Ilustrasi (sumber gambar : mykenzie /unsplash)

Begini Cara Mencegah dan Mengobati Luka pada Penderita Diabetes

28 November 2022   |   06:47 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Bagi pasien yang sudah terdiagnosa penyakit diabetes harus berhati-hati jika terkena luka. Pasalnya, luka yang diderita oleh penderita diabetes atau diabetesi bisa menjadi komplikasi, salah satunya yang paling berisiko adalah luka pada kaki  (ulkus diabetikum) atau disebut juga dengan kaki diabetik.

Namun jangan khawatir, sebab dengan penanganan yang tepat dan gula darah yang terkontrol, luka tersebut dapat teratasi.

Sebelum lebih jauh membahas mengenai luka atau infeksi pada kaki penderita diabetes yuk kita memahami lebih dulu mengenai diabetes,

Baca jugaBisa Timbulkan Komplikasi, Kondisi Prediabetes Perlu Diwaspadai

Berdasarkan data dari IDF Diabetes Atlas 2021, penderita diabetes di dunia diperkirakan mencapai 537 juta orang, serta akan meningkat hingga 643 juta pada tahun 2030 dan 783 juta orang pada tahun 2045. Pada tahun 2021, penyakit ini menyebabkan 6,7 juta kasus kematian.

International Diabetes Federation memperkirakan hampir 80% orang dewasa penderita diabetes tinggal di negara berpenghasilan menengah atau rendah, dimana kebiasaan makan berubah dengan cepat.

Sementara itu, di Indonesia sendiri kasus diabates mencapai 19,5 juta dan diprediksi meningkat menjadi 28,6 juta pada 2045 sekaligus menempatkan Indonesia sebagai negara kelima dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 di Indonesia mencatat prevalensi diabetes menurut konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) mencapai 10,9 persen.

Diabetes sendiri terbagi menjadi dua yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Pada diabetes tipe 1, pankreas berhenti menghasilkan insulin, sehingga glukosa menumpuk di aliran darah.

Para ilmuwan tidak mengetahui secara pasti mengapa hal ini terjadi tetapi mereka mempercayai ini dipengaruhi genetika atau akibat infeksi virus yang merusak sel penghasil insulin di pankreas. Sekitar 10% orang penderita diabetes tipe 1.

Sementara itu, diabetes tipe 2 terjadi karena pankreas tidak cukup menghasilkan insulin atau hormon tidak bekerja dengan baik. Penyakit diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada usia setengah baya atau orang tua, tetapi juga dialami oleh anak muda yang kelebihan berat berat dan kurang bergerak, serta orang-orang berlatar belakang kesukuan tertentu, terutama di Asia Selatan.

Diabetes disebabkan oleh gaya hidup yang salah atau faktor genetik atau keturunan. Diabetes juga bisa diakibatkan oleh faktor lain yang dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh, seperti terlalu banyak mengonsumsi minuman manis dan bersoda, kegemukan, kurang istirahat, maupun kurang olahraga.

Lantas apa saja yang menjadi ciri-ciri penderita diabetes? Ada beberapa gejala paling umum yang dialami. Di antaranya, sering buang air kecil terutama malam hari, cepat merasa lapar, berat badan menurun walaupun nafsu makan bertambah, cepat merasa lelah, gatal-gatal, kesemutan, gairah menurun, penglihatan berkurang, hingga luka yang tidak pernah sembuh.

LUKA DIABETES
Nah, luka yang tidak pernah sembuh ini harus diwaspadai sebab ini bisa menjadi komplikasi yaitu infeksi luka pada kaki yang jika tidak diatasi bisa menyebabkan amputasi.

Dokter Perawatan Luka, Adisaputra Ramadhinara mengatakan bahwa hal tersebut merupakan komplikasi pada kaki penderita diabetes akibat kadar gula darah tinggi (hiperglikemia) yang tidak terkontrol.

Menurutnya tingkat gula tinggi dalam aliran darah dapat merusak pembuluh darah secara serius. Jika gula tidak dapat mengalir dengan baik di tubuh, maka darah tidak akan mencapai bagian yang memerlukannya yang meningkatkan risiko kerusakan syaraf (kehilangan indera perasa dan sakit).

Dalam kondisi tersebut, sering kali para diabetisi ini tidak dapat merasakan sakit ketika luka. Risikonya, luka sederhana akan semakin parah yang jika tidak ditangani dengan tepat oleh tenaga kesehatan tersertifikasi maka bisa berujung amputasi.

"Padahal 85 persen dari luka sebetulnya dapat ditangani dengan baik agar tidak berkembang ke arah yang lebih serius," ujarnya dalam edukasi kesehatan yang diselenggarakan PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) bersama Apotek Wellings dalam rangka peringatan World Diabetes Day 2022 (WDD).

Menurutnya, cara mencegah luka diabetes pada kaki ialah dengan menghindari olahraga yang memberikan banyak benturan ke kaki, memilih sepatu sesuai dengan aktivitas yang dilakukan, selalu menggunakan alas kaki lengkap dengan kaos kaki, dan rutin periksa dan cek kondisi kaki setiap hari.

"Jika mengalami gejala yang berhubungan dengan kaki diabetik, segera konsultasi ke dokter untuk mendapat perawatan yang tepat,” jelas dr. Adi.

Di samping itu, Adi juga tidak merekomendasikan penggunaan kain kasa untuk menutup luka diabetes di kaki. Hal ini berbeda dari pandangan umum yang banyak mengira bahwa luka harus ditutup agar lebih bersih sehingga bakteri tidak masuk dan tidak infeksi. "Padahal, bakteri bisa menembus hingga 64 lapisan kasa,” ungkapnya.

Menurutnya, ada berbagai pilihan penutup luka yang hasilnya optimal dalam menjaga kebersihan luka. Perburukan luka juga dapat dicegah dengan cara mengendalikan kadar gula darah penderita diabetes.

Baca jugaMengenal Faktor Risiko Diabetes yang Bisa Diubah dengan Mudah

Cara mengendalikan diabetes antara lain  dengan menjaga pola makan, kadar gula dan nutrisi seperti mikronutrien, vitamin c, zinc, ditambah suplemen untuk menjaga aktivitas sel sampai membangun kembali jaringan rusak.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Cerita Seniman Takashi Murakami Berkolaborasi dengan Selebritas Kelas Dunia

BERIKUTNYA

Persaingan Grup C Ketat, Begini Skenario Argentina Lolos 16 Besar Piala Dunia 2022

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: