Ini Dia Konsep Pemasaran Baru yang Diperkenalkan Hermawan Kartajaya
11 July 2023 |
06:30 WIB
Pendekatan dalam proses pemasaran terus mengalami perubahan pesat, terutama sejak pandemi Covid-19 yang membuat dinamika kehidupan kian menantang. Beragam strategi harus dilakukan perusahaan atau pelaku bisnis untuk menangkap peluang yang lebih besar sehingga dapat terus bertumbuh dan berkembang terutama pada era postnormal saat ini.
Konsep pemasaran saat ini tidak lagi bisa berfokus pada product centrics yang dikenal dengan konsep 4Ps (Product, Price, Place, Promotion) tetapi harus memiliki inovasi berkelanjutan di masa perubahan yang masif ini.
Baca juga: Diburu Pencinta Kuliner, Begini Strategi Pemasaran Sambal Bu Nik Gaet Pelanggan
Para pelaku usaha perlu mengenali dan memenuhi kebutuhan target pasar melalui konsep pemasaran berbasis kewirausahaan generasi baru. Konsep ini memberikan pendekatan yang lebih komprehensif dengan ciri kelincahan, fleksibilitas, kreativitas, dan konvergensi berbagai perbedaan dalam organisasi.
Konsep yang mendorong dunia bisnis mengadopsi pendekatan pemasaran dengan menggabungkan profesionalisme dan kewirausahaan tersebut diperkenalkan oleh ahli pemasaran Indonesia, Hermawan Kartajaya, dalam buku kesebelasan berjudul Entrepreneurial Marketing: Beyond Professionalism to Creativity, Leadership, and Sustainability.
Buku Entrepreneurial Marketing yang ditulis Hermawan bersama Philip Kotler, Hooi Den Huan, dan Jacky Mussry ini memberikan pemahaman mendalam tentang pemasaran berbasis kewirausahaan yang inovatif dan tajam. Pertama kali diperkenalkan di Jenewa, Swiss lalu dan kembali diluncurkan di Embassy of Indonesia, Singapore.
Buku setebal 288 halaman ini mengajarkan bagaimana cara untuk menyeimbangkan antara kedisiplinan dalam sikap profesional dan kreativitas dalam sikap entrepreneurial. Pasalnya saat ini industri dan market tidak lagi bisa disikapi dengan pendekatan professional saja karena terlalu normatif.
Ketika professional ini diimbangi dengan sikap entrepreneurial maka seseorang bisa melakukan improvisasi dalam setiap keadaan dan lebih fleksibel melakukan penyesuaian.
Buku Entrepreneurial Marketing ini juga menjabarkan lebih komprehensif mengenai konsep Omnihouse Model yang menawarkan perspektif yang lebih holistik.
Ada dua klaster dalam konsep omnihouse model ini yakni klaster entrepreneurial yang terdiri dari elemen-elemen creativity, innovation, entrepreneurship, dan leadership (CI-EL) dan klaster professionalism yang terdiri dari elemen-elemen productivity, improvement, professionalism, dan management (PI-PM).
Kedua klaster tersebut berjalan bersamaan dengan dukungan aspek marketing, teknologi, kemanusiaan, dan finance yang seluruhnya ditunjang oleh operasional yang mendukung berjalannya omnihouse model.
Masing-masing klaster dalam model tersebut disimbolkan oleh tokoh-tokoh Punakawan dan Pandawa. Konsep ini diadopsi sebagai simbol-simbol kapabilitas baru yang berakar dari budaya Indonesia dan merupakan konsep pertama yang diterbitkan dalam buku berskala internasional dengan penjelasan yang cukup rinci pada bagian apendiks buku Entrepreneurial Marketing tersebut.
Representasi (CI-EL) terdapat dalam Punakawan yakni Creativity direpresentasikan oleh tokoh Bagong, yang dikenal sebagai pribadi dengan kreativitas tinggi dan mampu memberikan ide-ide baru; Innovation direpresentasikan oleh tokoh Petruk, dikenal sebagai pribadi yang cepat tanggap dan memiliki kemampuan untuk berani berinovasi di berbagai situasi.
Kemudian, Entrepreneurship direpresentasi oleh tokoh Gareng, dikenal sebagai pribadi yang dapat membuka kesempatan untuk masuk dalam dunia kewirausahaan. Dan Leadership direpresentasikan oleh tokoh Semar, dikenal sebagai pribadi yang memiliki kebijaksanaan untuk memberikan nasihat sebagaimana sosok pemimpin bertindak dalam suatu kelompok.
Adapun representasi PI-PM terdapat dalam Pandawa yakni Productivity direpresentasikan oleh tokoh Nakula dan Sadewa, dikenal sebagai dua pribadi dengan wawasan pengetahuan yang tinggi; Improvement direpresentasikan oleh tokoh Arjuna, dikenal sebagai pribadi yang konsisten dalam mengembangkan keterampilannya.
Baca juga: Begini Langkah-Langkah Membangun Fondasi Pemasaran Digital yang Efektif
Kemudian, professionalism direpresentasikan oleh tokoh Bhima, dikenal sebagai pribadi dengan tekad besar untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sekaligus memimpin kelompoknya saat bertarung.
Adapun management direpresentasikan oleh tokoh Yudhistira yang jujur, adil, dan memiliki toleransi tinggi. Hal ini menjadikan pribadi Yudhistira sebagai pribadi yang selalu fokus ke depan dalam memberikan arahan dengan konsep manajemen agar tepat sasaran.
Editor: Fajar Sidik
Konsep pemasaran saat ini tidak lagi bisa berfokus pada product centrics yang dikenal dengan konsep 4Ps (Product, Price, Place, Promotion) tetapi harus memiliki inovasi berkelanjutan di masa perubahan yang masif ini.
Baca juga: Diburu Pencinta Kuliner, Begini Strategi Pemasaran Sambal Bu Nik Gaet Pelanggan
Para pelaku usaha perlu mengenali dan memenuhi kebutuhan target pasar melalui konsep pemasaran berbasis kewirausahaan generasi baru. Konsep ini memberikan pendekatan yang lebih komprehensif dengan ciri kelincahan, fleksibilitas, kreativitas, dan konvergensi berbagai perbedaan dalam organisasi.
Konsep yang mendorong dunia bisnis mengadopsi pendekatan pemasaran dengan menggabungkan profesionalisme dan kewirausahaan tersebut diperkenalkan oleh ahli pemasaran Indonesia, Hermawan Kartajaya, dalam buku kesebelasan berjudul Entrepreneurial Marketing: Beyond Professionalism to Creativity, Leadership, and Sustainability.
Buku Entrepreneurial Marketing yang ditulis Hermawan bersama Philip Kotler, Hooi Den Huan, dan Jacky Mussry ini memberikan pemahaman mendalam tentang pemasaran berbasis kewirausahaan yang inovatif dan tajam. Pertama kali diperkenalkan di Jenewa, Swiss lalu dan kembali diluncurkan di Embassy of Indonesia, Singapore.
Buku setebal 288 halaman ini mengajarkan bagaimana cara untuk menyeimbangkan antara kedisiplinan dalam sikap profesional dan kreativitas dalam sikap entrepreneurial. Pasalnya saat ini industri dan market tidak lagi bisa disikapi dengan pendekatan professional saja karena terlalu normatif.
Ketika professional ini diimbangi dengan sikap entrepreneurial maka seseorang bisa melakukan improvisasi dalam setiap keadaan dan lebih fleksibel melakukan penyesuaian.
Buku Entrepreneurial Marketing ini juga menjabarkan lebih komprehensif mengenai konsep Omnihouse Model yang menawarkan perspektif yang lebih holistik.
Ada dua klaster dalam konsep omnihouse model ini yakni klaster entrepreneurial yang terdiri dari elemen-elemen creativity, innovation, entrepreneurship, dan leadership (CI-EL) dan klaster professionalism yang terdiri dari elemen-elemen productivity, improvement, professionalism, dan management (PI-PM).
Kedua klaster tersebut berjalan bersamaan dengan dukungan aspek marketing, teknologi, kemanusiaan, dan finance yang seluruhnya ditunjang oleh operasional yang mendukung berjalannya omnihouse model.
Masing-masing klaster dalam model tersebut disimbolkan oleh tokoh-tokoh Punakawan dan Pandawa. Konsep ini diadopsi sebagai simbol-simbol kapabilitas baru yang berakar dari budaya Indonesia dan merupakan konsep pertama yang diterbitkan dalam buku berskala internasional dengan penjelasan yang cukup rinci pada bagian apendiks buku Entrepreneurial Marketing tersebut.
Representasi (CI-EL) terdapat dalam Punakawan yakni Creativity direpresentasikan oleh tokoh Bagong, yang dikenal sebagai pribadi dengan kreativitas tinggi dan mampu memberikan ide-ide baru; Innovation direpresentasikan oleh tokoh Petruk, dikenal sebagai pribadi yang cepat tanggap dan memiliki kemampuan untuk berani berinovasi di berbagai situasi.
Kemudian, Entrepreneurship direpresentasi oleh tokoh Gareng, dikenal sebagai pribadi yang dapat membuka kesempatan untuk masuk dalam dunia kewirausahaan. Dan Leadership direpresentasikan oleh tokoh Semar, dikenal sebagai pribadi yang memiliki kebijaksanaan untuk memberikan nasihat sebagaimana sosok pemimpin bertindak dalam suatu kelompok.
Adapun representasi PI-PM terdapat dalam Pandawa yakni Productivity direpresentasikan oleh tokoh Nakula dan Sadewa, dikenal sebagai dua pribadi dengan wawasan pengetahuan yang tinggi; Improvement direpresentasikan oleh tokoh Arjuna, dikenal sebagai pribadi yang konsisten dalam mengembangkan keterampilannya.
Baca juga: Begini Langkah-Langkah Membangun Fondasi Pemasaran Digital yang Efektif
Kemudian, professionalism direpresentasikan oleh tokoh Bhima, dikenal sebagai pribadi dengan tekad besar untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sekaligus memimpin kelompoknya saat bertarung.
Adapun management direpresentasikan oleh tokoh Yudhistira yang jujur, adil, dan memiliki toleransi tinggi. Hal ini menjadikan pribadi Yudhistira sebagai pribadi yang selalu fokus ke depan dalam memberikan arahan dengan konsep manajemen agar tepat sasaran.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.