Aktris Sitha Marino berperan sebagai Tantri dalam film Mantra Surugana (Sumber gambar: Peregrine Studios)

Tayang 27 Juli, Cek Dulu 7 Fakta Menarik di Balik Film Horor Mantra Surugana

20 July 2023   |   13:08 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Animo masyarakat yang tinggi terhadap film horor membuat sejumlah rumah produksi mencoba mencari peruntungan untuk membuat film genre tersebut, salah satunya adalah Peregrine Studios. Rumah produksi baru asal Jakarta itu siap meluncurkan karya film perdananya bertajuk Mantra Surugana.

Film Mantra Surugana mengangkat cerita bangkitnya sosok iblis lewat mantra dan kutukan yang menghantui seorang mahasiswa bernama Tantri. Sebagai mahasiswa baru yang tinggal di asrama, dia menemukan hubungan mengerikan antara mantra dan kutukan iblis pada masa lalunya.

Berangkat dari narasi sejarah budaya kuno masyarakat Sunda, Mantra Surugana diklaim menawarkan suguhan film horor yang berbeda dengan kebanyakan film dengan genre serupa. Sebelum menonton filmnya di bioskop pada 27 Juli 2023 mendatang, simak sederet fakta menarik film Mantra Surugana berikut ini.

1. Sinopsis Film Mantra Surugana
Film Mantra Surugana berkisah tentang sosok perempuan bernama Tantri (diperankan oleh Sitha Marino) yang mengalami berbagai kejadian menyeramkan sejak tinggal di asrama kampus. Hal inilah yang membuat Asta, Fey, dan Reza, senior Tantri di kampus, curiga mengenai kejadian tersebut. 

Mereka menduga hal itu terjadi karena Tantri tinggal di kamar Arum, sahabat mereka yang sebelumnya hilang secara misterius dan diikuti pula oleh hilangnya mahasiswa lain bernama Luki. Namun, keesokan harinya, suasana kampus gempar karena Tantri menemukan mayat Luki sudah membusuk.

Kejadian-kejadian mengerikan itu memiliki kaitan dengan buku kuno berisi mantra buruk yang bisa membuat seseorang terbunuh. Dengan kelebihan yang dimiliki Tantri untuk mengenali hal-hal gaib, perlahan terkuak rahasia yang dibawa mati oleh Luki, yang menyeret nama Asta dan teman-temannya sebagai orang-orang yang dimantrai. 

Dengan kondisi tersebut, mantra yang membahayakan itu harus dibalikkan begitu pun buku kuno tersebut harus dihancurkan. Jika tidak, justru mereka sendirilah yang akan hancur. Lantas, berhasilkah upaya mereka untuk menjalankan misi tersebut?

2. Telan Bujet Produksi Lebih dari Rp3 Miliar
Untuk karya produksi pertamanya ini, rumah produksi Peregrine Studios yang berkolaborasi dengan Adhya Pictures menggelontorkan bujet produksi hingga di atas Rp3 miliar. 

Chief Executive Producer Peregrine Studios, Ervina Isleyen, mengatakan melalui film ini, pihaknya ingin membuat satu karya sinema dengan treatment atau penggarapan yang sangat baik dan totalitas, termasuk riset yang serius. 

Dia juga menjelaskan alokasi bujet produksi paling besar yakni untuk keperluan selama proses syuting yang 75 persen dilakukan secara praktikal oleh para pemain, sementara sisanya ditopang dengan kehadiran teknologi computer generated imagery (CGI).

Dengan tingkat kerumitan tertentu, Ervina mengatakan pihaknya tidak bisa melakukan proses syuting untuk menghasilkan hingga 5 scene dalam sehari. Hal inilah yang membuat pengeluaran bujet produksi cukup mahal. Selain itu, kebutuhan sejumlah frame yang menggunakan teknologi CGI juga memakan bujet yang tidak sedikit.

"Prosesnya cukup panjang dan melibatkan banyak orang, dan boleh saya bilang itu cukup mahal. Mahal itu bukan hanya berarti biayanya secara nominal, tapi effort yang sudah kita keluarkan semuanya," jelasnya.

 

g

Poster film Mantra Surugana (Sumber gambar: Peregrine Studios)


3. Pendanaan Crowdfunding
Mantra Surugana adalah salah satu proyek film yang mendapatkan bantuan pendanaan crowdfunding dari kolaborasi Bizhare dan Adhya Pictures yang bekerja sama dengan Kemenparekraf.

Untuk diketahui, Bizhare adalah situs investasi bisnis securities crowdfunding atau urun daya yang legal di Indonesia. Dari pendanaan tersebut, Adhya Pictures berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp2,5 miliar dalam 5 hari. 

CEO Adhya Group Ricky Wijaya menjelaskan, Bizhare menawarkan peluang investasi bagi investor loyal untuk ikut serta menjadi bagian dari kesuksesan sebuah proyek film. Hal ini diberikan sebagai privilese bagi investor setia yang selama ini sudah bergabung dalam membantu pertumbuhan ekonomi nasional melalui pendanaan pada bisnis UMKM.

Baca juga: Daftar Film Horor yang Cocok Ditonton Saat Liburan

Menurut Ricky, pendanaan adalah bagian dari proses produksi film yang sangat menantang karena risiko bisnisnya yang cukup besar. Melalui program pendanaan ini, dia juga menyampaikan pihaknya ingin mengajak sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa mereka bisa menjadi investor untuk satu proyek film.

"Salah satu kekuatan Indonesia di dunia hiburan ini adalah crowd-nya. Dengan [sekitar] 200 juta penonton, kami mengundang masyarakat untuk belajar berinvestasi yang terukur dalam hal ini platform tersebutlah yang menjadi auditor kita," katanya.
1
2


SEBELUMNYA

Memahami Slow Living, Ide Besar dari Carlo Petrini yang Mengubah Banyak Hal

BERIKUTNYA

Cek Daftar Biang Kerok Pencetus & Gejala Asma yang Ganggu Kualitas Hidup Anak

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: