Pameran Menyongsong Hari Esok: Refleksi Krisis Iklim Melalui Karya Seni Lukis berlangsung hingga 30 November 2023. (Sumber gambar: Museum Basoeki Abdullah)

45 Lukisan karya Pelajar Dipamerkan di Museum Basoeki Abdullah, Angkat Isu Krisis Iklim

15 October 2023   |   09:13 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Like
Untuk memperingati hari jadi yang ke-22 tahun, Museum Basoeki Abdullah (Musbadul) mengadakan lomba karya seni yang ditujukan untuk pelajar dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK. Setelah melakukan serangkaian proses penilaian, sebanyak 45 karya terbaik terpilih kini dipamerkan untuk dinikmati publik.
 
Lomba karya seni itu mengangkat tema Menyongsong Hari Esok, yang diambil dari salah satu judul karya terkenal dari mendiang maestro Basoeki Abdullah. Lukisan itu secara tidak langsung mencerminkan kegelisahan dan asa anak-anak serta remaja akan masa depan Bumi.
 
Perubahan iklim dan pemanasan global menjadi salah satu isu lingkungan yang menjadi prioritas seluruh penduduk di Bumi saat ini. Keadaan Bumi yang semakin panas, berkurangnya persediaan makanan, penyebaran berbagai penyakit, bencana banjir dan kebakaran di berbagai negara adalah kenyataan dari kondisi alam yang harus dialami manusia saat ini.

Baca juga: Cerita Parodi dan Nostalgia di Pameran Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) 2023
 
Dari tema besar tentang krisis iklim, seluruh peserta ditantang untuk menuangkan imajinasi sekaligus kreativitas mereka dalam berkarya dengan sub tema yang berbeda-beda pada setiap tingkatan. Pada tingkat SD dengan tema "Menyelamatkan Bumi: Tindakan Kecil, Perubahan Besar", tingkat SMP dengan tema "Memelihara Alam, Menyelamatkan Planet Kita", dan tingkat SMA/SMK dengan tema "Menyelamatkan Bumi, Menjaga Alam Semesta". 
 
Sejalan dengan temanya untuk menggaungkan semangat menjaga lingkungan dari krisis, medium yang digunakan oleh peserta dalam melukis harus berasal dari pewarna alami. Misalnya menggunakan tanah, kopi, bunga ataupun daun.
 

Pameran Menyongsong Hari Esok: Refleksi Krisis Iklim Melalui Karya Seni Lukis berlangsung hingga 30 November 2023. (Sumber gambar: Museum Basoeki Abdullah)

Suasana pameran Menyongsong Hari Esok: Refleksi Krisis Iklim Melalui Karya Seni Lukis. (Sumber gambar: Museum Basoeki Abdullah)

Gie Sanjaya selaku Kurator dan Dewan Juri mengatakan melalui kegiatan lomba ini, pihaknya ingin mengajak anak dan remaja sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, untuk menggali ide dan proses kekreativitasan guna menyuarakan pandangan mereka terhadap isu krisis iklim yang saat ini menjadi prioritas dalam kehidupan manusia.
 
"Melalui hasil karya seni lukis tersebut, kita tidak hanya dapat mencerminkan tantangan, tetapi juga reaksi dan tindakan yang kita lakukan, demi masa depan yang lebih berkelanjutan," katanya.
 
Dia menambahkan kegiatan lomba karya seni ini juga memiliki misi untuk menanamkan beragam pengetahuan mengenai seni dan budaya tradisional di Indonesia. Berangkat dari misi tersebut, lanjutnya, para anak dan remaja ditantang untuk melukis dengan menggunakan bahan pewarnaan alami.
 
Hal ini bertujuan untuk mengingat dan menggali pengetahuan tradisional akan ragam pewarnaan alami, menyadari pentingnya bergotong royong, berbagai tugas, dan saling berbagi pengetahuan. Termasuk, spirit berkarya bersama, mengelola mental, emosional, berinovasi ragam produk estetika yang ramah lingkungan, serta menciptakan kolaborasi antara guru, pelajar, keluarga dan komunitas.
 


Rangkaian lomba karya seni itu telah berlangsung pada 11 Agustus-20 September 2023. Mulai dari sosialisasi kegiatan, lokakarya secara daring dan luring di Musbadul dan sekolah-sekolah, serta kegiatan bercocok tanam dan memilah sampah bersama dengan warga di lingkungan Musbadul. Kegiatan ini diikuti oleh 1.112 sekolah dari 170 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. 
 
Hasilnya, ada sebanyak 2.356 pelajar yang mengikuti lomba karya lukis dengan medium pewarnaan alami. Jumlah itu terdiri dari 507 peserta SD/MI sederajat, 854 peserta SMP/MTs sederajat, dan 995 peserta SMA/SMK/MA sederajat.
 
Suroso sebagai salah satu dewan juri perwakilan dari komunitas Perkumpulan Warna Alam Indonesia (WARLAMI) mengaku terkejut dengan hasil eksplorasi dari para peserta lomba yang terdiri dari anak-anak dan remaja itu dalam menggunakan bahan pewarnaan alami.

Menurutnya, warna-warna yang dihasilkan melalui medium yang mereka pilih dan gunakan, akhirnya menghasilkan karya seni dengan warna yang sangat natural, indah dan beragam.
 
Sementara Tisna Sanjaya, seniman sekaligus salah satu dewan juri, mengaku banyak belajar ketika melihat karya anak-anak, baik secara langsung maupun melalui video. Menurut dia, banyak ide, gagasan, dan hasil eksplorasi anak-anak yang menjadi temuan menarik tersendiri. 
 
"Tidak hanya hasil akhirnya saja, tapi proses kreatif dibalik hasil tersebut. Konsep dari program ini yang saya rasa perlu terus dilanjutkan, untuk terus mengasah daya imajinasi dan eksplorasi seni anak-anak Indonesia," ujarnya.
 
Adapun, pameran Menyongsong Hari Esok: Refleksi Krisis Iklim Melalui Karya Seni Lukis berlangsung hingga 30 November 2023 di Museum Basoeki Abdullah. Selama pameran karya seni berlangsung, akan ada juga berbagai program yang terbuka untuk umum seperti kegiatan diskusi dan berbagi pengalaman dengan para pemenang lomba, serta kegiatan edukasi dan diskusi bersama Guru Seni Budaya. 

Baca juga: Museum MACAN Siap Gelar Pameran Voice Against Reason, Hadirkan Karya dari 24 Perupa Asia-Pasifik

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Acmé De La Vie (ADLV) Buka Official Store Pertama di PIK Avenue, Hadirkan Koleksi Streetwear Modis

BERIKUTNYA

4 Resep Unik Olahan Sagu, Cocok untuk Camilan Akhir Pekan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: