lebih senang disebut sebagai pengrajin ini.
Meskipun dalam proses desain dan pengerjaannya tidak memiliki pengukuran karena sangat mengandalkan intuisi dan kreativitas, tetapi teknik ini juga dapat diikuti oleh para desainer termasuk desainer pemula sekalipun. Para desainer bahkan berkesempatan untuk menciptakan bentuk dan efek baru dalam pakaian ketika pola tersebut tengah dikembangkan.
Adapun proses dasar pembuatan busana dengan metode ini adalah melalui pengembangan pola teknik draping dengan menggunakan efek bangun ke dalam potongan-potongan pola pakaian. Shingo sendiri sering menggunakan garis bergelombang atau geometris desain juga membangun pola rekonstruksi arsitektur miliknya.
Busana yang dihasilkan dari teknik tersebut akan memiliki desain yang lebih unik dan menarik karena adanya efek tiga dimensi sehingga membuat tampilannya terkesan lebih hidup dan mirip dengan karya seni geometris. Tak heran bila teknik ini banyak digunakan untuk couture fesyen.
Nama atau sebutan untuk Transformational Reconstruction (TR) technique sendiri mulai diciptakan sekitar tahun 2010/2011 saat Shingo Sato merilis buku pertamanya. Tujuannya dia ingin memperlihatkan ada pendekatan lain dalam dunia fesyen terutama pembuatan pattern making yang berbeda menggunakan TR Technique. Melalui teknik ini masing-masing individu dapat mencoba cara baru dalam teknik pembuatan baju.
Untuk menyebarluaskan teknik ini, Shingo Sato bekerja sama dengan temannya untuk mendirikan TR Technique Cutting School. Melalui sekolah ini, dia melahirkan para TR Master yang dilatih oleh dirinya sendiri untuk menyebarluaskan lagi teknik tersebut.
Shingo Sato sendiri telah memperkenalkan dan mengajar teknik transformational reconstruction ini selama 15 tahun di sekolah-sekolah fesyen terkemuka seperti Burgo Italia, Burgo Meksiko, Parsons New York, Central Saint Martin London, dan berbagai sekolah fesyen lainnya di 30 negara di seluruh dunia.
Untuk memperkenalkan teknik pendekatan desain bervolume 3D ini kepada para desainer dan label fesyen di Tanah Air, baru-baru ini Shingo Sato menggelar workshop untuk kali pertamanya di Indonesia melalui hasil kerja sama dengan Istituto di Moda Burgo Indonesia.
Melalui workshop yang diselenggarakan selama tiga hari ini, Shingo Sato mengajarkan berbagai proses pembuatan pola. Di hari pertama, diajarkan TR Draping technique, dan TR Cutting Dress technique. Lalu dilanjutkan di hari kedua dengan Origami technique dan Bamboo technique. Diakhiri di hari ketiga dengan Origami Seamed dan Origami Reticulated technique.
Dalam praktiknya, Shingo Sato juga mencoba mengaplikasikan teknik terbaiknya pada kain atau bahan tradisional Indonesia, seperti pada Batik Durian Lubuklinggau dan Ulos Batak dengan hasil yang begitu mengesankan.
“Saya berharap para siswa akan terinspirasi oleh pendekatan baru dalam teknik pola siluet 3 dimensi ini untuk diintegrasikan ke dalam berbagai bentuk pakaian sehingga mengasah kreativitas mereka,” tutur pria lulusan Bunka Fashion School, Jepang ini.
Baca juga: Anggun nan Stylish, Intip 5 Outfit Manggung Yura Yunita Berbalut Kain Wastra
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.