Adu Peran dengan Anak-anak, Momen ini Bikin Lukman Sardi Tersentil di Musikal Benih Yang Bernilai
06 July 2023 |
20:55 WIB
Ada momen unik yang dialami oleh aktor Lukman Sardi saat proses latihan untuk pertunjukan musikal Benih Yang Bernilai. Menurut aktor kawakan itu, bermain teater dengan anak-anak di sebuah pertunjukan selalu menghadirkan peristiwa tidak terduga dan terkadang menggelitik batinnya.
Benih Yang Bernilai merupakan pementasan musikal yang akan digelar oleh Kemilau Emas Anak Indonesia, Sari Kresna, Anwa Residences, dan Ciputra Artpreneur dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional. Pementasan yang dapat disaksikan pada Sabtu (15/7), di Ciputra Artpreneur, Jakarta tersebut menyuguhkan cerita menarik seputar kehidupan anak panti asuhan.
Mereka sama seperti anak-anak lain, punya mimpi yang ingin diperjuangkan. Suatu ketika, impian anak-anak untuk mengikuti satu parade terhalang oleh kondisi finansial. Mereka pun terus berjuang agar permasalahan tersebut bisa selesai. Saat hari parade makin dekat dan sebuah kejadian yang mungkin tak terlupakan dialami oleh mereka. Lantas, apakah perjuangan dan mimpi anak-anak panti asuhan bisa terwujud?
Baca juga: Umay Shahab & Prilly Latuconsina Cerita soal Kehilangan dalam Film Ketika Berhenti di Sini
Dalam pementasan ini, Lukman Sardi berperan sebagai bapak asuh. Sama seperti aktor lain, dia pun melakukan proses latihan selama kurang lebih satu bulan untuk mematangkan konsep. Nah, dalam latihan ini, dirinya mendapatkan momen yang unik bersama para aktor lain yang mayoritas adalah anak-anak.
Bagi orang yang sudah malang melintang di dunia keaktoran, baik film maupun teater, Lukman Sardi mengaku tidak menemukan kendala berarti. Tidak ada tantangan adegan yang cukup memberatkannya. Semua berjalan dengan lancar.
Dia mengaku senang mendapatkan teman-teman aktor lain yang bisa bekerja sama dengan baik. Meski beberapa dari mereka baru pertama kali bermain teater, semuanya rencana latihan tetap berjalan dengan lancar dan baik.
Akan tetapi, bermain peran dengan anak-anak selalu luar biasa. Ada suatu semangat yang berbeda yang timbul bahkan sejak latihan. Beberapa kali, beradu peran dengan anak-anak juga membuatnya seperti dipaksa untuk berkaca diri agar selalu lebih baik lagi dan lagi.
“Kadang beradu peran dengan anak-anak itu kayak lagi ngaca, kayak lagi belajar lagi. Apa yang mereka lakukan itu kadang bikin aku tersentil ‘Oh iya, harusnya gue begitu’. Momen latihan di Benih Yang Bernilai selalu menarik,” ungkap Lukman saat ditemui Hypeabis sesuai konferensi pers di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Kamis (6/7).
Lukman mengaku jadi antusias lagi untuk terus berkarya dan belajar. Dia juga mengaku senang melihat reaksi mereka saat latihan di atas panggung, lalu merespons lawan mainnya. Menurut dia, itu adalah hal yang natural dan respons-nya polos serta jujur.
Menurut Lukman, Benih Yang Bernilai adalah salah satu tontonan musikal anak yang wajib ditonton, apalagi bagi orang tua dan anak-anak. Sebab, akan ada banyak cerita menarik tentang kehidupan anak-anak Indonesia dengan keberagamannya yang seru untuk disimak.
Dia juga berharap proses latihannya bisa terus maksimal hingga saat pementasan tiba, pertunjukan bisa berjalan lancar. Para penonton bisa pulang dengan rasa puas dan mendapatkan inspirasi atau motivasi baru.
Di sisi lain, jika ini berjalan dengan baik dan menjadi besar, dia juga berharap ke depan akan makin banyak pertunjukan teater anak. Sebab, Indonesia sebenarnya tak kekurangan talenta maupun cerita untuk segmen ini.
Sementara itu, sutradara Jong Santiasa Putra juga mendapatkan pengalaman mirip. Dia mengaku ikut belajar banyak saat menyutradari anak-anak. Menurut dia, saat ini anak-anak memiliki daya kritis yang tinggi dibanding anak-anak zaman dahulu.
Hal itu membuat suasana latihan menjadi seru. Sebab, proses latihan benar-benar bejalan dua arah. Dalam artian, sutradara juga mendapatkan umpan balik yang menarik. Dia mencontohkan anak-anak yang meminta lagu atau adegan sedikit di revisi sesuai dengan apa yang sedang jadi tren di dunia anak. dia pun mengamininya. Naskah pementasan ini pun jadi benar-benar dinamis.
Namun, yang paling terasa adalah saat dirinya mencoba anak-anak memainkan sejumlah adegan. Setiap gerakan atau suara pasti selalu dipertanyakan.
“Anak-anak itu kritis, mereka kadang bertanya ‘Kok aku dahulu yang ngomong, enggak dia? Kok aku harus melakukan ini?’. Mereka selalu mempertanyakan logika cerita dan ini jadi hal yang menarik di proses latihan,” imbuhnya.
Baca juga: Film This Is Not a Love Story Tayang di Bioskop Online
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Roni Yunianto
Benih Yang Bernilai merupakan pementasan musikal yang akan digelar oleh Kemilau Emas Anak Indonesia, Sari Kresna, Anwa Residences, dan Ciputra Artpreneur dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional. Pementasan yang dapat disaksikan pada Sabtu (15/7), di Ciputra Artpreneur, Jakarta tersebut menyuguhkan cerita menarik seputar kehidupan anak panti asuhan.
Mereka sama seperti anak-anak lain, punya mimpi yang ingin diperjuangkan. Suatu ketika, impian anak-anak untuk mengikuti satu parade terhalang oleh kondisi finansial. Mereka pun terus berjuang agar permasalahan tersebut bisa selesai. Saat hari parade makin dekat dan sebuah kejadian yang mungkin tak terlupakan dialami oleh mereka. Lantas, apakah perjuangan dan mimpi anak-anak panti asuhan bisa terwujud?
Baca juga: Umay Shahab & Prilly Latuconsina Cerita soal Kehilangan dalam Film Ketika Berhenti di Sini
Dalam pementasan ini, Lukman Sardi berperan sebagai bapak asuh. Sama seperti aktor lain, dia pun melakukan proses latihan selama kurang lebih satu bulan untuk mematangkan konsep. Nah, dalam latihan ini, dirinya mendapatkan momen yang unik bersama para aktor lain yang mayoritas adalah anak-anak.
Bagi orang yang sudah malang melintang di dunia keaktoran, baik film maupun teater, Lukman Sardi mengaku tidak menemukan kendala berarti. Tidak ada tantangan adegan yang cukup memberatkannya. Semua berjalan dengan lancar.
Dia mengaku senang mendapatkan teman-teman aktor lain yang bisa bekerja sama dengan baik. Meski beberapa dari mereka baru pertama kali bermain teater, semuanya rencana latihan tetap berjalan dengan lancar dan baik.
Motivator & Aktris Merry Riana (kanan) dan Aktor Lukman Sardi memberikan keterangan saat konferensi pers Benih Yang Bernilai di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Kamis (6/7) (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P)
Akan tetapi, bermain peran dengan anak-anak selalu luar biasa. Ada suatu semangat yang berbeda yang timbul bahkan sejak latihan. Beberapa kali, beradu peran dengan anak-anak juga membuatnya seperti dipaksa untuk berkaca diri agar selalu lebih baik lagi dan lagi.
“Kadang beradu peran dengan anak-anak itu kayak lagi ngaca, kayak lagi belajar lagi. Apa yang mereka lakukan itu kadang bikin aku tersentil ‘Oh iya, harusnya gue begitu’. Momen latihan di Benih Yang Bernilai selalu menarik,” ungkap Lukman saat ditemui Hypeabis sesuai konferensi pers di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Kamis (6/7).
Lukman mengaku jadi antusias lagi untuk terus berkarya dan belajar. Dia juga mengaku senang melihat reaksi mereka saat latihan di atas panggung, lalu merespons lawan mainnya. Menurut dia, itu adalah hal yang natural dan respons-nya polos serta jujur.
Menurut Lukman, Benih Yang Bernilai adalah salah satu tontonan musikal anak yang wajib ditonton, apalagi bagi orang tua dan anak-anak. Sebab, akan ada banyak cerita menarik tentang kehidupan anak-anak Indonesia dengan keberagamannya yang seru untuk disimak.
Dia juga berharap proses latihannya bisa terus maksimal hingga saat pementasan tiba, pertunjukan bisa berjalan lancar. Para penonton bisa pulang dengan rasa puas dan mendapatkan inspirasi atau motivasi baru.
Di sisi lain, jika ini berjalan dengan baik dan menjadi besar, dia juga berharap ke depan akan makin banyak pertunjukan teater anak. Sebab, Indonesia sebenarnya tak kekurangan talenta maupun cerita untuk segmen ini.
Sutradara Jong Santiasa Putra (kiri) (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Sementara itu, sutradara Jong Santiasa Putra juga mendapatkan pengalaman mirip. Dia mengaku ikut belajar banyak saat menyutradari anak-anak. Menurut dia, saat ini anak-anak memiliki daya kritis yang tinggi dibanding anak-anak zaman dahulu.
Hal itu membuat suasana latihan menjadi seru. Sebab, proses latihan benar-benar bejalan dua arah. Dalam artian, sutradara juga mendapatkan umpan balik yang menarik. Dia mencontohkan anak-anak yang meminta lagu atau adegan sedikit di revisi sesuai dengan apa yang sedang jadi tren di dunia anak. dia pun mengamininya. Naskah pementasan ini pun jadi benar-benar dinamis.
Namun, yang paling terasa adalah saat dirinya mencoba anak-anak memainkan sejumlah adegan. Setiap gerakan atau suara pasti selalu dipertanyakan.
“Anak-anak itu kritis, mereka kadang bertanya ‘Kok aku dahulu yang ngomong, enggak dia? Kok aku harus melakukan ini?’. Mereka selalu mempertanyakan logika cerita dan ini jadi hal yang menarik di proses latihan,” imbuhnya.
Baca juga: Film This Is Not a Love Story Tayang di Bioskop Online
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.