Begini Karakteristik Gen Z saat Mengonsumsi Brand Fashion, Makeup, dan Minuman
11 July 2023 |
17:07 WIB
Generasi Z (gen Z) punya segudang cara unik dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Termasuk sebagai konsumen, mereka ternyata memiliki karakteristik tersendiri yang cukup berbeda jika dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.
Dalam hal berbelanja, generasi ini cukup memperhatikan kelengkapan berbagai macam aspek. Tidak hanya harga, kualitas dan ragam faktor lainnya juga menjadi patokan gen Z dalam membeli sebuah produk.
Karakteristik tersebut dibahas lengkap dalam panel diskusi Indonesia Womenprenerur Conference (IWC) dalam tajuk Konsumen Gen Z Punya Cerita di Plaza Indonesia pada Selasa (11/7/2023). Dian Fiona selaku CO-Founder Jiniso mengatakan jika konsumen gen Z memiliki karakteristik yang cukup menantang untuk membuat brand fashion terus bertumbuh.
Baca juga: 5 Brand Fashion Lokal yang Jadi Acuan Milenial dan Gen Z
Brand busana jeans lokal yang berdiri pada 2014 tersebut cukup bergantung pada konsumen-konsumen pada usia gen Z dan milenial. Menariknya, Dian menyebut generasi Z sangat tak suka dengan model penjualan hard selling. Jika generasi sebelumnya senang berburu ketika barang didiskon, mereka malah curiga jika barang itu punya kualitas bahan yang tidak baik dan mudah rusak.
“Kalau di fashion ini kita enggak bisa hard sell apalagi saat diskon, nanti mereka malah akan merasa 'ada niat apa nih?' Cuci gudang barang-barang yang enggak laku atau gimana? Jadi gen Z kalau untuk urusan fashion, sangat memperhatikan kualitas bahan,” kata Dian.
Lizzie Para, Beauty Vlogger dan Founder BLP - brand makeup lokal - justru mengungkap kebalikkan fakta yang terjadi untuk brand makeup. Jika di industri fesyen barang-barang diskon dicurigai, generasi Z justru sangat menantikan diskon untuk produk-produk riasan wajah.
BLP yang menggebrak industri makeup lokal dengan produk lip coat tersebut mengaku jika produk perdana yang mereka luncurkan ini masih menjadi best seller. Menurut Lizzie, gen Z menyukai makeup yang praktis, simpel, multifungsi, dan dapat digunakan setiap hari. Untuk urusan harga, Lizzie mengakui bahwa gen Z cukup berorientasi pada harga-harga murah.
Lizzie juga melihat pergeseran tren rekomendasi produk makeup di kalangan gen Z. Sekitar beberapa tahun lalu, mereka banyak mempercayakan diri dengan rekomendasi produk dari beauty influencer atau vlogger. Namun sekarang, generasi ini tampaknya lebih suka rekomendasi dari komunitas kecil yang ada di sekitarnya.
“Mereka sudah tidak terlalu mendengar para KOL. Gen Z suah jadi tipe konsumen yang suka mendengar komunitas sekelilingnya. Jadi mereka lebih percaya sama followers-followers mereka aja atau berbasis komunitas kecil,” jelas Lizzie.
Sementara dalam industri Food &Beverage (F&B) yang kian digandrungi gen Z, Founder Kopi Soe Sylviana Surya mengatakan bahwa mereka menyukai hal yang baru, unik, dan enak untuk dimakan. Salah satu signature menu Kopi Soe, Rum Regal pun sukses mengantarkan Kopi Soe dilirik oleh konsumen gen Z. Itu karena belum banyaknya kopi dengan varian Rum Regal saat produk ini dikeluarkan 2017 lalu.
Sylviana yang juga bekerja di balik produk Menantea milik Jerome Poline mengatakan jika gen Z cukup bergantung pada kisah dan nilai di balik brand. Lewat kekuatan influencer seperti Jeorme Poline, Menantea sudah mendapatkan puluhan ribu followers Instagram meski belum mengunggah foto menu apa pun kala itu.
“Ini bukti jika story telling di balik brand yang diramu sedemikian rupa oleh Jerome sukses meraup antusiasme besar. Ini juga ciri mereka tidak suka hard selling,” jelas Sylviana.
Terakhir, Sylviana mengatakan jika generasi muda ini sangat suka terlibat langsung dengan brand. "Mereka ikut kasih pendapat dalam pembuatan logo, warna, atau apa misalnya. Kita lempar saja pertanyaan di Instagram, nanti mereka akan menanggapi. Jadi seperti ada sense belonging antara konsumen dengan brand, sekaligus memupuk nilai suatu brand yang memang sesuai dengan karakteristik mereka,” jelasnya.
Baca juga: Intip Kebiasaan Gen Z yang Disebut Doyan Traveling
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Dalam hal berbelanja, generasi ini cukup memperhatikan kelengkapan berbagai macam aspek. Tidak hanya harga, kualitas dan ragam faktor lainnya juga menjadi patokan gen Z dalam membeli sebuah produk.
Karakteristik tersebut dibahas lengkap dalam panel diskusi Indonesia Womenprenerur Conference (IWC) dalam tajuk Konsumen Gen Z Punya Cerita di Plaza Indonesia pada Selasa (11/7/2023). Dian Fiona selaku CO-Founder Jiniso mengatakan jika konsumen gen Z memiliki karakteristik yang cukup menantang untuk membuat brand fashion terus bertumbuh.
Baca juga: 5 Brand Fashion Lokal yang Jadi Acuan Milenial dan Gen Z
Produk Fashion & Makeup
Brand busana jeans lokal yang berdiri pada 2014 tersebut cukup bergantung pada konsumen-konsumen pada usia gen Z dan milenial. Menariknya, Dian menyebut generasi Z sangat tak suka dengan model penjualan hard selling. Jika generasi sebelumnya senang berburu ketika barang didiskon, mereka malah curiga jika barang itu punya kualitas bahan yang tidak baik dan mudah rusak.“Kalau di fashion ini kita enggak bisa hard sell apalagi saat diskon, nanti mereka malah akan merasa 'ada niat apa nih?' Cuci gudang barang-barang yang enggak laku atau gimana? Jadi gen Z kalau untuk urusan fashion, sangat memperhatikan kualitas bahan,” kata Dian.
Lizzie Para, Beauty Vlogger dan Founder BLP - brand makeup lokal - justru mengungkap kebalikkan fakta yang terjadi untuk brand makeup. Jika di industri fesyen barang-barang diskon dicurigai, generasi Z justru sangat menantikan diskon untuk produk-produk riasan wajah.
BLP yang menggebrak industri makeup lokal dengan produk lip coat tersebut mengaku jika produk perdana yang mereka luncurkan ini masih menjadi best seller. Menurut Lizzie, gen Z menyukai makeup yang praktis, simpel, multifungsi, dan dapat digunakan setiap hari. Untuk urusan harga, Lizzie mengakui bahwa gen Z cukup berorientasi pada harga-harga murah.
Indonesia Womenpreneur Conference (Sumber gambar: Indah Permata Hati/Hypeabis.id)
“Mereka sudah tidak terlalu mendengar para KOL. Gen Z suah jadi tipe konsumen yang suka mendengar komunitas sekelilingnya. Jadi mereka lebih percaya sama followers-followers mereka aja atau berbasis komunitas kecil,” jelas Lizzie.
Produk Makanan & Minuman
Sementara dalam industri Food &Beverage (F&B) yang kian digandrungi gen Z, Founder Kopi Soe Sylviana Surya mengatakan bahwa mereka menyukai hal yang baru, unik, dan enak untuk dimakan. Salah satu signature menu Kopi Soe, Rum Regal pun sukses mengantarkan Kopi Soe dilirik oleh konsumen gen Z. Itu karena belum banyaknya kopi dengan varian Rum Regal saat produk ini dikeluarkan 2017 lalu.Sylviana yang juga bekerja di balik produk Menantea milik Jerome Poline mengatakan jika gen Z cukup bergantung pada kisah dan nilai di balik brand. Lewat kekuatan influencer seperti Jeorme Poline, Menantea sudah mendapatkan puluhan ribu followers Instagram meski belum mengunggah foto menu apa pun kala itu.
“Ini bukti jika story telling di balik brand yang diramu sedemikian rupa oleh Jerome sukses meraup antusiasme besar. Ini juga ciri mereka tidak suka hard selling,” jelas Sylviana.
Terakhir, Sylviana mengatakan jika generasi muda ini sangat suka terlibat langsung dengan brand. "Mereka ikut kasih pendapat dalam pembuatan logo, warna, atau apa misalnya. Kita lempar saja pertanyaan di Instagram, nanti mereka akan menanggapi. Jadi seperti ada sense belonging antara konsumen dengan brand, sekaligus memupuk nilai suatu brand yang memang sesuai dengan karakteristik mereka,” jelasnya.
Baca juga: Intip Kebiasaan Gen Z yang Disebut Doyan Traveling
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.