Aristawidya Maheswari. (Sumber foto: Instagram/aristawdym)

Pencarian Bentuk Artistik Perupa Aristawidya dalam Pameran Metamorfosa

31 July 2023   |   13:48 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Indonesia terus melahirkan perupa muda berbakat dalam khazanah seni rupa. Salah satu yang patut diperhitungkan adalah pelukis muda Aristawidya Maheswari. Dia memiliki lebih dari 700 penghargaan lewat karya-karya lukisannya yang terus dibuat sejak masih kanak-kanak hingga dewasa. 

Nama Arista memang belum begitu dikenal dalam lanskap seni rupa Tanah Air. Namun, gadis tersebut juga tak bisa dianggap remeh, sebab dia juga baru saja menggelar pameran tunggal bertajuk Metamorfosa di Museum Basoeki Abdullah, Jakarta.

Sesuai judulnya, pameran tunggal pertama Arista kali ini memang menjadi ajang pembuktiannya sebagai seorang perupa. Dalam gelaran itu, dia mengangkat tema keluarga, kehidupan sehari-hari, sosok inspirator, buah-buahan, lanskap sosial, hingga binatang kesayangan, yakni kucing dengan total sekitar 40 karya.

Hal itu misalnya terekam dalam karya bertajuk, Berbincang (2023). Lukisan dengan medium cat akrilik di atas kanvas berukuran 40 X 50 cm ini menghadirkan dua figur yang sedang ngobrol dengan asyik. Sepintas, karya ini juga menghadirkan suasana gembira lewat sapuan warna cerah dan latar not musik serta trofi juara. 

Baca juga: Melihat Dunia Tanpa Batas di Pameran Love Alchemy
 

Lukisan berjudul Berbincang (2023) karya Arista (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung)

Lukisan berjudul Berbincang (2023) karya Arista (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung)

Figur-figur realis juga banyak diolah oleh Arista dengan kecakapan yang cukup mumpuni. Hal itu misalnya terlihat dalam sosok Penari Bedoyo, Bermain Congklak, dan Penari Bali yang semuanya bertitimangsa 2020. Pencampuran warna dan adegan yang hidup pun nampak merupa dari ketiga karya itu.

Menurut Arista, hadirnya berbagai objek dalam lukisannya merupakan bagian dari prosesnya untuk mengenali bentuk-bentuk karakter. Dia memang membebaskan dirinya untuk menggali pencarian bentuk dan perkembangan dirinya agar semakin baik dalam proses melukis.

"Saya banyak belajar dari pelukis-pelukis besar Indonesia dan dunia. Saya ingin selalu mencoba teknik yang mereka pakai, sembari mencari ciri khas lukisan diri saya sendiri," katanya. 
 

Palet Warna Gembira

Mentor sekaligus kurator Iwan Setiawan mengatakan debut pameran tunggal Arista memang menjadi titik toloknya agar dapat berkembang menjadi lebih baik lagi. Tajuk Metamorfosa juga dipilih karena menunjukkan proses belajar melukisnya dari kanak-kanak hingga dia dewasa. 

Belajar melukis sejak kanak-kanak, menurut perupa sekaligus musisi itu Arista telah menghasilkan puluhan lukisan dengan berbagai tema. Lewat pameran yang berlangsung hingga 8 Agustus 2023 itu juga diharap dapat menarik minat anak-anak untuk mencintai seni, khususnya seni rupa.

"Melukis, bagi Arista memang menjadi kegiatan yang menyenangkan. Ini bisa terlihat dari ekspresi kegembiraannya saat bermain dengan warna dan menjadi kegiatan wajibnya di waktu luang," kata Iwan.

Lebih lanjut Iwan juga mengungkap deretan tema lukisan Arista menjadi salah satu bentuk pencarian jati dirinya terhadap berbagai aliran dalam seni rupa. Adapun, tematik itu mewujud dalam karya realis khas dirinya, dan pengenalannya terhadap aliran-aliran lain termasuk impresionis.

Dalam aliran yang terakhir misalnya, tema itu mewujud dalam karya bertajuk Ombak di Lautan, (Acrylic on Canvas 80 X 60 Cm). Lukisan bertitimangsa 2016 itu sesuai judulnya menggambarkan gelombang ombak di lautan dengan deretan perahu. Goresan kuas, dan warna-warna cerah juga tampil menonjol lewat permainan impresi cahaya yang muncul di dalam lukisan tersebut.
 

Lukisan Arista bertajuk Ombak di Lautan dan Bintang Fajar  (sumber gambar Hypeabis.id/ Prasetyo Agung)

Lukisan Arista bertajuk Ombak di Lautan dan Bintang Fajar (sumber gambar Hypeabis.id/ Prasetyo Agung)

Pencarian Arista terhadap aliran impresionis juga tertuang dalam karya berjudul Bintang Fajar (80 X 60 Cm, Acrylic on Canvas) yang dibuat pada 2017. Mereplikasi karya populer maestro Van Gogh bertajuk Starry Night, lukisan itu hadir dalam bentuk objek serta penggunaan teknik yang patut diacungi jempol. Sebab, nuansa yang dihadirkan mewujud dengan nilai estetis yang sangkil.

Adapun secara umum, ciri khas dari lukisan Arista menurut Iwan adalah menggunakan warna-warna dengan nuansa gembira seperti ungu, kuning, merah, hingga biru. Dominasi penggunaan palet tersebut merupakan bentuk pelarian sang pelukis untuk mengalihkan sepi melalui visual seni rupa sejak orang tuanya wafat saat muridnya masih kecil.

Iwan pun berharap melalui debut pameran tunggal Arista kali ini dapat membuat anak didiknya itu semakin mencintai seni rupa. Terlebih saat ini muridnya itu juga sudah diterima sebagai mahasiswa jurusan Seni Murni Fakultas seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

"Dengan adanya pameran ini semoga Arista bisa terus lagi melukis sesuai mimpinya sejak kecil. Terutama dalam mengembangkan bakatnya untuk menjadi seorang  perupa besar dan dikenal masyarakat," jelasnya. 

Baca juga: 5 Agenda Pameran Seni & Fotografi Agustus 2023, dari Eko Nugroho hingga Andy Dewantoro

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Chef Norman Ismail Bawa Cita Rasa Kuliner Malaysia dalam Menu Contemporary Malay Delights

BERIKUTNYA

Sejarah Sepatu Salomon, Dari Alam ke Tongkrongan Skena

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: