Ilustrasi pemilik bisnis. (Sumber foto: Pexels/Ketut Subiyanto)

Cara Wirausahawan Pemula Memulai Bisnis Waralaba Bermodal Kurang Dari Rp10 juta

17 July 2023   |   13:41 WIB

Bisnis waralaba menjadi populer belakangan ini. Waralaba dipilih sebagai alternatif bisnis dengan risiko yang lebih kecil, memanfaatkan popularitas merek yang sudah ada sebelumnya. Tak hanya waralaba mahal dari merek luar negeri, saat ini waralaba lokal juga semakin marak dengan harga terjangkau.

Waralaba lokal menjadi opsi yang cocok bagi pelaku usaha yang baru merintis atau bermodal terbatas. Contohnya adalah Ade Rayhan Syaputra yang baru saja memulai bisnis berjualan Es Coklat Hitam Manis miliknya bulan lalu. Dari kerabat sesama pebisnis kecil di lingkungannya, di Kalibata, Jakarta Selatan, dia mendapat informasi tentang perusahaan pewaralaba minuman.

Baca juga: Sejarah Bisnis Waralaba, Berawal dari Abad Pertengahan dan Dikembangkan Tukang Mesin Jahit

“[Usaha] baru satu bulan berjalan. Karena saya masih coba-coba, lebih baik pakai merek yang sudah ada,” katanya. Menjadi mitra waralaba memudahkannya dalam mengelola bisnis untuk pertama kali terutama dengan bantuan adanya pasokan bahan baku rutin.

Memanfaatkan lokasi yang dekat dengan kawasan apartemen, sehari-hari Rayhan berjualan sejak pukul 15:00 sampai 23:00. Dalam sehari, dia bisa menjual puluhan gelas minuman coklat panas dan dingin seharga Rp8.000 sampai Rp10.000.

Rayhan mengaku, meski baru merintis, bantuan pasokan bahan baku dari perusahaan pewaralaba cukup membantunya dalam menjalankan bisnis ini. Sebagai mitra, ida hanya perlu mengetahui cara membuat minuman dan mengemasnya.

Dibanding Rayhan, Riska Nastasha Constantine sudah lebih dahulu mengenal waralaba. Setahun yang lalu, dia mulai usaha makanan dan minumannya dengan dua merek waralaba sekaligus, yakni Es Teh Poci dan Rafiza Fried Chicken.

Bermodal Rp10 juta, Riska membeli paket reguler kemitraan Es Teh Poci. Dengan itu, dia mendapatkan paket reguler kemitraan yang dilengkapi booth selebar 120 centimeter, mesin sealer, peti es, teko listrik, gelas plastik, dan berbagai varian rasa teh siap seduh. 

Selain kelengkapan alat dan bahan, pihak pewaralaba juga turut memberikan bantuan pelatihan kepada setiap cabang baru yang dibuka. Riska pertama kali diajarkan cara menggunakan setiap mesin, cara membuat teh, mengelola persediaan, dan cara menjualnya. 

Lokasi yang strategis di dekat Stasiun Universitas Indonesia, Depok membuat bisnis Riska laris manis. Dalam satu hari ia bisa menjual hingga lebih dari seratus gelas teh dengan berbagai varian rasa. “Di sini laku, orang baru turun jembatan, haus, capek, kepanasan, pasti cari minum,” kata Riska menjelaskan ramai pembeli setiap hari.

Bermitra dengan merek teh yang sudah populer juga menguntungkan Riska karena dia tidak perlu mempromosikan lagi. Popularitas itu membuat jumlah pembelian selalu stabil sejak pertama kali bisnis ini dimulai.

Di lokasi yang sama, Riska juga menjajakan ayam goreng tepung Rafiza Fried Chicken. Waralaba ini juga dia buka setahun yang lalu. Semua perlengkapan disediakan oleh pewaralaba. Selain itu, sistem pemasokan bahan baku yang terpusat memudahkannya dalam mengelola persediaan.

Sebagai waralaba ayam goreng yang berdiri sejak Mei 2018, Rafiza sudah berhasil menggaet sekitar 100 mitra aktif. Syahrudi, sang pemilik, sudah memberikan hak guna mereknya ke mitra di berbagai wilayah, mulai dari Jabodetabek, Surabaya, Ponorogo, Batam, Padang, hingga Manado.

Mayoritas dari mitra waralaba itu adalah perorangan atau keluarga yang hendak membuka bisnis baru dengan harga yang relatif lebih terjangkau. Bisnis ayam goreng menjadi pilihan yang banyak diambil karena popularitasnya di kalangan masyarakat dan sistem waralaba yang memudahkan pengelolaan.

Syahrudi tidak memberikan syarat yang sulit untuk orang lain bermitra dengannya. Hanya dengan bukti identitas, tempat untuk berjualan, dan modal yang dimulai dari Rp6.800.000, seseorang bisa menjadi mitra Rafiza Fried Chicken. 

Paket kemitraan dengan booth Rafiza akan mendapatkan perlengkapan booth yang lengkap, segala peralatan memasak, kemasan, dan juga bahan baku. Mitra bisa memesan ayam segar yang sudah dimarinasi setiap hari. Rafiza juga memperlengkapi dengan tepung bumbu dan saus pelengkap. Selain itu, Syahrudi juga membekali mitranya dengan keterampilan mengelola bisnis ayam cepat saji.

“Ada training memasak gratis dan bimbingan sampai bisa lancar. Untuk promosi juga kami dampingi saat opening,” ungkapnya. 

Keberadaan perusahaan waralaba yang terjangkau untuk pelaku usaha mikro dan kecil membantu proses pembukaan bisnis, terutama bagi pemula. Sistem ini dianggap menguntungkan bukan hanya dari kemudahan mendapat perlengkapan usaha, tetapi juga pendampingan keterampilan yang diberikan kepada mitra.

Baca juga: Cara Merintis Bisnis Bersama Pasangan Bermodal Uang Pesangon

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Makin Horor, Komposer Silent Hill Ikut Beri Sentuhan Magis Gim Stray Souls

BERIKUTNYA

Mengenal Istilah Barbenheimer yang Viral, Ketika Film Barbie & Oppenheimer Rilis Berbarengan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: