Kisah Anak-Anak Merajut Impian di Musikal Benih Yang Bernilai
15 July 2023 |
17:08 WIB
Saat tirai panggung pertunjukan dibuka, set rumah sederhana dengan kerlip lampu temaram menyapa para penonton yang hadir di Ciputra Artpreneur Theatre, Jakarta, Sabtu (15/7). Rumah sederhana itu adalah panti asuhan yang menjadi set utama musikal Benih Yang Bernilai.
Di rumah yang tidak luas tapi juga tidak kecil itu, berbagai peristiwa unik, menggelitik, sekaligus mendebarkan tersaji dengan apik dalam musikal anak yang didukung oleh Kemilau Emas Anak Indonesia, Sari Kresna, Anwa Residences, dan Ciputra Artpreneur tersebut.
Secara sederhana, Benih Yang Bernilai bercerita tentang kehidupan anak-anak panti asuhan yang berasal dari berbagai latar belakang daerah dan agama. Mereka hidup bersama dalam satu atap dan mencoba menikmati takdirnya.
Meski di tengah sejumlah keterbatasan yang ada, mereka tetap menunjukkan keceriaan. Khas kehidupan anak panti asuhan, mereka hidup dengan guyub dan penuh dengan solidaritas.
Baca juga: Menengok Perjuangan Anak-anak dalam Mementaskan Musikal Benih Yang Bernilai
Pada fase awal pertunjukan, tempo yang dimainkan terasa begitu pelan. Belum ada konflik yang cukup berarti setidaknya dalam 30 menit awal pementasan. Pada babak ini, adegan lebih banyak bercerita tentang kehidupan anak-anak panti sehari-harinya.
Misalnya, mereka mesti bangun pagi hari dan bersama-sama melakukan kerja bakti membersihkan seisi panti asuhan. Anak-anak juga selalu makan bersama ketika jam makan tiba. Mereka juga akan dibacakan dongeng oleh bapak atau ibu asuh setiap malam.
Namun, Jong Santiasa Putra, penulis sekaligus sutradara di pementasan ini tampak cukup cerdik menyelipkan pesan-pesan keberagaman maupun narasi kritik.
Pada adegan makan, terlihat anak-anak melakukan doa dengan cara yang berbeda-beda. Maklum, mereka memang berasal dari berbagai agama yang berbeda, tetapi tetap mampu hidup rukun.
Tak hanya itu, saat waktu istirahat tiba, para pemeran juga melakukan sejumlah permainan tradisional, seperti hompimpa. Jong seperti ingin mengingatkan penonton bahwa hal-hal seperti ini yang seharusnya didapatkan anak-anak sehingga kehidupan mereka tidak tergerus akibat penggunaan gawai yang berlebihan.
Saat sudah memasuki pertengahan pertunjukan, jalan cerita mulai mendebarkan. Merry Riana yang berperan sebagai ibu asuh tiba-tiba datang dengan kabar yang menyenangkan, tetapi juga getir. Anak panti mendapatkan undangan untuk ikut lomba parade.
Kabar itu disambut antusias dan anak-anak panti pun bermimpi bisa ikut lomba parade dan tampil di hadapan Bapak Bupati. Namun, mereka terkendala dengan biaya. Kehidupan panti pun jadi makin riuh.
Baca juga: Adu Peran dengan Anak-anak, Momen ini Bikin Lukman Sardi Tersentil di Musikal Benih Yang Bernilai
Semua mencoba mencari jalan keluar. Kata-kata motivasi dari Merry Riana makin membakar semangat anak-anak. Ide kreatif dari mereka dan Lukman Sardi yang berperan sebagai bapak asuh pun saling bermunculan dan menjadi solusi bersama. Hingga akhirnya anak-anak panti tersebut bisa sukses menggelar parade setelah berhasil mengumpulkan dana sendiri lewat berjualan kue.
Sebagai sebuah pertunjukan, tata panggung, musik, dan permainan kata yang dihadirkan musikal Benih Yang Bernilai patut diacungi jempol. Riuh tepuk tangan juga didapatkan oleh para aktor saat mereka selesai berpentas.
Meski set panggung terkesan minimalis dengan hanya menempatkan satu rumah saja, tetapi berbagai ornamen pendukung lain cukup mengobati kekosongan itu. Beberapa kali, variasi dari rumah itu, seperti perpindahan, hingga rumah gerak, juga dihadirkan cukup unik.
Semua pemain juga berpentas dengan rapi. Semua mendapatkan porsi adegan yang pas. Namun, tentu kredit perlu diberikan kepada Rara Sudirman dan Quinn Salman yang cukup menjiwai peran. Mereka juga mengisi cukup banyak nyanyian di pentas musikal ini.
Kehadiran Lukman Sardi juga membuat jalan cerita yang tadinya cukup flat menjadi bergejolak dan makin mengasyikkan untuk ditonton. Sementara itu, Merry Riana yang baru kali ini berpentas juga cukup baik berakting.
Baca juga: Cerita Merry Riana Kali Pertama Bermain Teater di Musikal Benih Yang Bernilai
Jong Santiasa Putra selaku sutradara mengatakan cerita tentang anak-anak panti asuhan sengaja dipilihnya karena beberapa alasan. Selain menyesuaikan penonton yang datang yakni mayoritas adalah anak panti asuhan, Jong juga ingin menghadirkan wajah lain dari kehidupan mereka.
Selama ini, panti asuhan diakui atau tidak telah mendapatkan banyak stigma yang kurang mengenakan. Dari mulai kondisinya yang kurang atau bapak/ibu asuh yang galak. Di pertunjukan ini, Jong ingin menunjukkan bahwa mereka juga adalah anak-anak yang sama seperti anak-anak lain. Kehidupan mereka juga bisa disiplin, bisa punya mimpi, dan mau berusaha mewujudkannya dengan sisi kreativitas yang unik.
Sementara itu, Produser Wawa Lukman mengatakan dirinya sangat puas dengan pementasan kali ini. Akting para pemeran hingga tata panggung sesuai dengan ekspektasi awalnya saat pertama kali merancang pementasan ini.
“Apa yang disajikan tadi itu sangat baik. Saya kira pesan di pementasan ini juga sampai dengan baik ke para penonton,” imbuhnya.
Dia juga berharap pementasan ini bisa jadi tontonan yang tidak hanya menghibur anak-anak panti asuhan yang hadir, tetapi juga membawa pesan penting. Dia ingin cerita di pementasan ini menjadi motivasi besar bagi mereka untuk tidak takut bermimpi dan terus berusaha walau di tengah berbagai keterbatasan.
Lebih jauh, Wawa berharap teater anak akan terus ada dan makin sering dipentaskan. Sebab, anak-anak membutuhkan tontonan yang sesuai dengan usia mereka.
Sebagai informasi, pementasan ini ditonton oleh 1.000 anak panti asuhan dari enam agama berbeda. Mereka datang bersama para pendampingnya. Pementasan ini juga digelar dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional 2023.
Baca juga: Musikal Ken Dedes, Broadway Bercita Rasa Nusantara
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Di rumah yang tidak luas tapi juga tidak kecil itu, berbagai peristiwa unik, menggelitik, sekaligus mendebarkan tersaji dengan apik dalam musikal anak yang didukung oleh Kemilau Emas Anak Indonesia, Sari Kresna, Anwa Residences, dan Ciputra Artpreneur tersebut.
Secara sederhana, Benih Yang Bernilai bercerita tentang kehidupan anak-anak panti asuhan yang berasal dari berbagai latar belakang daerah dan agama. Mereka hidup bersama dalam satu atap dan mencoba menikmati takdirnya.
Meski di tengah sejumlah keterbatasan yang ada, mereka tetap menunjukkan keceriaan. Khas kehidupan anak panti asuhan, mereka hidup dengan guyub dan penuh dengan solidaritas.
Baca juga: Menengok Perjuangan Anak-anak dalam Mementaskan Musikal Benih Yang Bernilai
Musikal Benih Yang Bernilai (Sumber gambar: Bisnis Indonesia/Hypeabis.id/Himawan L Nugraha)
Misalnya, mereka mesti bangun pagi hari dan bersama-sama melakukan kerja bakti membersihkan seisi panti asuhan. Anak-anak juga selalu makan bersama ketika jam makan tiba. Mereka juga akan dibacakan dongeng oleh bapak atau ibu asuh setiap malam.
Namun, Jong Santiasa Putra, penulis sekaligus sutradara di pementasan ini tampak cukup cerdik menyelipkan pesan-pesan keberagaman maupun narasi kritik.
Pada adegan makan, terlihat anak-anak melakukan doa dengan cara yang berbeda-beda. Maklum, mereka memang berasal dari berbagai agama yang berbeda, tetapi tetap mampu hidup rukun.
Tak hanya itu, saat waktu istirahat tiba, para pemeran juga melakukan sejumlah permainan tradisional, seperti hompimpa. Jong seperti ingin mengingatkan penonton bahwa hal-hal seperti ini yang seharusnya didapatkan anak-anak sehingga kehidupan mereka tidak tergerus akibat penggunaan gawai yang berlebihan.
Saat sudah memasuki pertengahan pertunjukan, jalan cerita mulai mendebarkan. Merry Riana yang berperan sebagai ibu asuh tiba-tiba datang dengan kabar yang menyenangkan, tetapi juga getir. Anak panti mendapatkan undangan untuk ikut lomba parade.
Kabar itu disambut antusias dan anak-anak panti pun bermimpi bisa ikut lomba parade dan tampil di hadapan Bapak Bupati. Namun, mereka terkendala dengan biaya. Kehidupan panti pun jadi makin riuh.
Baca juga: Adu Peran dengan Anak-anak, Momen ini Bikin Lukman Sardi Tersentil di Musikal Benih Yang Bernilai
Musikal Benih Yang Bernilai (Sumber gambar: Bisnis Indonesia/Hypeabis.id/Himawan L Nugraha)
Sebagai sebuah pertunjukan, tata panggung, musik, dan permainan kata yang dihadirkan musikal Benih Yang Bernilai patut diacungi jempol. Riuh tepuk tangan juga didapatkan oleh para aktor saat mereka selesai berpentas.
Meski set panggung terkesan minimalis dengan hanya menempatkan satu rumah saja, tetapi berbagai ornamen pendukung lain cukup mengobati kekosongan itu. Beberapa kali, variasi dari rumah itu, seperti perpindahan, hingga rumah gerak, juga dihadirkan cukup unik.
Semua pemain juga berpentas dengan rapi. Semua mendapatkan porsi adegan yang pas. Namun, tentu kredit perlu diberikan kepada Rara Sudirman dan Quinn Salman yang cukup menjiwai peran. Mereka juga mengisi cukup banyak nyanyian di pentas musikal ini.
Kehadiran Lukman Sardi juga membuat jalan cerita yang tadinya cukup flat menjadi bergejolak dan makin mengasyikkan untuk ditonton. Sementara itu, Merry Riana yang baru kali ini berpentas juga cukup baik berakting.
Baca juga: Cerita Merry Riana Kali Pertama Bermain Teater di Musikal Benih Yang Bernilai
Tentang Impian dan Keterbatasan
Musikal Benih Yang Bernilai (Sumber gambar: Bisnis Indonesia/Hypeabis.id/Himawan L Nugraha)
Selama ini, panti asuhan diakui atau tidak telah mendapatkan banyak stigma yang kurang mengenakan. Dari mulai kondisinya yang kurang atau bapak/ibu asuh yang galak. Di pertunjukan ini, Jong ingin menunjukkan bahwa mereka juga adalah anak-anak yang sama seperti anak-anak lain. Kehidupan mereka juga bisa disiplin, bisa punya mimpi, dan mau berusaha mewujudkannya dengan sisi kreativitas yang unik.
Sementara itu, Produser Wawa Lukman mengatakan dirinya sangat puas dengan pementasan kali ini. Akting para pemeran hingga tata panggung sesuai dengan ekspektasi awalnya saat pertama kali merancang pementasan ini.
“Apa yang disajikan tadi itu sangat baik. Saya kira pesan di pementasan ini juga sampai dengan baik ke para penonton,” imbuhnya.
Dia juga berharap pementasan ini bisa jadi tontonan yang tidak hanya menghibur anak-anak panti asuhan yang hadir, tetapi juga membawa pesan penting. Dia ingin cerita di pementasan ini menjadi motivasi besar bagi mereka untuk tidak takut bermimpi dan terus berusaha walau di tengah berbagai keterbatasan.
Lebih jauh, Wawa berharap teater anak akan terus ada dan makin sering dipentaskan. Sebab, anak-anak membutuhkan tontonan yang sesuai dengan usia mereka.
Sebagai informasi, pementasan ini ditonton oleh 1.000 anak panti asuhan dari enam agama berbeda. Mereka datang bersama para pendampingnya. Pementasan ini juga digelar dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional 2023.
Baca juga: Musikal Ken Dedes, Broadway Bercita Rasa Nusantara
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.