Brand Tas Lokal Jetalla' Aneiu Dihargai Puluhan Juta, Ternyata Ini Kesitimewaannya
15 July 2023 |
11:55 WIB
Genhype tentu pernah bertanya-tanya apa yang membuat sebuah produk memiliki harga yang begitu tinggi? Selain karena nama brand yang sudah dikembangkan selama puluhan bahkanr atusan tahun, proses pembuatannya yang menggunakan tangan dan keahlian tinggi memberi nilai lebih pada sebuah produk.
Sesuatu yang dibuat secara handmade dengan menggunakan bahan-bahan premium tentu saja menghasilkan produk yang eksklusif kualitas tinggi. Jika dibandingkan dengan produksi massal dengan mesin, barang-barang ini membutuhkan waktu dan ketelitian yang lebih sehingga sering disebut sebagai produk artisan.
Baca juga: 7 Hierarki Brand Mewah, dari Everyday Luxury hingga Bespoke
Di Indonesia memang belum banyak brand yang menghadirkan produk artisan. Namun, produk tersebut telah memiliki pasarnya sendiri dan bertumbuh dengan pesat didukung oleh perkembangan platform digital di Indonesia.
Salah satu pelaku usaha yang serius terjun dalam bisnis artisan adalah Anne Natalia, founder brand Jetalla' Aneiu. Anne menceritakan keinginannya terjun dalam bisnis artisan ini berangkat dari kecintaannya mengoleksi tas mewah.
“Saat saya mengikuti pameran Hermes di Singapura saya melihat proses produksinya dan ternyata Hermes juga memulai bisnis dari bawah,” tuturnya saat menjadi pembicara dalam Womenpreneur Conference dengan subtema Masa Depan di Tangan Bisnis Artisan.
Dari situ, dia dan sang suami, Paul, mulai mempelajari cara pembuatan tas kulit hingga mengikuti kursus artisan kulit hingga ke Swiss. Sampai akhirnya mereka pun mulai mendirikan brand Jetalla' Aneiu pada 2015 dimana seluruh tas diproduksi secara handmade dengan menggunakan material premium. Hingga kini sudah ada ratusan tas, dompet, pouch, hingga bag charm yang mereka produksi.
Meski permintaan terus meningkat, tetapi Anne dan Paul masih tetap mengerjakan seluruh pesanan tersebut berdua karena idealismenya yang ingin tetap menghasilkan produk tas mewah dan berkualitas yang seluruh proses produksinya menggunakan tangan.
Adapun, semua produknya terbuat dari bahan kulit sapi dan kulit kambing yang diimpor langsung melalui penyamak asal Prancis dan Jerman. Bahkan tidak hanya kulitnya, semua perlengkapan dan alat kerja diimpor dari luar negeri
Setidaknya, dalam satu bulan Anne dan suaminya hanya dapat memproduksi 4 hingga 5 tas. Sebab, untuk membuat 1 tas saja dibutuhkan waktu kurang lebih 60 jam, mulai dari membuat pola, menyiapkan bahan, menjahit, mengelem, dan melakukan finishing.
Jika ditotal secara keseluruhan maka perlu waktu sekitar 5 hingga 7 hari untuk benar-benar menghasilkan tas yang sesuai dengan keinginan dan pesanan konsumen, baik dari material, teknik, hingga detail.
“Saat ini jika ada yang ingin memesan, harus menunggu sampai Mei 2025 karena kapasitas terbatas dan permintaan yang terus bertambah. Saat ini kami masih mengerjakan berdua, ada personal touch di sana sehingga pelanggan merasa puas dengan hasilnya,” tutur Anne.
Adapun untuk harga satu buah tas yang diproduksi mulai dari Rp20 juta ke atas. Para pelanggannya pun tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi juga banyak pesanan yang datang dari luar negeri mulai dari Australia, Taiwan, China, London, UK, Eropa, hingga Kuwait.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Sesuatu yang dibuat secara handmade dengan menggunakan bahan-bahan premium tentu saja menghasilkan produk yang eksklusif kualitas tinggi. Jika dibandingkan dengan produksi massal dengan mesin, barang-barang ini membutuhkan waktu dan ketelitian yang lebih sehingga sering disebut sebagai produk artisan.
Baca juga: 7 Hierarki Brand Mewah, dari Everyday Luxury hingga Bespoke
Di Indonesia memang belum banyak brand yang menghadirkan produk artisan. Namun, produk tersebut telah memiliki pasarnya sendiri dan bertumbuh dengan pesat didukung oleh perkembangan platform digital di Indonesia.
Salah satu pelaku usaha yang serius terjun dalam bisnis artisan adalah Anne Natalia, founder brand Jetalla' Aneiu. Anne menceritakan keinginannya terjun dalam bisnis artisan ini berangkat dari kecintaannya mengoleksi tas mewah.
“Saat saya mengikuti pameran Hermes di Singapura saya melihat proses produksinya dan ternyata Hermes juga memulai bisnis dari bawah,” tuturnya saat menjadi pembicara dalam Womenpreneur Conference dengan subtema Masa Depan di Tangan Bisnis Artisan.
Dari situ, dia dan sang suami, Paul, mulai mempelajari cara pembuatan tas kulit hingga mengikuti kursus artisan kulit hingga ke Swiss. Sampai akhirnya mereka pun mulai mendirikan brand Jetalla' Aneiu pada 2015 dimana seluruh tas diproduksi secara handmade dengan menggunakan material premium. Hingga kini sudah ada ratusan tas, dompet, pouch, hingga bag charm yang mereka produksi.
Meski permintaan terus meningkat, tetapi Anne dan Paul masih tetap mengerjakan seluruh pesanan tersebut berdua karena idealismenya yang ingin tetap menghasilkan produk tas mewah dan berkualitas yang seluruh proses produksinya menggunakan tangan.
Adapun, semua produknya terbuat dari bahan kulit sapi dan kulit kambing yang diimpor langsung melalui penyamak asal Prancis dan Jerman. Bahkan tidak hanya kulitnya, semua perlengkapan dan alat kerja diimpor dari luar negeri
Setidaknya, dalam satu bulan Anne dan suaminya hanya dapat memproduksi 4 hingga 5 tas. Sebab, untuk membuat 1 tas saja dibutuhkan waktu kurang lebih 60 jam, mulai dari membuat pola, menyiapkan bahan, menjahit, mengelem, dan melakukan finishing.
Jika ditotal secara keseluruhan maka perlu waktu sekitar 5 hingga 7 hari untuk benar-benar menghasilkan tas yang sesuai dengan keinginan dan pesanan konsumen, baik dari material, teknik, hingga detail.
“Saat ini jika ada yang ingin memesan, harus menunggu sampai Mei 2025 karena kapasitas terbatas dan permintaan yang terus bertambah. Saat ini kami masih mengerjakan berdua, ada personal touch di sana sehingga pelanggan merasa puas dengan hasilnya,” tutur Anne.
Adapun untuk harga satu buah tas yang diproduksi mulai dari Rp20 juta ke atas. Para pelanggannya pun tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi juga banyak pesanan yang datang dari luar negeri mulai dari Australia, Taiwan, China, London, UK, Eropa, hingga Kuwait.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.