Bukan Hanya Tentang Gula, Begini Pola Pengaturan Makan Penderita Diabetes Melitus
25 July 2023 |
18:11 WIB
1
Like
Like
Like
Indonesia tercatat sebagai peringkat teratas penderita diabetes tipe 1 dari seluruh negara ASEAN. Berdasarkan laporan International Diabetes Federation (IDF), setidaknya tercatat 41,817 penderita diabetes tipe 1 di Indonesia sepanjang 2022.
Puluhan ribu penderita ini menyebar di rentang usia 20-59 tahun. Sebagaimana diketahui, diabetes tipe 1 atau tipe 2 merupakan bagian dari jenis diabetes melitus.
Diabetes melitus terjadi saat tubuh tidak bisa menggunakan insulin dengan baik atau bahkan tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup. Sehingga, kadar gula darah dalam tubuh menjadi tinggi. Tentunya gula darah yang tinggi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius dan berakibat fatal untuk kesehatan.
Baca juga: Cegah Diabetes, Begini Cara Kurangi Konsumsi Gula Harian
Dokter Spesialis Gizi Klinik, Marini Siregar mengungkapkan Indonesia masuk dalam peringkat ke-5 penderita diabetes terbanyak di dunia. Kecenderungan mengonsumsi gula ini tidak hanya terjadi ada jenis makanan bercita rasa manis saja, melainkan juga gula-gula tersembunyi dalam karbohidrat simpleks. “Jadi gula itu tidak punya kandungan gizi, hanya sebagai pendorong tenaga saja,” kata Marini.
Karbohidrat akan tekait dengan indeks glikemik yang merupakan indikator cepat atau lambatnya karbohidrat dalam bahan pangan membuat peningkatakan kadar gula di dalam tubuh.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, antara lain durasi memasak makanan, jenis makanan dengan kandungan gula lebih tinggi, serat pangan, pengolahan makanan, hingga konsumsi buah berdasarkan tingkat kematangan dan waktu penyimpanan.
Marini menyebut, buah dan sayur yang terlalu matang dapat meeningatkan indeks glikemiks. Begitu pula dengan pengolahan buah menjadi jus yang bisa meningkatkan indeks glikemik tersebut.
Untuk makanan bercita rasa manis, orang dengan penderita diabetes kerap kali tak kuat menahan craving terhadap jenis makanan tertentu yang mungkin dilarang oleh dokter atau ahli gizinya. Bagaimanapun, orang dengan pendeirta diabetes melitus harus mengendalikan craving tersebut demi kesehatan.
Penggunaan gula murni dalam makanan atau minuman sama sekali tidak diperbolehkan, kecuali hanya sebagai bumbu pelengkap dengan total 5 persen saja dari kalori harian.
Memperhatikan asupan serat, terutama serat larut juga penting untuk mengendalikan kadar glukosa pada pendeirta diebetes melitus. Marini mengajurkan agar penderita mencukupi asupan serat sekitar 25 gram per hari.
Selain itu, penderita diabetes juga wajib memerhatikan kandungan natrium. Garam memang tidak mempengaruhi kadar gula darah, tetapi bisa menyebabkan kenaikan risiko komplikasi yang menyerang organ lainnya.
“Natriumnya harus dibatasi kurang dri 2.300 mg per hari, kalau penderita diabetes punya hipertensi maka harus kurang dari 1.500 mg,” kata Marini. Kandungan lain yang harus diperhatikan adalah lemak. Marini menyarankan agar kandungan lemak harus kurang dari 30 persen per hari.
Lemak jenuh cenderung membuat profil lipid lemak meningkat dan berisiko menyebabkan komplikasi penyakt jantung koroner. Kandungan garam jenis makanan tinggi natrium juga kerap terlupakan. Penderita wajib memperhatikan kandungan natrium pada MSG, makanan yang diawetkan, hingga makanan ringan lainnya.
Baca juga: 5 Jenis Olahraga yang Pas Buat Penderita Diabetes
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Puluhan ribu penderita ini menyebar di rentang usia 20-59 tahun. Sebagaimana diketahui, diabetes tipe 1 atau tipe 2 merupakan bagian dari jenis diabetes melitus.
Diabetes melitus terjadi saat tubuh tidak bisa menggunakan insulin dengan baik atau bahkan tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup. Sehingga, kadar gula darah dalam tubuh menjadi tinggi. Tentunya gula darah yang tinggi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius dan berakibat fatal untuk kesehatan.
Baca juga: Cegah Diabetes, Begini Cara Kurangi Konsumsi Gula Harian
Dokter Spesialis Gizi Klinik, Marini Siregar mengungkapkan Indonesia masuk dalam peringkat ke-5 penderita diabetes terbanyak di dunia. Kecenderungan mengonsumsi gula ini tidak hanya terjadi ada jenis makanan bercita rasa manis saja, melainkan juga gula-gula tersembunyi dalam karbohidrat simpleks. “Jadi gula itu tidak punya kandungan gizi, hanya sebagai pendorong tenaga saja,” kata Marini.
Karbohidrat akan tekait dengan indeks glikemik yang merupakan indikator cepat atau lambatnya karbohidrat dalam bahan pangan membuat peningkatakan kadar gula di dalam tubuh.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, antara lain durasi memasak makanan, jenis makanan dengan kandungan gula lebih tinggi, serat pangan, pengolahan makanan, hingga konsumsi buah berdasarkan tingkat kematangan dan waktu penyimpanan.
Marini menyebut, buah dan sayur yang terlalu matang dapat meeningatkan indeks glikemiks. Begitu pula dengan pengolahan buah menjadi jus yang bisa meningkatkan indeks glikemik tersebut.
Untuk makanan bercita rasa manis, orang dengan penderita diabetes kerap kali tak kuat menahan craving terhadap jenis makanan tertentu yang mungkin dilarang oleh dokter atau ahli gizinya. Bagaimanapun, orang dengan pendeirta diabetes melitus harus mengendalikan craving tersebut demi kesehatan.
Penggunaan gula murni dalam makanan atau minuman sama sekali tidak diperbolehkan, kecuali hanya sebagai bumbu pelengkap dengan total 5 persen saja dari kalori harian.
Memperhatikan asupan serat, terutama serat larut juga penting untuk mengendalikan kadar glukosa pada pendeirta diebetes melitus. Marini mengajurkan agar penderita mencukupi asupan serat sekitar 25 gram per hari.
Selain itu, penderita diabetes juga wajib memerhatikan kandungan natrium. Garam memang tidak mempengaruhi kadar gula darah, tetapi bisa menyebabkan kenaikan risiko komplikasi yang menyerang organ lainnya.
“Natriumnya harus dibatasi kurang dri 2.300 mg per hari, kalau penderita diabetes punya hipertensi maka harus kurang dari 1.500 mg,” kata Marini. Kandungan lain yang harus diperhatikan adalah lemak. Marini menyarankan agar kandungan lemak harus kurang dari 30 persen per hari.
Lemak jenuh cenderung membuat profil lipid lemak meningkat dan berisiko menyebabkan komplikasi penyakt jantung koroner. Kandungan garam jenis makanan tinggi natrium juga kerap terlupakan. Penderita wajib memperhatikan kandungan natrium pada MSG, makanan yang diawetkan, hingga makanan ringan lainnya.
Baca juga: 5 Jenis Olahraga yang Pas Buat Penderita Diabetes
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.