Cerita Mantan Atlet Taekwondo yang Sukses Bikin Startup Literasi Berbasis AI
15 July 2023 |
17:30 WIB
Dalam dunia olahraga, prestasi sering kali diukur dengan medali dan gelar. Namun, bagi Muhammad Abdurrahman Wahyu atau yang akrab disapa M A Wahyu, dunia taekwondo merupakan awal dari perjalanan kariernya yang bercabang hingga ke luar lingkup olahraga.
Bangkit dari latar belakang yang sederhana, M A Wahyu berhasil menaklukkan dunia olahraga hingga sukses membangun perusahaan rintisa (startup) yang berfokus pada dunia literasi. Hal ini dilatari oleh keinginannya untuk berkontribusi pada visi bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
M A Wahyu mengisahkan perjalannya dalam dunia taekwondo yang dimulai sejak masih berusia 13 tahun. Ketika itu, dia menjadikan olahraga sebagai salah satu cara untuk mendukung keluarganya yang mengalami keterbatasan finansial.
Baca juga: 3 Kisah Inspiratif Mengubah Hobi Menjadi Rezeki
Dengan tekad kuat dan latihan yang tak kenal lelah, pria kelahiran 6 April 1995 ini sukses mencapai prestasi sebagai atlet profesional dan bergabung bersama tim nasional ketika menginjak usia 17 tahun.
Selama perjalanan kariernya sebagai seorang atlet taekwondo pada 2013 hingga 2020, M A Wahyu berhasil mengumpulkan berbagai prestasi. Dia bahkan sukses menyumbang tiga medali SEA Games, dua medali emas di Kejuaraan Asia, dan tiga medali di Kejuaraan Dunia.
Namun, perjalanan sebagai atlet taekwondo membuatnya sadar akan pentingnya literasi, serta dampak bagi generasi mendatang. Bahwa kekuatan transformasi yang dimiliki berawal dari kemampuan membaca dan menulis.
“Selama menjadi atlet fokus saya hanya latihan sedangkan pendidikan nomor dua. Namun setelah pensiun sebagai atlet saya menyadari bahwa pendidikan dan literasi merupakan hal yang sangat penting,” ujarnya.
Apalagi dia mendapati kenyataan bahwa berdasarkan data, tingkat literasi dan minat membaca buku masyarakat Indonesia masih rendah. Padahal, membangun minat terhadap literasi merupakan bagian penting bagi kemajuan generasi masa depan.
Baca juga: Kolaborasi Jadi Kunci Sukseskan Program Literasi di Tanah Air
Hal tersebut lantas mendorongnya mendirikan startup yang berfokus pada dunia literasi berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang diberi nama Wacaku pada 2022. Ini merupakan startup kedua yang didirikan oleh M A Wahyu, setelah pada 2018 sempat membangun perusahaan rintisan yang menyediakan sistem integrasi olahraga untuk taekwondo.
“Saat mendirikan Wacaku, saya membayangkan sebuah platform yang tidak hanya membantu penulis dalam menciptakan, memonetisasi, dan mengoptimalkan karya mereka tanpa regulasi dan peraturan yang rumit, tetapi juga membuat pengalaman membaca menjadi lebih menyenangkan di dalam platform tersebut,” terangnya.
Wacaku, yang memiliki jargon Where Stories Begin menjadi perwujudan minat M A Wahyu terhadap dunia tulis menulis serta komitmennya untuk memberdayakan dan berkolaborasi bersama para penulis, tak hanya di Indonesia tetapi juga seluruh dunia, untuk meningkatkan minat dan kualitas literasi.
“Wacaku dirancang untuk membuat membaca dan menulis menjadi lebih mudah diakses, menarik, dan menguntungkan,” ucapnya.
Platform ini menawarkan berbagai fitur inovatif, termasuk Studio untuk menulis yang mudah digunakan, (AiNi) asisten editor berbasis kecerdasan buatan (AI) yang membantu menghemat waktu dalam proses penulisan.
Selain itu, ada juga Explore untuk membantu penulis terhubung dengan pembaca mereka, dan Monetisaku, proses monetisasi yang sederhana yang memungkinkan penulis mendapatkan 100 persen biaya dan royalti dari karya-karya mereka.
Para penulis juga memiliki kesempatan untuk diterbitkan oleh mitra penerbit Wacaku. Dimana dalam waktu satu tahun terakhir ini, Wacaku telah menerbitkan 6 buku dari ratusan cerita penulis-penulis.
“Melalui Wacaku, saya ingin menciptakan ruang bagi para penulis dapat mengekspresikan kreativitas, terhubung dengan pembaca yang tepat, dan memaksimalkan pendapatan mereka,” ujarnya.
M A Wahyu mengatakan bahwa tujuan utamanya saat mengembangkan Wacaku adalah membawa teknologi web 3.0 ke industri sastra, sejalan dengan ambisi Pemerintah untuk menjalankan program Indonesia Emas pada 2045.
Dengan memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan dan merangkul teknologi, Wacaku bertujuan mengubah literasi serta meningkatkan kualitas dan minat terhadap literasi.
Perusahaan yang awalnya didirikan secara mandiri, saat ini terus berkembang pesat bahkan dia berhasil membangun tim dengan puluhan individu dalam waktu singkat. M A Wahyu pun tetap berkomitmen untuk berkolaborasi bersama timnya untuk mendorong pertumbuhan Wacaku.
Baca juga: Yuk Tengok 5 Negara dengan Tingkat Literasi Tertinggi di Dunia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Bangkit dari latar belakang yang sederhana, M A Wahyu berhasil menaklukkan dunia olahraga hingga sukses membangun perusahaan rintisa (startup) yang berfokus pada dunia literasi. Hal ini dilatari oleh keinginannya untuk berkontribusi pada visi bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
M A Wahyu mengisahkan perjalannya dalam dunia taekwondo yang dimulai sejak masih berusia 13 tahun. Ketika itu, dia menjadikan olahraga sebagai salah satu cara untuk mendukung keluarganya yang mengalami keterbatasan finansial.
Baca juga: 3 Kisah Inspiratif Mengubah Hobi Menjadi Rezeki
Dengan tekad kuat dan latihan yang tak kenal lelah, pria kelahiran 6 April 1995 ini sukses mencapai prestasi sebagai atlet profesional dan bergabung bersama tim nasional ketika menginjak usia 17 tahun.
Selama perjalanan kariernya sebagai seorang atlet taekwondo pada 2013 hingga 2020, M A Wahyu berhasil mengumpulkan berbagai prestasi. Dia bahkan sukses menyumbang tiga medali SEA Games, dua medali emas di Kejuaraan Asia, dan tiga medali di Kejuaraan Dunia.
Namun, perjalanan sebagai atlet taekwondo membuatnya sadar akan pentingnya literasi, serta dampak bagi generasi mendatang. Bahwa kekuatan transformasi yang dimiliki berawal dari kemampuan membaca dan menulis.
“Selama menjadi atlet fokus saya hanya latihan sedangkan pendidikan nomor dua. Namun setelah pensiun sebagai atlet saya menyadari bahwa pendidikan dan literasi merupakan hal yang sangat penting,” ujarnya.
Apalagi dia mendapati kenyataan bahwa berdasarkan data, tingkat literasi dan minat membaca buku masyarakat Indonesia masih rendah. Padahal, membangun minat terhadap literasi merupakan bagian penting bagi kemajuan generasi masa depan.
Baca juga: Kolaborasi Jadi Kunci Sukseskan Program Literasi di Tanah Air
Hal tersebut lantas mendorongnya mendirikan startup yang berfokus pada dunia literasi berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang diberi nama Wacaku pada 2022. Ini merupakan startup kedua yang didirikan oleh M A Wahyu, setelah pada 2018 sempat membangun perusahaan rintisan yang menyediakan sistem integrasi olahraga untuk taekwondo.
“Saat mendirikan Wacaku, saya membayangkan sebuah platform yang tidak hanya membantu penulis dalam menciptakan, memonetisasi, dan mengoptimalkan karya mereka tanpa regulasi dan peraturan yang rumit, tetapi juga membuat pengalaman membaca menjadi lebih menyenangkan di dalam platform tersebut,” terangnya.
Wacaku, yang memiliki jargon Where Stories Begin menjadi perwujudan minat M A Wahyu terhadap dunia tulis menulis serta komitmennya untuk memberdayakan dan berkolaborasi bersama para penulis, tak hanya di Indonesia tetapi juga seluruh dunia, untuk meningkatkan minat dan kualitas literasi.
“Wacaku dirancang untuk membuat membaca dan menulis menjadi lebih mudah diakses, menarik, dan menguntungkan,” ucapnya.
Platform ini menawarkan berbagai fitur inovatif, termasuk Studio untuk menulis yang mudah digunakan, (AiNi) asisten editor berbasis kecerdasan buatan (AI) yang membantu menghemat waktu dalam proses penulisan.
Selain itu, ada juga Explore untuk membantu penulis terhubung dengan pembaca mereka, dan Monetisaku, proses monetisasi yang sederhana yang memungkinkan penulis mendapatkan 100 persen biaya dan royalti dari karya-karya mereka.
Para penulis juga memiliki kesempatan untuk diterbitkan oleh mitra penerbit Wacaku. Dimana dalam waktu satu tahun terakhir ini, Wacaku telah menerbitkan 6 buku dari ratusan cerita penulis-penulis.
“Melalui Wacaku, saya ingin menciptakan ruang bagi para penulis dapat mengekspresikan kreativitas, terhubung dengan pembaca yang tepat, dan memaksimalkan pendapatan mereka,” ujarnya.
M A Wahyu mengatakan bahwa tujuan utamanya saat mengembangkan Wacaku adalah membawa teknologi web 3.0 ke industri sastra, sejalan dengan ambisi Pemerintah untuk menjalankan program Indonesia Emas pada 2045.
Dengan memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan dan merangkul teknologi, Wacaku bertujuan mengubah literasi serta meningkatkan kualitas dan minat terhadap literasi.
Perusahaan yang awalnya didirikan secara mandiri, saat ini terus berkembang pesat bahkan dia berhasil membangun tim dengan puluhan individu dalam waktu singkat. M A Wahyu pun tetap berkomitmen untuk berkolaborasi bersama timnya untuk mendorong pertumbuhan Wacaku.
Baca juga: Yuk Tengok 5 Negara dengan Tingkat Literasi Tertinggi di Dunia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.