Kala Keindahan Wastra Nusantara Dipadukan dengan Fesyen Berkelanjutan
02 May 2023 |
06:30 WIB
Wastra dengan sentuhan budaya yang sarat telah menjadi ciri khas dan karakteristik mode fesyen lokal dan nasional, yang telah banyak menarik mata internasional. Terlebih, kini para perancang dan desainer makin kreatif memadukan dan menyelaraskan wastra jadi produk yang fashionable dan stylish.
National Chairman Indonesia Fashion Chamber (IFC), Ali Charisma, mengatakan bahwa selain mengeksplorasi pemakaian wastra dari berbagai daerah, modest fashion juga makin banyak yang mengangkat isu keberlanjutan (sustainability). Apalagi, sustainable fashion juga punya nilai filosofis yang sejalan dengan konser syariah, dengan menjalankan proses ethical.
Baca juga: Tren Sustainable Fashion, Zero Waste Kian Jadi Perhatian Para Desainer
Pemakaian wastra Nusantara dengan konsep sustainable fashion pada koleksi modest fesyen ditampilkan oleh sekitar 64 brand yang merupakan anggota Industri Kreatif Syariah (IKRA) Indonesia dan UMKM binaan Bank Indonesia.
Misalnya, Kainkubiru yang mengusung tema Shine and Art dengan mengangkat mode fesyen bergenre sportive dan smart casual wear. Mereka memanfaatkan wastra Nusantara berupa shibori indigo, kain primisima, rayon super dan paris, serta pewarnaan alami dari gula jawa super, pasta indigo, dan kayu tegeran.
Muhammad Thoyib pemilik Kainkubiru mengatakan koleksinya kali ini memang dibuat dengan konsep zero waste dan cycle processing product dengan mengeksplorasi teknik pewarnaan alam, awet, dan cerah serta meminimalisir sisa bahan yang menjadi limbah.
“Untuk menciptakan tampilan smart casual dan elegan, kami memilih pola dan pattern dengan curve natural yang didominasi warna biru indigo dan kuning lime dalam bentuk blouse, outer, long dress, t-shirt, celana, dan kemeja sehingga mudah di mix and match” tuturnya.
Selain itu ada pula Rahma Ika yang berkolaborasi dengan brand hijab Arsy, menghadirkan modest fesyen ready to wear dengan tema Makareem yang berarti ‘saudara’. Dalam koleksi kali ini terdapat penambahan tali dan layer pada beberapa desain yang melambangkan tali silaturahmi antara umat manusia dan awal kolaborasi kedua brand.
Rahma mengatakan dalam koleksinya kali ini dia menggunakan sisa perca dari beberapa tekstil wastra sebagai aplikasi di setiap desain dengan detail motif bordir manual yang ekslusif. Konsep fesyen yang dihadirkan adalah busana muslim dengan fashion styling yang lebih modern dan mengacu pada sustainable fashion.
“Dengan mengacu pada trend forecasting The survivor diharapkan wanita muslim memiliki pilihan busana yang masih bisa mengangkat wastra Indonesia dengan berbagai style fashion,” ucapnya.
Selain brand UMKM binaan Bank Indonesia, enam brand yang berada di bawah naungan Asia Pacific Rayon (APR) pun hadir menampilkan fesyen mode dengan konsep keberlanjutan yang mengangkat wastra Nusantara.
Keenamnya adalah Aruna Creative, BT Batik Trusmi, Gajah Duduk, Geulis, IDE Indonesia, dan Inen Signature yang menampilkan 60 koleksi modest fashion bertema Jewel of Nation dengan cakupan berbagai gaya mulai dari kontemporer hingga modern minimalis yang elegan.
“Kami ingin berkontribusi mengembangkan sustainable fashion di Indonesia, sekaligus mendorong pasar modest fashion dunia pasca pandemi dan mendukung tercapainya Indonesia sebagai kiblat modest fashion dunia,” ucap Zoey Rasjid, Head of Marketing Communication APR.
Pada kesempatan tersebut, Aruna Creative mempersembahkan koleksi busana siap pakai dari Remade Fashion yang ramah lingkungan. BT Batik Trusmi memadukan denim dengan motif batik Mega Mendung yang memberikan sentuhan modern pada pakaian sehari-hari melalui koleksi ‘Serge Denimes’.
Sally Giovany owner BT Batik Trusmi mengatakan denim style merupakan sesuatu yang fashionable sehingga kombinasi antara denim dan batik akan menghasilkan produk yang trendy tetapi juga bernilai budaya.
“Jeans menjadi pilihan yang tepat karena karakternya yang timeless dan tak lekang oleh waktu sehingga sangat cocok dikombinasikan dengan batik yang merupakan warisan budaya bangsa,” ucapnya.
Tak ketinggalan, Baju Batik Sarung Gajah Duduk menghadirkan desain batik dengan motif modern tapi tetap nyaman, elegan dan berkelanjutan. IDE Indonesia menghadirkan sepuluh koleksi eco-print “Kemilau Swarna Raya” dengan pewarna alami yang dipadukan dengan motif daun berwarna kuning, oranye, hijau, merah muda, dan ungu.
Sementara itu, Inen Signature mengambil pendekatan kasual dengan gaya eco-print dan batik dalam Memadu Senja. Dengan style busana casual feminine dengan tema Memadu Senja, INEN Signature menampilkan 10 look yang tidak hanya cantik tetapi juga ramah lingkungan.Tampak pada beberapa look, penggunaan perca sebagai aksen menjadi bagian dari karya untuk memanfaatkan sisa produksi.
Baca juga: Intip Tren Modest Fashion 2023
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
National Chairman Indonesia Fashion Chamber (IFC), Ali Charisma, mengatakan bahwa selain mengeksplorasi pemakaian wastra dari berbagai daerah, modest fashion juga makin banyak yang mengangkat isu keberlanjutan (sustainability). Apalagi, sustainable fashion juga punya nilai filosofis yang sejalan dengan konser syariah, dengan menjalankan proses ethical.
Baca juga: Tren Sustainable Fashion, Zero Waste Kian Jadi Perhatian Para Desainer
Pemakaian wastra Nusantara dengan konsep sustainable fashion pada koleksi modest fesyen ditampilkan oleh sekitar 64 brand yang merupakan anggota Industri Kreatif Syariah (IKRA) Indonesia dan UMKM binaan Bank Indonesia.
Misalnya, Kainkubiru yang mengusung tema Shine and Art dengan mengangkat mode fesyen bergenre sportive dan smart casual wear. Mereka memanfaatkan wastra Nusantara berupa shibori indigo, kain primisima, rayon super dan paris, serta pewarnaan alami dari gula jawa super, pasta indigo, dan kayu tegeran.
Muhammad Thoyib pemilik Kainkubiru mengatakan koleksinya kali ini memang dibuat dengan konsep zero waste dan cycle processing product dengan mengeksplorasi teknik pewarnaan alam, awet, dan cerah serta meminimalisir sisa bahan yang menjadi limbah.
“Untuk menciptakan tampilan smart casual dan elegan, kami memilih pola dan pattern dengan curve natural yang didominasi warna biru indigo dan kuning lime dalam bentuk blouse, outer, long dress, t-shirt, celana, dan kemeja sehingga mudah di mix and match” tuturnya.
Selain itu ada pula Rahma Ika yang berkolaborasi dengan brand hijab Arsy, menghadirkan modest fesyen ready to wear dengan tema Makareem yang berarti ‘saudara’. Dalam koleksi kali ini terdapat penambahan tali dan layer pada beberapa desain yang melambangkan tali silaturahmi antara umat manusia dan awal kolaborasi kedua brand.
Rahma mengatakan dalam koleksinya kali ini dia menggunakan sisa perca dari beberapa tekstil wastra sebagai aplikasi di setiap desain dengan detail motif bordir manual yang ekslusif. Konsep fesyen yang dihadirkan adalah busana muslim dengan fashion styling yang lebih modern dan mengacu pada sustainable fashion.
“Dengan mengacu pada trend forecasting The survivor diharapkan wanita muslim memiliki pilihan busana yang masih bisa mengangkat wastra Indonesia dengan berbagai style fashion,” ucapnya.
Selain brand UMKM binaan Bank Indonesia, enam brand yang berada di bawah naungan Asia Pacific Rayon (APR) pun hadir menampilkan fesyen mode dengan konsep keberlanjutan yang mengangkat wastra Nusantara.
Keenamnya adalah Aruna Creative, BT Batik Trusmi, Gajah Duduk, Geulis, IDE Indonesia, dan Inen Signature yang menampilkan 60 koleksi modest fashion bertema Jewel of Nation dengan cakupan berbagai gaya mulai dari kontemporer hingga modern minimalis yang elegan.
“Kami ingin berkontribusi mengembangkan sustainable fashion di Indonesia, sekaligus mendorong pasar modest fashion dunia pasca pandemi dan mendukung tercapainya Indonesia sebagai kiblat modest fashion dunia,” ucap Zoey Rasjid, Head of Marketing Communication APR.
Pada kesempatan tersebut, Aruna Creative mempersembahkan koleksi busana siap pakai dari Remade Fashion yang ramah lingkungan. BT Batik Trusmi memadukan denim dengan motif batik Mega Mendung yang memberikan sentuhan modern pada pakaian sehari-hari melalui koleksi ‘Serge Denimes’.
Sally Giovany owner BT Batik Trusmi mengatakan denim style merupakan sesuatu yang fashionable sehingga kombinasi antara denim dan batik akan menghasilkan produk yang trendy tetapi juga bernilai budaya.
“Jeans menjadi pilihan yang tepat karena karakternya yang timeless dan tak lekang oleh waktu sehingga sangat cocok dikombinasikan dengan batik yang merupakan warisan budaya bangsa,” ucapnya.
Tak ketinggalan, Baju Batik Sarung Gajah Duduk menghadirkan desain batik dengan motif modern tapi tetap nyaman, elegan dan berkelanjutan. IDE Indonesia menghadirkan sepuluh koleksi eco-print “Kemilau Swarna Raya” dengan pewarna alami yang dipadukan dengan motif daun berwarna kuning, oranye, hijau, merah muda, dan ungu.
Sementara itu, Inen Signature mengambil pendekatan kasual dengan gaya eco-print dan batik dalam Memadu Senja. Dengan style busana casual feminine dengan tema Memadu Senja, INEN Signature menampilkan 10 look yang tidak hanya cantik tetapi juga ramah lingkungan.Tampak pada beberapa look, penggunaan perca sebagai aksen menjadi bagian dari karya untuk memanfaatkan sisa produksi.
Baca juga: Intip Tren Modest Fashion 2023
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.