Cegah Diabetes, Begini Cara Kurangi Konsumsi Gula Harian
08 June 2023 |
12:44 WIB
Bagi Genhype yang sering mengonsumsi minuman dan makanan manis, harus berhati-hati. Sebab, jika terlalu berlebih bisa menyebabkan munculnya penyakit diabetes. Berdasarkan data dari Global Burden of Disease Report 2020, diabetes menjadi salah satu dari sepuluh PTM penyebab kematian terbanyak di dunia.
Masyarakat Indonesia sendiri terbilang cukup banyak mengonsumsi gula. Berdasarkan survei berjudul Fluid Intake of Children, Adolencents and Adults in Indonesia, ditemukan bahwa minuman berpemanis gula merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia setelah air putih dan minuman panas.
Baca juga: Yuk Kenali Faktor-Faktor Pemicu & Gejala Diabetes pada Anak
Selain itu, konsumsi gula masyarakat setiap bulan juga terkandung dalam beberapa jenis makanan dan minuman, seperti roti (61,21%), kue kering, biskuit, semprong (41,89%), kue basah (57,17%), serta minuman olahagan, seperti kopi, the, susu cokelat (54,03%), es krim (54,03%), dan minuman lainnya (32,59%).
Kelebihan konsumsi gula ini juga dilaporkan dalam studi oleh Institut Pertanian Bogor, Indonesia (IPB) dan University of Life Sciences Polandia. Studi tersebut menemukan asupan gula, garam, dan lemak masyarakat di Jakarta Selatan, Indonesia yang berlebih. Total konsumsi gula masyarakat di Jakarta Selatan mencapai 34,9-45,8 gram per kapita per hari, atau setara dengan sembilan sendok teh. Angka ini cukup mengkhawatirkan.
Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa konsumsi gula 50 gram per hari adalah jumlah berlebih dan menganjurkan konsumsi gula setiap hari tidak lebih dari 25 gram untuk tidak hanya menghindari diabetes, tapi juga mengurangi risiko PTM dalam jangka panjang.
Pemerintah sendiri telah melakukan berbagai upaya dan strategi untuk mengendalikan konsumsi gula, antara lain perubahan kebijakan, pelaksanaan survei, serta edukasi kepada masyarakat.
Minuman berpemanis sendiri cukup mudah dijangkau di Indonesia, sehingga pengenaan cukai minuman berpemanis diharapkan dapat menambah jumlah pilihan minuman yang lebih sehat di Tanah Air untuk masyarakat.
Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi konsumsi gula harian kita dan menurunkan risiko diabetes?
Ahli Gizi Tate & Lyle, produsen solusi makanan dan minuman, Thomas Teh, membagikan tiga tip mengurangi konsumsi gula harian sebagai berikut:
Genhype bisa mengurangi porsi makanan manis dengan tidak menyediakan makanan atau minuman manis di rumah. Sebab, pada dasarnya seseorang akan cenderung mengurangi asupan gula apabila makanan tersebut tidak tersedia di rumah.
Salah satu upaya edukasi yang dapat dilakukan di kalangan masyarakat adalah belajar cara membaca label pada kemasan dan mengidentifikasi jumlah gula yang terkandung dalam produk. Pada label, komposisi dicantumkan dari jumlah tertinggi hingga terendah, sehingga memudahkan untuk mengidentifikasi pilihan rendah gula untuk Anda dan keluarga.
Terlepas dari jumlah penderita diabetes yang mengkhawatirkan di Indonesia dan di seluruh dunia, Tate & Lyle melihat adanya tren positif dalam keinginan masyarakat untuk mulai makan lebih sehat.
Menurut Russell dan rekannya yang melakukan analisis kuantitatif tentang tren konsumsi global yang diterbitkan pada 2023, penambahan gula dalam minuman dalam periode 2007 hingga 2019 telah menurun sebesar 12 persen di seluruh dunia, sedangkan penggunaan pemanis buatan meningkat sebesar 47 persen di Asia Timur dan Pasifik.
Demikian pula survei yang dilakukan oleh EAT dan Globescan dalam Global Consumer Research yang mencakup 31 negara, termasuk Indonesia, melalui laporan Grains of Truth tahun 2021, menemukan bahwa hampir separuh konsumen (46 persen) percaya bahwa melakukan perubahan positif untuk sistem pangan yang lebih sehat dan berkelanjutan merupakan tanggung jawab bersama masyarakat dan pemerintah.
Lebih dari sepertiga (37 persen) percaya bahwa perusahaan makanan dan minuman memegang peranan penting untuk mencapai hal ini, di mana 23 persen berpendapat bahwa mereka sendiri mampu memberi pengaruh pada perubahan positif.
Sementara satu dari delapan (15%) melihat generasi muda sebagai agen perubahan untuk memulai kebiasaan makan sehat yang pada akhirnya akan mengurangi prevalensi PTM.
Editor: Indyah Sutriningrum
Masyarakat Indonesia sendiri terbilang cukup banyak mengonsumsi gula. Berdasarkan survei berjudul Fluid Intake of Children, Adolencents and Adults in Indonesia, ditemukan bahwa minuman berpemanis gula merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia setelah air putih dan minuman panas.
Baca juga: Yuk Kenali Faktor-Faktor Pemicu & Gejala Diabetes pada Anak
Selain itu, konsumsi gula masyarakat setiap bulan juga terkandung dalam beberapa jenis makanan dan minuman, seperti roti (61,21%), kue kering, biskuit, semprong (41,89%), kue basah (57,17%), serta minuman olahagan, seperti kopi, the, susu cokelat (54,03%), es krim (54,03%), dan minuman lainnya (32,59%).
Kelebihan konsumsi gula ini juga dilaporkan dalam studi oleh Institut Pertanian Bogor, Indonesia (IPB) dan University of Life Sciences Polandia. Studi tersebut menemukan asupan gula, garam, dan lemak masyarakat di Jakarta Selatan, Indonesia yang berlebih. Total konsumsi gula masyarakat di Jakarta Selatan mencapai 34,9-45,8 gram per kapita per hari, atau setara dengan sembilan sendok teh. Angka ini cukup mengkhawatirkan.
Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa konsumsi gula 50 gram per hari adalah jumlah berlebih dan menganjurkan konsumsi gula setiap hari tidak lebih dari 25 gram untuk tidak hanya menghindari diabetes, tapi juga mengurangi risiko PTM dalam jangka panjang.
Pemerintah sendiri telah melakukan berbagai upaya dan strategi untuk mengendalikan konsumsi gula, antara lain perubahan kebijakan, pelaksanaan survei, serta edukasi kepada masyarakat.
Minuman berpemanis sendiri cukup mudah dijangkau di Indonesia, sehingga pengenaan cukai minuman berpemanis diharapkan dapat menambah jumlah pilihan minuman yang lebih sehat di Tanah Air untuk masyarakat.
Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi konsumsi gula harian kita dan menurunkan risiko diabetes?
Ahli Gizi Tate & Lyle, produsen solusi makanan dan minuman, Thomas Teh, membagikan tiga tip mengurangi konsumsi gula harian sebagai berikut:
1. Seimbangkan konsumsi gula dengan sumber makanan yang kaya protein dan serat
Diet rendah gula dengan konsumsi lebih banyak protein dan serat bermanfaat bagi tubuh kita. Dengan melalukan diet tinggi protein dan serat maka dapat mengurangi rasa lapar dan membuat kita kenyang lebih lama. Misalnya saja dengan mengonsumsi oat, roti gandum, beras merah, telur rebus, dada ayam, dan makanan tinggi protein lainnya.
2. Batasi porsi makanan manis di rumah
Genhype bisa mengurangi porsi makanan manis dengan tidak menyediakan makanan atau minuman manis di rumah. Sebab, pada dasarnya seseorang akan cenderung mengurangi asupan gula apabila makanan tersebut tidak tersedia di rumah.
3. Membaca label makanan untuk membuat pilihan yang lebih sehat
Salah satu upaya edukasi yang dapat dilakukan di kalangan masyarakat adalah belajar cara membaca label pada kemasan dan mengidentifikasi jumlah gula yang terkandung dalam produk. Pada label, komposisi dicantumkan dari jumlah tertinggi hingga terendah, sehingga memudahkan untuk mengidentifikasi pilihan rendah gula untuk Anda dan keluarga.Terlepas dari jumlah penderita diabetes yang mengkhawatirkan di Indonesia dan di seluruh dunia, Tate & Lyle melihat adanya tren positif dalam keinginan masyarakat untuk mulai makan lebih sehat.
Menurut Russell dan rekannya yang melakukan analisis kuantitatif tentang tren konsumsi global yang diterbitkan pada 2023, penambahan gula dalam minuman dalam periode 2007 hingga 2019 telah menurun sebesar 12 persen di seluruh dunia, sedangkan penggunaan pemanis buatan meningkat sebesar 47 persen di Asia Timur dan Pasifik.
Demikian pula survei yang dilakukan oleh EAT dan Globescan dalam Global Consumer Research yang mencakup 31 negara, termasuk Indonesia, melalui laporan Grains of Truth tahun 2021, menemukan bahwa hampir separuh konsumen (46 persen) percaya bahwa melakukan perubahan positif untuk sistem pangan yang lebih sehat dan berkelanjutan merupakan tanggung jawab bersama masyarakat dan pemerintah.
Lebih dari sepertiga (37 persen) percaya bahwa perusahaan makanan dan minuman memegang peranan penting untuk mencapai hal ini, di mana 23 persen berpendapat bahwa mereka sendiri mampu memberi pengaruh pada perubahan positif.
Sementara satu dari delapan (15%) melihat generasi muda sebagai agen perubahan untuk memulai kebiasaan makan sehat yang pada akhirnya akan mengurangi prevalensi PTM.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.